Langsung ke konten utama

[Oneshot] Past

Title:
Past
Scriptwriter:
NanaJji (@nana.novita)
Cast(s):
Jeon Jungkook [BTS] || Kim Soojin [OC] || Kim Taehyung [BTS] || Park Yooji [OC] || and the other cast(s)
Genre:
Romance. Family. Friendship.
Duration:
Oneshot
Rating:
Teen
Summary:
Masa lalu sudah terlewati. Jangan coba mengingatnya lagi.
.
.
.

“Jeon Jungkookie!!!”
“Minie oppa!!”
Taehyung harus menahan telinganya untuk terjaga dengan baik akibat kedua teriakan gadis yang kini duduk di sebelahnya. Ayolah, mereka hanya sedang menonton perlombaan dance, bukan sedang menonton konser seorang idola. Tapi Soojin dan Yooji bahkan berteriak seakan yang ada di atas panggung adalah Big Bang.
Ya, ya!! Teriakan kalian menyakiti telingaku. Yang lain bahkan tak ada yang berteriak, hanya kalian,” sindir Taehyung sambil menutupi telinganya seakan itu benar-benar menyakitkan. Soojin dan Yooji tetap berteriak tanpa menghiraukan kalimat Taehyung, bahkan terdengar semakin keras.
Sebenarnya Taehyung sedikit iri dengan Jungkook juga Jimin yang mendapat teriakan dari dua gadis itu. Andai ia yang berada di atas panggung mungkin namanya yang akan Soojin dan Yooji teriaki. Tapi Taehyung merasa lebih kasihan pada Hoseok, ia ada di atas panggung tapi tak ada yang meneriakkan namanya.
“JUNG HOSEOK!!!”
Akhirnya Taehyung sendiri yang meneriakkan nama Hoseok, bahkan suaranya mengalahkan teriakan dua orang gadis itu. Benar-benar menakjubkan! Soojin dan Yooji diam seketika akibat teriakan tiba-tiba Taehyung dan menatap laki-laki itu terheran. Beberapa detik termangu pada Taehyung, Soojin dan Yooji langsung mengambil tindakan pencegahan.
“JEON JUNGKOOK!!”
“PARK JIMIN!!”
Yah, pada akhirnya ruangan itu di penuhi oleh teriakan mereka bertiga, sementara penonton lain hanya diam menatap heran ketiga orang itu. Tapi memang bukan hal yang sia-sia untuk dilakukan karena ketiga orang yang mereka teriaki menari sangat cantik di atas panggung, bahkan setelah musik selesai, para penonton sibuk memberikan tepuk tangan meriah. Namun tetap, Taehyung, Soojin, dan Yooji yang paling meriah. Mereka tak bisa berhenti berteriak. Sungguh.
Hoseok, Jimin, dan Jungkook mengakhiri tarian mereka dengan ucapan terima kasih serta bungkukkan badan, lalu kembali ke belakang panggung. Soojin langsung berdiri dari duduknya dengan tergesa, namun sebelum ia pergi Taehyung menarik tangan adiknya itu.
“Kau mau kemana?” tanyanya lalu.
“Aku mau menemui Jungkook,” jawab Soojin yang langsung pergi tanpa menunggu jawaban Taehyung lagi. Sang kakak hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah adiknya. Tentu saja gadis itu ingin segera menemui kekasihnya itu, memangnya Taehyung bisa apa.
Tapi tiba-tiba Taehyung merasa sesuatu bergerak di samping kirinya, laki-laki itu menoleh, dan menemukan Yooji juga sudah berdiri. “Ya! Kau mau menemui Jimin juga?” tanya Taehyung. Yooji mengangguk antusias, ia juga tak sabar menemui kakaknya. Tapi tangan Taehyung segera menarik Yooji untuk duduk kembali. “Jangan pergi. Apa kau mau meninggalkan kekasihmu ini sendiri, hmm?”
Tanpa mengatakan apapun lagi, Yooji langsung duduk nyaman di bangkunya. Ia tak bisa berbuat apalagi jika sudah melihat wajah memohon Taehyung. Demi apapun, ia tak akan bisa menolak.
Soojin berlarian kecil melewati beberapa orang yang lalu lalang di belakang panggung. Sampai akhirnya ia melihat Jungkook beberapa meter di hadapannya, ia mulai menyerukan nama laki-laki itu. “Kook!!” teriaknya yang berhasil menghentikan langkah Jungkook. “Wah, tadi itu benar-benar… Ah! Aku tidak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata!!” puji Soojin langsung begitu ia sampai di sebelah Jungkook.
