Langsung ke konten utama

[Vignette] Nan Molla



Title: Jeongmal! Nan Jeongmal Molla~
Author: NaNa Jji
Length: Vignette
Genre: Romance, family, friendship, comedy
Casts:
All INFINITE members || Kim Soo Jin (OC) || Mir (MBLAQ)

A/N:
komedi,, komedi,, kali ini author bawa komedi!! tapi komedinya gak lucu lol..
 yaudah, liat langsung aja,, buat buktiin ini komedi apa enggak /lah, authornya gimana ni?!/ lempar sendal ke author!/



 “Kami pulang!!” seru sepasang namja dan yeoja ketika memasuki ruang apartement itu. “Ya! Soo Jin-ah! Myung Soo-ah! Akhirnya kalian pulang juga, aku sudah lapar,” keluh Woo Hyun.
“Hehe, mianhae oppa.” Soo Jin hanya tersenyum melihat oppa-nya itu. Mereka−Soo Jin dan Myung Soo−pun segera menghampiri orang-orang yang sedang kelaparan itu di ruang tengah.
“Baegopayo! Baegopayo!” seru Sung Yeol sambil menepuk-nepuk perutnya yang lalu diikuti oleh Dong Woo.
“Kalian ini benar-benar ingin melihatku mati kelaparan ya?” tanya Sung Gyu yang lebih terlihat sebagai ancaman. “Siapa suruh menyuruh kami yang membeli makanan,” ucap Myung Soo sambil menaruh bungkus besar makanan di atas meja.
“Seharusnya kau berterima kasih pada kami karena kau bisa berduaan dengan Soo Jin,” sindir Hoya. Myung Soo hanya menatap Hoya datar, terlalu biasa dengan sikap hyung-nya yang selalu iri padanya. ‘Mentang-mentang ia tak punya yeojachingu seenaknya saja memojokkanku’ pikir Myung Soo.
“Chakka! Mana Sung Jong oppa?” tanya Soo Jin menyadarkan semua orang akan ketidakhadiran Sung Jong di ruangan itu.
“Aah~ Sung Jong...” Dong Woo menggantungkan kata-katanya, semuanya kini menatap kearahnya. “Aku tak tau, cari saja di kamarnya...” lanjut Dong Woo santai. Semua kini menatap Dong Woo dengan tatapan ‘capedeh’.
Sementara semuanya mempersiapkan makanan, Soo Jin melangkahkan kakinya menuju kamar Sung Jong.
Tokk! Tookk! Tokkk!
“Oppa! Ayo kita makan! Aku sudah membelikan pesananmu!” panggil Soo Jin.
“...” Tak ada jawaban. “Oppa!! Oppa!!” panggil Soo Jin dengan nada satu oktaf lebih tinggi. Namun tetap tak ada jawaban.
Soo Jin menutup mata dengan kedua tangannya, mengantisipasi hal terburuk terjadi lalu mulai membuka kenop pintu. ‘Tak ada teriakan’ pikir Soo Jin. Ia pun mulai menggeser telunjuknya yang mempersilakan matanya untuk melihat lagi.
“KKYYAAA!!!!” teriak Soo Jin menggemparkan seluruh gedung apartement. Semuanya kini menghampiri Soo Jin.
“Waeyo?” tanya Myung Soo yang sampai pertama.
“Itu oppa!!” tunjuk Soo Jin kearah kamar Sung Jong sambil menutup muka dengan kedua tangannya. Myung Soo pun ikut terkaget ketika melihat keadaan di dalam kamar. Kini ia membalikkan tubuh Soo Jin agar bersandar padanya−tak membiarkan Soo Jin melihat keadaan tragis itu.
Yang lainnya kini telah sampai dan tak kalah kaget dengan Myung Soo ataupun Soo Jin. Mata mereka membuka selebar-lebarnya dengan mulut terbuka.
Myung Soo yang melihat hal itu hanya mengerutkan dahi. “KYAA! Tutup mulut kalian semua, apa kalian tidak malu ada yeoja disini?!” protes Myung Soo.
Semuanya kini mulai tersadar dan fokus pada pemandangan di hadapannya−Sung Jong. “Oppa..Sung Jong oppa kenapa??” tanya Soo Jin bergidik ngeri.
“Molla...” jawab Myung Soo tidak tahu. Ketujuh manusia yang ada disana menatap Sung Jong sambil bergidik. Orang yang sedang di hujani tatapan itu kini sedang terlentang di atas lantai berputar-putar sambil berteriak-teriak seperti bintang laut berwarna pink yang sering Dong Woo tonton. Tapi ini sama sekali tidak lucu.
“Kasian Sung Jong oppa,” lirih Soo Jin.
“Sung Jong-ah! Kau kenapa?!” Sung Gyu akhirnya mengambil langkah. Namun tak ada jawaban dari Sung Jong, ia tetap berputar-putar sambil memeluk tubuhnya seperti kedinginan.
Dan seakan mendengar apa yang author katakan, Woo Hyun angkat bicara. “Tak mungkin ia kedinginan saat suhu menunjukkan 310 seperti ini!”
Tiba-tiba saja...KYYAAA!!! Sung Yeol berteriak lalu jatuh kelantai dan berputar-putar sama seperti Sung Jong, hanya saja ia memeluk sebelah kakinya.
Kyya!! Soo Jin yang melihatnya sontak ikut berteriak. Keenam orang lainnya hanya menatap penuh kebingungan. “Sepertinya penyakit ini menular, hyung!” Myung Soo mengajukan opini.
“Sebaikknya kita semua keluar! Kajja!!” perintah Sung Gyu akhirnya.

