Title:
BISCUIT
Scriptwriter:
NanaJji (@nana.novita)
Cast(s):
Oh Sehun [EXO] || Kim Soojin [OC]
|| Kim Jongin [EXO]
Genre:
Comedy. Friendship.
Duration:
Vignette
Rating:
G
Summary:
Haruskah ia memberitahu Soojin tentang apa yang
ingin ia beli?
.
“Oppa sungguh ingin membeli itu?” tanya Soojin
tak percaya. Sehun hanya dapat mengangguk dengan polos.
.
.
.
Cuaca begitu panas sore itu, Soojin yang tengah
melangkah santai sepulang mengerjakan tugas di rumah Yooji pun memutuskan untuk
membeli minum. Kebetulan di perempatan jalan dekat rumahnya terdapat minimarket, ia pun akhirnya memasuki
tempat itu.
Berdiri di depan lemari pendingin, Soojin menopang
dagunya sambil berpikir. “Ah, apa
yang harus aku beli?” tanyanya sambil meneliti satu per satu minuman di dalam
sana. Sampai pada satu kemasan jus instan, gadis itu berseru girang. “Rasa
kesukaanku!” Soojin langsung mengambil jus kemasan dengan ras mix vegetables
itu.
Setelah mendapat minuman yang diincarnya, gadis itu
berkeliling mengitari minimarket
untuk mencari cemilan ringan sebagai teman nonton TVnya di rumah nanti. Tak
sengaja mata Soojin menemukan sepotong kepala yang tampak dari sela-sela
deretan rak yang penuh dengan barang.
Gadis itu langsung saja menghampiri kepala yang begitu ia kenal, laki-laki
itu sedang berdiri di depan deretan rak dengan berbagai macam biskuit.
“Oppa!”
seru Soojin sambil menepuk pelan bahu Sehun. Laki-laki itu menatap kemunculan
Soojin dengan sangat terkejut. “Sedang apa oppa
ada disini?” tanya gadis itu basa-basi. Ia memperhatikan Sehun yang bertingkah
mencurigakan.
“Aku ingin membeli sesuatu,” jawab Sehun singkat
sambil terus memperhatikan deretan biskuit di hadapannya. Soojin menghembuskan
napas singkat, tentu saja Soojin tahu keberadaan Sehun disana memang untuk membeli
sesuatu, memangnya ia mau berlatih gym
disana?
“Ayolah, oppa.
Maksudku bukan seperti itu. Oppa mau
membeli apa?” tanya Soojin dengan lebih jelas. Sehun kini menatap Soojin yang
ada di sampingnya dengan ragu. Haruskah ia memberitahu Soojin tentang apa yang
ingin ia beli?
Sehun memperhatikan Soojin lekat-lekat. “Bisakah kau
membantuku?” tanya Sehun serius. Soojin pun memandangnya tak mengerti. Kedua
alis gadis itu mengkerut sempurna. “Aku ingin membeli itu.” Sehun melirik
kearah deretan kotak biskuit berwarna hijau di bagian bawah rak.
Soojin hampir saja mengeluarkan tawa keras, namun
beruntung di tahannya kala tatap mata tajam Sehun layangkan pada gadis itu. “Oppa sungguh ingin membeli itu?” tanya
Soojin tak percaya. Sehun hanya dapat mengangguk dengan polos. “Apa rasanya
enak? Oppa pernah mencobanya?” Terus
saja Soojin bertanya. Ia sungguh tak percaya atas apa yang terjadi di
hadapannya kini.
“Aku sudah pernah mencobanya dan rasanya enak. Puas?”
jawab Sehun kesal karena Soojin yang terus saja menahan tawa dan bertanya
ini-itu pada Sehun. “Kau bisa membantuku atau tidak?”
Soojin seketika menghentikan tawa kecilnya lalu
menatap Sehun serius. “Oke, baiklah. Aku akan membantu oppa.” Sehun mengulum senyum setelah mendengar jawaban Soojin,
namun setelahnya ia kembali tampak sedih. Dengan hanya gestur bibir tanpa
suara, Sehun bertanya ‘bagaimana?’ pada gadis itu. Ia sedaritadi memikirkan ide
agar tidak mempermalukannya karena membeli biskuit itu.