“Benarkah? Apa aku sekeren itu?” tanya Jungkook sambil mengacak lembut rambut Soojin. Jungkook tahu tadi ia memang keren. Bukan karena sombong, tapi Soojin memang selalu berkata jujur, Jungkook sangat tahu itu.
Soojin tersenyum manja seperti kucing lalu menganggukkan kepalanya. “Iya, kau sangat keren, Kook. Tapi lebih keren lagi Hoseok oppa. Wah, badannya benar-benar seperti karet!” puji Soojin dengan wajah lebih berbinar. Yah, Jungkook mulai menyesal. Gadisnya itu memang terlalu jujur. Entah mengapa Soojin sama sekali tak bisa berbohong, meskipun hanya untuk menyenangkan kekasihnya.
Jungkook langsung menghela napas lelah. “Oh! Kau pasti sangat lelah, kan? Hmm, kasihan sekali Jungkook-ku.” Kini giliran Soojin yang mengelus rambut Jungkook, memperlakukannya seperti kucing. “Tapi aku tidak membawa air. Kau pasti kehausan,” ujar Soojin dengan wajah sedih.
Gwenchana, aku membawa air di tasku. Kajja!” Jungkook menarik tangan Soojin, mengajak gadis itu untuk mengambil tasnya di ruang tunggu. Soojin melangkah riang di samping kekasihnya. Selalu, jika bersama Jungkook ia tak bisa berhenti menarik kedua ujung bibirnya. Laki-laki itu selalu membuatnya bahagia.
Jungkook membuka pintu ruang tunggu itu tanpa ragu dan memasukinya begitu saja, berbeda dengan Soojin yang tampak begitu terkejut. “Hai, Soojin-ah!!” Sapaan itu Soojin terima begitu beberapa detik ia memasuki ruangan itu.
Oppa!” Soojin menghampiri laki-laki yang menyapanya. Minwoo−laki-laki itu langsung saja berdiri dan menyambut Soojin dengan wajah cerianya.
Wah, kau semakin tinggi saja, Jinie-ya. Aku jadi merasa pendek,” ujar Minwoo yang mensejajarkan dirinya di sebelah Soojin. Memang tak jauh berbeda tinggi mereka, mungkin hanya terpaut beberapa senti.
“Jangan merendahkan diri seperti itu, oppa.” Soojin tak tahu harus bicara apalagi pada Minwoo. Dari dulu laki-laki itu selalu saja mengeluh tentang tinggi, persis seperti Jimin dan Shinah.
Junhong yang sedaritadi sibuk dengan ponselnya tiba-tiba tertawa keras. “Hahaa! Hyung, kau memang tak perlu merendah begitu, kau sudah cukup rendah,” ejek Junhong tanpa bisa menghentikan tawanya. Wajah Minwoo pun tak bisa menyembunyikan kekesalannya dan langsung saja pukulan keras mendarat di bahu Junhong. Saking menyenangkannya menurut Junhong, laki-laki itu tak bisa berhenti tertawa.
Jungkook sedaritadi diam kaku melihat percakapan ketiga orang di hadapannya. Ia sama sekali tak menyangka bahwa Soojin mengenal kedua sunbae-nya itu. Bahkan mereka tampak sangat akrab, membuat Jungkook iri saja.
“Jinie-ya, kenapa kau bisa ada disini?” tanya Junhong. Mereka bertiga sudah duduk di kursi dengan santai setelah beberapa menit mengobrol asik. Soojin seketika menepuk jidatnya, ia baru ingat kedatangannya bersama Jungkook, dan sedaritadi ia melupakan keberadaan kekasihnya itu.
Soojin mencari laki-laki itu di seluruh ruangan dan akhirnya menemukannya tengah duduk cukup jauh dari bangku mereka bertiga, ia tengah sibuk bermain game di ipad-nya. “Aku datang bersama Jungkook,” jawab Soojin yang melangkah kearah kekasihnya.
Oh…” Minwoo dan Junhong hanya bisa ber’oh’ ria. Mereka tak begitu dekat dengan Jungkook. Laki-laki itu tampak terlalu menutup diri. Pikiran mereka masing-masing pun membantah perkiraan bahwa Jungkook adalah kekasih Soojin sekarang. Mungkin selera Soojin sudah berubah.
Jungkook segera memasukkan ipad-nya begitu mendapati Soojin kini berdiri disampingnya. “Sudah selesai?” tanya Jungkook mencoba untuk terlihat biasa, padahal di dalam hatinya ia begitu marah, dan sibuk merutuk sedaritadi. Soojin mengangguk polos, lalu meraih tasnya yang ada di bangku sebelah Junhong.
Oppa, kita pulang dulu. Semoga besok pengumumannya menyenangkan,” ujar Soojin yang kemudian ber-high five dengan Minwoo serta Junhong. Jungkook yang ada di sebelah Soojin hanya menampakkan senyum terpaksa kepada kedua sunbae-nya itu. Sungguh, ia tak ingin lama-lama lagi ada di dalam sana.
Dua langkah lagi untuk membuka pintu dan keluar dari ruang tunggu itu, tapi pintu itu lebih dulu terbuka sebelum Jungkook dan Soojin sampai disana. “Oh, Jinie-ya!” Sebuah sapaan lagi yang Soojin terima dari si pembuka pintu.
“Hunie oppa!” seru Soojin yang juga begitu terkejut mendapati Sehun lah yang memasuki ruangan itu. Jungkook menghembuskan napas tak kentara, ia merasa akan terjadi déjà vu. “Oppa ikut lomba ini juga?” tanya Soojin segera.
Sehun mengangguk antusias. “Daritadi kau diam disini? Berarti kau tidak menontonku?” tanya Sehun dengan wajah sedih. Mereka kini berbincang di depan pintu. Seperti perkiraan Jungkook, mereka akan bercakap-cakap panjang lagi.
Mianhae, oppa. Nanti aku akan minta video nya saja, oke? Rasanya aku juga sudah lama tidak melihat oppa menari,” ujar Soojin sedih. Ia ingat, dulu ia dan Yooji sering sekali melihat Sehun dan Jongin menari, tapi sekarang ia sudah tak pernah lagi.
“Tapi akan lebih baik jika kau melihatnya secara langsung,” timpal Sehun yang tampak begitu kecewa.
Mendengar kalimat-kalimat itu, Jungkook langsung mengerang di dalam hati. Percakapan macam apa itu?! Tidakkah mereka tahu bahwa Jungkook ada disana dan ia adalah kekasih Soojin? Tak mau mendengar percakapan menyakitkan yang lebih panjang lagi, Jungkook meraih tangan Soojin seakan memberikan kode bahwa mereka sudah seharusnya pergi.
Dan tumben sekali Soojin mengerti. Ia langsung mengucapkan salam perpisahan pada Sehun dan mereka akhirnya bisa keluar dari ruangan itu. Jungkook seketika menghembuskan napas lega yang begitu kentara.
“Ada apa, Kook?” tanya Soojin ketika mendengarkan hembusan napas Jungkook. Laki-laki itu menarik napasnya satu-satu, seakan ia baru saja selesai lomba lari maraton. Baru saja Jungkook ingin membuka suara, tapi Soojin lebih dulu bertanya. “Omong-omong, kenapa ruang tunggumu tidak sama dengan Jimin oppa dan Hoseok oppa?” Soojin yang sedaritadi merasa aneh dengan itu akhirnya bertanya juga. Akibat pertemuannya dengan Minwoo, Junhong, serta Sehun, ia sampai lupa menanyakannya pada Jungkook.
“Entahlah, aku juga tak mengerti. Mungkin penyelenggara lombanya ingin memecah konsentrasi kami sebelum lomba, jadi di pisahkan seperti ini,” jawab Jungkook setelah merasa lebih tenang. Namun lagi-lagi pikirannya tertuju pada kejadian beberapa menit yang lalu. “Oh ya! Kau mengenal ketiga sunbae-ku itu?” Soojin mengangguk polos. “Kenapa bisa?” tanya Jungkook lagi.
Soojin tak langsung menjawab. Ia ragu. Haruskah ia memberitahu Jungkook? Tapi melihat wajah laki-laki itu yang begitu menunggu jawaban, terpaksa Soojin memberitahunya. “Sebenarnya… Minwoo oppa dan Sehun oppa dulu, hmm, adalah kekasihku,” jawab Soojin terbata-bata. Jungkook tampak menahan napasnya seketika, namun ia tetap diam menunggu kalimat Soojin yang belum selesai. “Dan Junhong oppa, aku hanya sempat dekat dengannya. Yah… seperti itu.”
Kalimatnya Soojin akhiri dengan senyum lebar namun kaku. Ia tak tahu apa yang Jungkook pikirkan saat ini. Apakah ia marah? Atau Jungkook sebenarnya sudah tahu? Mungkin saja Taehyung pernah memberitahu Jungkook tentang masa lalu adiknya. Mungkin.
Jungkook hanya diam, membuat Soojin semakin khawatir. Laki-laki itu sesungguhnya sedang berpikir. Mengumpulkan semua informasi yang telah ia temukan. Maknae, dancer, lalu rapper. Itulah kesamaan dari Minwoo, Junhong, serta Sehun, dan itu juga yang ada di diri Jungkook. Jadi seperti itulah laki-laki yang ada di sekitar Soojin? Dan begitulah tipe gadisnya? Atau hanya kebetulan?
“Jungkook-ah! Soojin-ah!!”