Soojin mengetuk-ngetukkan jari telunjuk di dagunya.
Gadis itu berpikir dan akhirnya mendapatkan satu ide cemerlang. “Oppa bisa berakting, kan?” Sehun
mengangguk. “Kalau begitu ikuti saja aku, oke?” Sehun kembali mengangguk. Ia
sepenuhnya menyerahkan nasib pada Soojin. Satu yang benar-benar ia inginkan
saat ini. Ia harus bisa memakan biskuit itu.
Sehun mengikuti langkah Soojin menuju kasir. Sekitar
tiga sampai dua meter sebelumnya, Soojin mulai melancarkan aksinya. “Oppa, apa kau yakin keponakanmu akan
menyukai biskuit ini?” tanya Soojin sambil mengacungkan kotak biskuit itu.
Mendengar pertanyaan Soojin, Sehun langsung mengerti
rencana gadis itu. “Entahlah, bayi itu menangis sedaritadi. Aku pernah melihat noona-ku memberikannya biskuit itu. Lagi
pula itu biskuit bayi, ia seharusnya suka kan?”
Mereka sampai di depan kasir lalu mulai membayar
tagihan. Soojin menyodorkan minumannya untuk di bayar sekalian dengan belanjaan
Sehun. Gadis itu hanya menunjukkan deretan giginya kala Sehun menatapnya tajam.
Tapi tidak apalah, gadis itu sudah membantunya kali ini.
“Untuk biskuit ini, kami sedang ada promo beli dua
gratis satu, apa anda ingin mengambil satu bungkus lagi?” tanya petugas kasir
dengan sopan. Sehun langsung
membelalakan matanya. Soojin menangkap sinyal negatif dari ekspresi Sehun itu
langsung mengambil tindakan sebelum laki-laki itu bersorak gembira yang pada
akhirnya menghancurkan semua usaha mereka untuk berakting dengan begitu
natural.
“Oh,
benarkah? Bagaimana kalau oppa ambil
dua saja? Kurasa Sera eonni akan
senang,” ujar Soojin kembali dengan berakting. Sehun kembali membiasakan
wajahnya. Sungguh, Soojin kali ini benar-benar membantunya untuk keluar dari
situasi memalukan ini.
“Baiklah, saya ambil dua kotak saja,” ujar Sehun
lalu. Ia mulai membayar pada petugas kasir. Dengan senyum mengembang gembira,
Sehun keluar dari minimarket itu.
Namun berbeda dengannya, Soojin malah tertawa sangat keras.
“Hahahahaha!!
Oppa, aku sungguh tak percaya oppa membeli biskuit bayi! Apa oppa sering melakukannya?” tanya Soojin
dengan tawa tak terhenti. Ia memegang perutnya yang terasa sakit akibat tertawa
berlebihan. Sehun hanya mampu bermuka masam. Seharusnya ia tahu bahwa Soojin
akan mengejeknya.
“Ya!
Kecilkan suaramu! Apa kau mau mempermalukanku??” ucapnya dengan kesal. Soojin
seketika mengecilkan volume tawanya. “Ini baru pertama kali aku melakukannya,
ya. Aku cuma ingin memakannya kali ini saja!” tegas Sehun lagi.
Dengan masih memegangi perut untuk menahan tawa,
Soojin mengangguk-anggukkan kepalanya. “Baiklah, baiklah. Aku tidak akan
menyinggungnya lagi,” ujar Soojin dengan tenang. Tapi begitu matanya menemukan
wajah Sehun, gadis itu kembali tertawa.
“YA!!”
teriak Sehun geram sambil melingkarkan tangannya di leher Soojin seakan
mencekik gadis itu. Soojin terbatuk-batuk dalam tawanya. Sehun benar-benar
membuatnya kehabisan napas, tega sekali laki-laki itu.
“Ah! Kau
disini rupanya. Aku mencarimu kemana-mana, Sehun-ah!!” Jongin datang menghampiri Sehun dan Soojin. “Soojin-ah, kau bersama Sehun?” tanya Jongin
kala melihat keberadaan Soojin disana. Seingatnya tadi Sehun hanya meminta izin
untuk keluar membeli sesuatu, tapi tak Jongin sangka laki-laki itu akan menemui
Soojin. “Kalian pergi berdua??” tanya Jongin lagi.