Jungkook seketika terbangun dari lamunannya akibat panggilan Yugyeom yang kini berjalan kearah mereka sambil melambaikan tangan. “Yugyeom-ah!!” Soojin pun membalas sapaan Yugyeom dan melambaikan tangannya memanggil Yugyeom untuk mendekat. Jungkook juga hendak melakukan hal yang sama dengan Soojin, tapi ia kembali ingat akan satu hal.
Maknae, dancer, rapper.
“Jangan mendekat!!” seru Jungkook akhirnya. Tangan kirinya menghalangi Soojin dan tangan kanannya menghentikan langkah Yugyeom yang mendekat. “Jangan dekati Soojin-ku,” ucap Jungkook lagi seperti ancaman.
Soojin dan Yugyeom hanya menatap Jungkook aneh. Sebenarnya apa yang sedang laki-laki itu lakukan? “Ada apa, Kook?” tanya Soojin terheran. Tapi mata Jungkook tetap menatap Yugyeom intens.
Kajja! Kita cari Jimin hyung.” Jungkook menarik tangan Soojin untuk mengikutinya dan menjauh dari arah datangnya Yugyeom. Soojin melambaikan tangannya pelan kearah Yugyeom dengan wajah bersalah. Temannya itu pastilah kebingungan saat ini.
Sementara itu, Jungkook terus membawa Soojin menjauh. Meskipun Yugyeom adalah sahabatnya, tapi ia harus tetap hati-hati. Yugyeom juga seorang maknae, dancer, kadang juga melakukan rap. Ia tak bisa membiarkan Yugyeom berada dekat dengan Soojin, atau… Ah! Jungkook menggelengkan kepalanya segera. Tangan Soojin yang tadinya ia genggam, kini dibuatnya melingkar di lengannya. Sejauh mungkin. Ya, sejauh mungkin dari Yugyeom.
Yugyeom menatap kepergian dua temannya itu dengan wajah sedih. Tentu saja perkataan Jungkook barusan membuatnya begitu terkejut. “Apa salah yang aku buat? Bahkan aku tidak melakukan apapun,” ucap Yugyeom penuh kebingungan.
.
.
.
Ah, mereka kemana, sih?” Taehyung tak bisa berdiam diri. Sedaritadi ia berjalan kesana kemari sambil melirik arlojinya. Ia dan Yooji tengah berdiri di depan pintu keluar backstage, menunggu Jungkook, Soojin, Jimin, dan juga Hoseok. Tapi sudah beberapa menit mereka diam disana, keempat orang itu belum juga menampakkan batang hidung mereka.
“Paling-paling mereka sibuk mengobrol, oppa. Tahu sendiri bagaimana orang-orang itu mengoceh, kecuali Jungkook yang berlagak dingin,” ujar Yooji santai sambil bersandar di tembok. Ia sudah cukup lelah menunggu dan melihat tingkah Taehyung membuatnya begitu pusing.
“Taehyung-ah!” sapa Minwoo yang baru saja keluar dari backstage. “Oh, kau juga disini, Yooji-ya,” sapanya lagi begitu mendapati Yooji juga ada disana. Di sebelah Minwoo, Youngmin hanya tersenyum kaku. “Tadi aku juga bertemu dengan Soojin di dalam, dia bersama Jungkook. Aku sungguh tak menyangka bahwa Jungkook adalah kekasihnya.” Langsung saja Minwoo bercerita panjang lebar.
Ya! Apa kau cemburu? Ingat itu hanya masa lalu,” ujar Taehyung mengingatkan. Taehyung menatap Minwoo lelah, beberapa kali temannya itu menanyakan kabar Soojin padanya. Minwoo memang orang yang ramah, tapi Taehyung rasa ada tujuan di balik itu.
“Aku tahu. Seperti kataku, aku hanya tak menyangka,” ujar Minwoo membuat alasan. Taehyung memutar bola matanya ragu, membuat Minwoo hanya tertawa melihatnya. Tak sengaja Minwoo menoleh kearah Youngmin dan Yooji yang daritadi hanya diam. “Oh my! Disini juga ternyata ada masa lalu,” ucapnya sambil menyenggol lengan Youngmin yang jauh lebih tinggi darinya.
Aih, apa maksudmu? Jangan banyak mengobrol, yang lain sudah menunggu kita di mobil,” ujar Youngmin lalu pergi lebih dulu. Minwoo yang begitu mengenal Youngmin tahu bahwa laki-laki itu sedang salah tingkah. Ia pun akhirnya menyusul Youngmin setelah sebelumnya mengucapkan selamat tinggal dan melambaikan tangan pada Taehyung dan Yooji.
Selesai melambaikan tangannya pada Minwoo, Yooji mendapati Taehyung kini menatapnya tanpa berkedip. “Wae?” tanya gadis itu. Wajah Taehyung kini sungguh aneh, bisa-bisa saja Yooji tersayat oleh tatapan tajamnya itu.
“Masa lalu?” tanya Taehyung, hanya memberikan dua kata itu sebagai kode demi menuntut penjelasan Yooji. Tadi setelah Minwoo mengatakan tentang masa lalu, ia mendapati Yooji dan Youngmin sibuk memandang satu sama lain. Tentu saja Taehyung jadi curiga dengan sikap kedua orang itu.
Yooji yang tak tahan di pandangi seperti itu oleh Taehyung hanya mampu menghela napasnya. “Baiklah, oppa. Youngmin oppa dulu kekasihku, sudah?” jelas Yooji singkat. Taehyung mengangguk-anggukkan kepalanya seolah mengerti, tapi terus seperti itu seakan ia masih tak dapat terima. “Akh! Kenapa mereka belum datang juga?!” Kali ini Yooji yang senewen. Jika sudah dalam keadaan seperti ini, ia serasa ada di neraka dengan sikap Taehyung yang tiba-tiba diam. “Cepatlah kalian datang, aku bisa mati disini,” rutuk Yooji dalam hati.
Sepertinya Tuhan mendengar doa Yooji, hanya saja tidak mengabulkannya. Tak sesuai harapannya, karena yang muncul di balik pintu malah orang yang sama sekali tak ingin Yooji temui saat ini.
“Yooji-ya!!” seru Jongin yang kini melangkah mendekatinya bersama Sehun. “Sudah lama ya kita tidak bertemu,” ujar Jongin lagi dengan wajah ceria. Ia sungguh senang bisa bertemu Yooji lagi.
Ah, iya, oppa. Oppa sudah mau pulang?” jawab Yooji sekenanya. Ia harus membahas ‘pulang’ agar Jongin dan Sehun cepat pergi dan Taehyung tak curiga lagi dengannya ataupun bertanya banyak hal yang membuat Yooji nantinya terpojok.
“Iya, kami harus segera pulang. Masih banyak latihan yang harus kami lakukan.” Kali ini Sehun yang menjawab. Ia langsung menarik tangan Jongin yang tampak ingin membuka mulutnya untuk percakapan yang lebih panjang lagi. Sehun tahu, mungkin seharusnya mereka tak ada disana, melihat tatapan Taehyung yang kini memperhatikan Jongin dari ujung kaki sampai rambut. “Taehyung-ah, Yooji-ya, annyeong!” Setelah mengucapkannya, Sehun langsung membawa Jongin pergi meninggalkan mereka berdua.
Lagi-lagi tatapan seperti tadi Taehyung tujukan pada Yooji, gadis itu kembali menghela napas. “Ya, Jongin oppa juga,” ucap gadis itu. Tak perlu bertanya lagi atas maksud tatapan Taehyung padanya. Dan Taehyung pun mendapatkan jawaban atas pertanyaannya. Dulu Jongin juga adalah kekasih Yooji.
Taehyung kembali hanya menganggukkan kepalanya. Ia paham. Ternyata gadisnya hebat juga. Ia bahkan tak mengenal sunbae-nya itu, kalau saja bukan karena Sehun dulu adalah kekasih Soojin, mungkin ia tak akan pernah mengenal Sehun dan Jongin. Seperti dirinya, mungkin saja Yooji dekat dengan Jongin karena Soojin yang dekat dengan Sehun. Yah, mungkin.
“Tidak, itu bukan mungkin. Itu pasti,” bantah Taehyung dalam hati. Otak laki-laki itu mulai bekerja. Benarkah apa yang ia pikirkan saat ini? Bukan hanya Jongin, tapi begitu juga dengan Youngmin. Mereka mantan kekasih Yooji, mereka juga sahabat dari kekasih Soojin waktu itu. Apa ini hanya perkiraannya saja? Tapi, ini sungguh nyata seperti apa yang ia lihat. Soojin dan Yooji bersahabat, begitupula kekasih mereka. Ya, itu benar!
Tidak mungkin kan nantinya…
“Yugyeom-ah!!” Yooji melambaikan tangannya pada Yugyeom yang tampak dari kejauhan dengan wajah sedihnya. Laki-laki itu kemudian mendekati Yooji dengan senyuman yang mengembang lagi.
Yooji menyukai Yugyeom?
ANDWAE!!!”
Taehyung berteriak tiba-tiba, membuat semua yang ada disana terkejut karenanya. Taehyung langsung menarik tangan Yooji ke belakang dan ia pun berdiri di depan gadis itu. Matanya kini menatap Yugyeom yang ada di hadapannya dengan tajam.