Saat Sehun lengah dengan kedatangan Jongin, Soojin
langsung melarikan diri dari jeratan tangan Sehun di lehernya. “Aku hanya tak
sengaja bertemu Sehun oppa di minimarket itu,” ujar Soojin yang kini
sudah berdiri di belakang Jongin. Gadis itu menyulurkan lidahnya kala melihat
Sehun yang mengancam melalui tatapannya.
“Ya! Apa
kau tahu? Tadi ketika aku lewat di depan rumahmu, kekasihmu yang bernama Jeon
Jungkook itu menunggu dengan kesal disana. Memangnya di rumahmu tidak ada
siapa-siapa? Aku sungguh tak membayangkan bagaimana seandainya Jungkook yang
menemukan kalian berdua seperti tadi,” ujar Jongin dengan prihatin. Jelas saja
nasib Soojin ataupun Sehun tak akan baik-baik saja jika hal itu terjadi.
Mengingat keberadaan Sehun sebagai mantan kekasih Soojin, Jungkook pastilah
akan merutuk kesal sampai berhari-hari.
“Benarkah, oppa?
Seperti biasa, eomma dan appa bekerja. Lalu Myungsoo oppa pergi dengan Soojung eonni, Taehyung oppa juga pergi dengan Jimin oppa.”
Soojin mengambil ponselnya. Dan di layar terdepan terdapat banyak notifikasi
dari Jungkook, baik pesan ataupun sambungan telepon yang terputus. Soojin sama
sekali tidak menyadarinya. “Aahhhh!!!
Aku harus segera pulang!!!” teriak Soojin lalu pergi meninggalkan Sehun dan
Jongin yang melihat kepergiannya dalam diam. Jongin menggelengkan kepalanya,
kasihan sekali Soojn, pasti gadis itu akan mendapatkan omelan panjang dari
Jungkook.
Setelah Soojin berbelok kiri di ujung jalan, Jongin
kini menatap Sehun yang ada di hadapannya. “Apa saja yang kau beli, hm? Lama sekali!” Jongin meraih kantong
plastik yang Sehun bawa. Tiba-tiba Sehun teringat akan isi kantong plastik itu.
Dengan cepat ia menariknya kembali dari Jongin.
“Soojin-ah!
Tolong aku!!” teriak Sehun hendak berlari meninggalkan Jongin, tapi tangan temannya
itu lebih dulu mencegahnya.
“Tolong apa, hah?
Kemarikan bungkus itu!!” Kini Jongin menarik plastik itu lagi, tapi dengan kuat
Sehun menahannya. “Kemarikan, Oh Sehun! Memangnya apa yang kau beli?!”
Sehun menarik bungkusannya, tapi pegangan Jongin terlalu
kuat. Pada akhirnya mereka hanya saling tarik-menarik bungkus plastik itu. “Aku
harus memberikan minuman Soojin, ia melupakannya!” Dengan sekali hentakan
keras, Sehun berhasil meraih plastik itu lalu berlari kearah rumah Soojin.
“Ya! Oh
Sehun! Jangan mencari masalah!!” Jongin berteriak sambil berlari di belakang
Sehun. Jongin tentunya akan menghalangi Sehun untuk datang ke rumah Soojin.
Laki-laki itu sungguh mau bunuh diri. Bukankah tadi Jongin sudah katakan bahwa
di rumah Soojin ada Jungkook? Kedatangannya hanya memperkeruh suasana.
“OH SEHUN!! KEMARI KAU!!”
.
.
.
FIN
A/N:
Jalan
cerita yang aneh kan? Tapi percaya gak percaya, ini pengalaman aku sendiri
yaaa.. tapi aku bukan jadi Sehunnya, ak cuma jadi Soojin yang bantuin temenku
yang tiba-tiba mau makan biskuit bayi. Katanya sih enak, tapi aku gak pengin
cobain sama sekali.. ckckckkck
Segitu
aja curhatnya.. mind to review??
Komentar
Posting Komentar