“Jangan dekati Yooji-ku!!” teriaknya lagi. Tanpa babibu, Taehyung membawa Yooji untuk keluar dari ruangan itu menuju tempat parkir. Lebih baik ia menunggu di mobil daripada membiarkan Yooji bertemu lebih banyak orang lagi.
Déjà vu. Yugyeom merasa pernah menemukan kejadian ini. Tidak, bukan déjà vu. Itu baru saja ia alami tadi! Dengan objek dan subjek yang berbeda namun permasalahan yang sama.
Wae? Kenapa mereka memperlakukanku seperti ini? Memangnya aku salah apa?!!!” teriak Yugyeom histeris. Rambutnya sudah berantakan karena ia acak dengan frustasi. Sama sekali tidak mengerti. Apa yang telah ia lakukan pada Soojin dan Yooji, sampai-sampai Jungkook dan Taehyung menghindarinya seperti itu?
“Apa mungkin… sebenarnya Soojin dan Yooji menyukaiku?” ucap Yugyeom pelan pada dirinya sendiri. Membuat kesimpulan sendiri atas apa yang ia alami barusan. “Oh, tidak! Jadi siapa yang harus aku pilih? Soojin atau Yooji?”
Bukannya membuat kemungkinan lain, Yugyeom malah terus berkutat dengan satu kemungkinan itu, yang bahkan tampak tak mungkin. Jadi lebih baik biarkan saja Yugyeom sibuk sendiri dengan pikirannya. Nantinya dia juga akan tahu bahwa itu hanyalah sia-sia.
.
.
.
“Soojin-ah, oppa-mu benar-benar aneh,” keluh Yooji yang baru saja mendudukkan dirinya di kasur Soojin. Mereka baru saja pulang dari perlombaan dance itu dan sebelumnya telah makan malam bersama. Malam itu, Yooji memang berencana menginap di rumah Soojin, begitu juga dengan Jimin. Kakak mereka−Chanyeol sedang pergi ke luar kota bersama kedua orang tuanya untuk urusan tertentu.
“Semua orang juga sudah tahu itu. Kau seperti baru mengenal Taehyung oppa saja,” jawab Soojin santai. Ia sudah merebahkan tubuhnya di samping Yooji. Pikirannya melayang mengingat kejadian beberapa waktu lalu. Apa tadi Jungkook cemburu melihatnya bertemu dengan kekasih-kekasihnya yang dulu? Ia tak bertingkah yang salah kan?
“Kau tahu, tadi Taehyung oppa melarang Yugyeom untuk mendekatiku,” ujar Yooji bimbang. Ia tak tahu mengapa Taehyung melakukannya. Yugyeom hanyalah teman sekelasnya, ia juga orang yang baik, bahkan ia bersahabat dengan Jungkook. Apa itu aneh?
Seiring dengan Yooji yang merebahkan tubuhnya, kini giliran Soojin yang bangkit dengan tiba-tiba. “Benarkah?!” tanyanya kaget. Yooji hanya mengangguk malas sebagai jawaban. “Daebak! Jungkook juga tadi melakukannya! Dia melarang Yugyeom untuk mendekatiku, padahal Yugyeom adalah sahabatnya sendiri,” oceh Soojin dengan kesal.
“Bisa begitu ya? Apa mereka merencanakannya? Tapi kenapa Yugyeom? Padahal Bambam lebih berpeluang.” Soojin hanya mengendikkan bahu mendengar semua pertanyaan Yooji. Ia sendiri juga menanyakan hal yang sama, hanya saja ia tak terlalu memikirkannya. “Oh ya! Kau tadi bertemu dengan Minwoo oppa?”
Soojin yang baru saja ingin pergi mandi langsung menghentikan langkahnya dan kembali duduk di samping Yooji. “Eo. Kau juga bertemu Minwoo oppa?” Yooji mengangguk malas. Andai saja bukan karena ia bertemu dengan Minwoo, Taehyung tidak akan bersikap seperti itu padanya. “Aku juga bertemu dengan Sehun oppa, juga Junhong oppa,” lanjut Soojin.
“Kau bertemu mereka di hadapan Jungkook?” Soojin mengangguk. “Pantas saja sedaritadi wajah Jungkook terlihat dongkol.” Yooji mengangguk mengerti. Sejak tadi ia juga merasa aneh dengan tingkah temannya itu, Jungkook mengomel-ngomel kecil di belakang Soojin, dan tersenyum manis di hadapan gadis itu. Ternyata Jungkook cemburu.
Oh ya? Menurutmu Jungkook cemburu?” tanya Soojin polos. Yooji seketika menghembuskan napas lelah mendengar pertanyaan Soojin. Kadar kepekaan gadis itu bahkan belum berkurang sama sekali, meski selama ini ia selalu mengumbar-umbar untuk mulai belajar lebih peka.
“Soojin-ah, Taehyung oppa yang biasanya selalu cuek saja cemburu ketika melihatku bertemu Youngmin oppa dan Jongin oppa. Menurutmu bagaimana dengan Jungkook yang bahkan selalu mengawasimu? Kurasa dia bahkan hampir mati karena cemburu,” jelas Yooji dengan hati-hati. Lama-lama seperti ini membuatnya kesal juga. Ayolah Kim Soojin, kapan kau akan berubah??
Wajah Soojin murung seketika. Ia sungguh tak menyadari hal itu. Yooji pun hanya mampu menggelengkan kepalanya. Begitu kasihan terhadap Jungkook yang harus menghadapi segala ‘ketidakpekaan’ Soojin. Tapi ia juga tak bisa memaksa Soojin untuk berubah seketika, hanya perlu waktu yang sangat banyak untuk Soojin bisa mengerti. Yooji berharap ia bisa membantu gadis itu.
.
.
.
“Adikku tidak akan melakukan hal itu, Jungkook-ah,” ujar Taehyung dengan santai. Tadi Jungkook telah menceritakan tentang kejadian sore itu dan bagaimana ia begitu cemburu melihat Soojin dengan mantan-mantan kekasihnya yang begitu akrab. “Soojin dan semua mantan kekasihnya memang selalu berteman, kau tak usah khawatir,” lanjut Taehyung demi meyakinkan Jungkook.
“Kau yakin, hyung?” tanya Jungkook lagi. Jelas sekali bahwa ia tampak ragu. Karena seperti yang sering terjadi, hubungan dengan mantan kekasih akan begitu buruk, bahkan hingga saling membenci. Tapi Soojin tampak baik-baik saja dan itu membuat Jungkook curiga. Taehyung mengangguk mantap sebagai jawaban. “Kenapa kau begitu yakin, hyung?” tanya Jungkook lagi untuk meyakinkan dirinya bahwa Taehyung patut di percaya.
“Jungkook-ah, aku ini kakaknya, apa kau lupa? Aku mengenal Soojin sejak dia belum lahir, bagaimana aku tidak yakin?” Jungkook langsung terdiam mendengar jawaban Taehyung. Memang benar yang laki-laki itu katakan dan Jungkook tak bisa membantahnya lagi. Meski masih sedikit ragu, tapi Jungkook memutuskan untuk percaya.
“Maaf, hyung. Seharusnya aku memang percaya padamu. Dan tidak seharusnya aku meragukan Soojin,” ucap Jungkook penuh penyesalan. Sekarang ia baru merasa malu karena telah bercerita seperti itu pada Taehyung. Mungkin saja laki-laki itu nantinya memberitahu Soojin. Mau dibawa kemana wajah Jungkook nanti? Sungguh, semua itu hanya sia-sia.
Jimin hanya tersenyum manis. Sedaritadi ia berdiri di depan pintu kamar mandi dan menyimak semua percakapan Jungkook serta Taehyung. Laki-laki itu kemudian menghampiri mereka dengan handuk yang masih melingkar di lehernya sehabis mandi.
Ya! Kim Taehyung. Kau pandai sekali menasehati Jungkook. Apa kau ingat apa yang kau ceritakan tadi padaku?” Jimin melingkarkan tangannya di leher Taehyung. Laki-laki itupun begitu terkejut mendapati Jimin tiba-tiba ada di sampingnya. “Ingat, kau juga mempunyai masalah yang sama dengan Jungkook.”
Taehyung menghembuskan napasnya. Ia tak tahu harus berkata apa atas tuduhan Jimin tersebut. Jungkook pun juga begitu terkejut dengan pernyataan Jimin. “Jimin hyung, jadi maksudmu Taehyung hyung juga cemburu dengan mantan-mantan kekasih Yooji?” tanya Jungkook akhirnya. Dan sebagai jawaban, Jimin mengangguk pelan. “Ah, hyung!” Jungkook langsung memukul lengan Taehyung dengan kesal. “Kau membuatku semakin ragu. Bagaimana kau bisa menasehatiku sementara kau sendiri seperti itu, hyung?!” ujar Jungkook marah. Padahal ia sudah begitu percaya dengan Taehyung, tapi itu terdengar percuma jika Taehyung sendiri ragu tentang masalahnya.
“Tapi apa yang ku katakan padamu tadi itu benar, Jungkook-ah. Aku yakin dengan Soojin,” ujar Taehyung membela diri. Heran, kenapa sekarang ia yang di pojokkan? “Seperti yang ku katakan tadi, Soojin adalah adikku. Aku sangat tahu dirinya.”
“Seperti itu juga denganku, Taehyung-ah. Aku yakin Yooji tidak seperti itu. Aku kakaknya dan aku tahu betul adikku,” ujar Jimin lalu. Perkataan itu berhasil membungkam mulut Taehyung. Jimin tersenyum puas melihat diamnya Taehyung. Sejak awalpun Jimin sudah menasehati Taehyung, tapi ia tetap meragu. Dan sekarang Taehyung termakan omongannya sendiri. Rasakan itu, Kim Taehyung. “Ah, sudahlah. Pergi mandi sana.” Jimin mengusir Taehyung untuk pergi ke kamar mandi. Laki-laki itu menurut tanpa protes lalu memasuki kamar mandi dalam diam.
Hyung, lalu bagaimana denganku?” tanya Jungkook dengan wajah sedih. Ia masih tak bisa mengambil kesimpulan dari semua percakapan mereka tadi. Jimin menepuk bahu Jungkook dan menatap lekat kedua mata laki-laki itu.
“Soojin juga tidak seperti itu. Percayalah padaku.”
.
.
.
Pagi itu Yugyeom berjalan di koridor dengan penuh percaya diri. Kemarin sepulang lomba dance ia langsung pergi ke salon dan memotong rambutnya dengan model terbaru. Laki-laki itu memasuki kelas dengan senyum yang terkembang cerah, terlebih ketika ia menemukan Soojin dan Yooji sudah ada di bangku mereka yang bersebelahan.
Hy, ladies. Bagaimana penampilanku?” tanya Yugyeom begitu sampai di hadapan Soojin dan Yooji. Laki-laki itu berdiri layaknya seorang model yang sedang melakukan photoshoot. Kedua gadis itu hanya menatap Yugyeom aneh. Tak seperti biasanya Yugyeom tampil berlagak keren seperti itu.
“Memangnya ada yang berbeda? Biasa saja,” ujar Soojin. Seperti biasa, ia tak menyadari perubahan yang terjadi pada rambut Yugyeom. “Oh, Kook!” Gadis itu lalu menghampiri Jungkook yang baru saja memasuki kelas. Yugyeom hanya memandang heran kearah sepasang kekasih itu.
Yooji berdiri dari duduknya lalu hendak pergi meninggalkan kelas, tapi dengan segera Yugyeom menghalangi gadis itu. “Lalu, bagaimana menurutmu?” tanya Yugyeom lagi. Meskipun ia sudah mendapatkan jawaban dari Soojin, tapi belum dari Yooji.
“Rambutmu ya?” tanya Yooji. Ia sadar perubahan itu dan Yugyeom sudah cukup senang hingga ia tersenyum sangat lebar. “Jujur saja, Yugyeom-ah. Model yang kemarin masih tampak lebih bagus.” Senyum Yugyeom luntur seketika. “Oh ya. Jika nanti Soojin menanyakanku, katakan bahwa aku bersama Taehyung oppa,” ujar Yooji sebelum akhirnya menghilang dari kelas.
Yugyeom masih berdiri kaku di tempatnya. Ia sungguh tak percaya dengan jawaban kedua gadis itu. Di keluarkannya ponselnya lalu bercermin disana. Selama bercermin, laki-laki itu berujar dalam hati.
“Ku kira Soojin dan Yooji menyukaiku.”
.
.
.

FIN

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Vignette] Only Hope

Title:  Only Hope Scriptwriter: NanaJji (@nana.novita) Cast(s): Jeon Jungkook [BTS] || Kim Soojin [OC] || Park Yooji [OC] || Kim Yugyeom [GOT7] || Kim Namjoon [BTS] Genre: Romance. Friendship. Hurt. Duration: Vignette Rating: Teen Summary: Salahku yang terlalu berharap padamu

[Oneshot] Brother and Sister Complex

  Title: Brother and Sister Complex Author: Na n aJji (@nana.novita) Length: Oneshot Genre: Romance, family, friendship Main Casts: Kim Myung Soo (INFINITE) || Kim Soo Jin (OC) Rating: PG-15 Summary: Seperti sebuah napza. Berawal dari sebuah kebersamaan, hingga akhirnya membuatnya menjadi candu.

[Vignette] Biscuit

Title: BISCUIT Scriptwriter: NanaJji (@nana.novita) Cast(s): Oh Sehun [EXO] || Kim Soojin [OC] || Kim Jongin [EXO] Genre: Comedy. Friendship. Duration: Vignette Rating: G Summary: Haruskah ia memberitahu Soojin tentang apa yang ingin ia beli? . “ Oppa sungguh ingin membeli itu?” tanya Soojin tak percaya. Sehun hanya dapat mengangguk dengan polos. . . .