Di luar apartement...
“Oppa, bagaimana ini?” Soo Jin berbisik pada Myung Soo.
“Hyung bagaimana ini?” Myung Soo lalu bertanya pada Sung Gyu.
“Kita harus menghubungi dokter,” ucap Sung Gyu akhirnya setelah berpikir panjang.
“TIDDAAKKK!!” Hoya berteriak membantah perkataan Sung Gyu. Hoya berlari kearah Sung Gyu dan memegang kedua bahu hyung-nya itu dengan keras.
“Hyung, aku mau melihat keadaan di dalam,” pamit Dong Woo dengan berbisik pada Sung Gyu. Ia mulai merasakan hawa yang tidak enak.
“Hyung, apa kau tidak bisa merasakan bahwa hal ini berbau mistis?” Sung Gyu hanya menatap Hoya dengan penuh tanya. “Jadi begini...” Hoya mulai menjelaskan. “Tingkah laku Sung Jong tidak seperti gejala-gejala penyakit ilmu kedokteran.. Jadi, lebih baik jika kita memanggil dukun saja!” ucap Hoya bersemangat.
Keempat orang yang tersisa hanya bisa melihat Hoya dengan tak percaya. Ternyata firasat Dong Woo benar.
Dan lagi-lagi Woo Hyun bisa mendengar ucapan author hingga ia teringat sesuatu. “Hyung!! Kenapa Dong Woo hyung belum keluar juga??” Nada suara Woo Hyun panik. “Benar juga. Perasaanku jadi tidak enak. Aku akan mengecek mereka!” Sung Gyu masuk kedalam.
“Hyung, apa yang kau lakukan?” tanya Myung Soo pada Hoya, karena sedaritadi ia sibuk memencet tombol di ponselnya. “Aku sedang menghubungi kawanku yang kebetulan mempunyai pekerjaan sampingan sebagai dukun,” jawab Hoya tanpa menoleh pada Myung Soo dan terus fokus pada layar ponselnya.
“GAWAT!!” Sung Gyu berlarian dari arah dalam.
“Ada apa??” tanya Soo Jin dan Woo Hyun berbarengan. Hoya dan Myung Soo berbalik badan agar bisa melihat Sung Gyu.
“Dong Woo ikut tertular!!!” teriak Sung Gyu akhirnya. Soo Jin mulai menangis. Myung Soo dan Woo Hyun panik. Dan Hoya semakin cepat menekan-nekan tombol di ponselnya. Sung Gyu mondar-mandir tak henti karena tak tahu harus berbuat apa.

Setengah jam kemudian...
“Ya!! Cepat kemari!!” panggil Hoya pada namja di ujung lorong. Namja itu berlari sesuai perintah Hoya. Akhirnya namja itu sampai juga. Ia memegangi lututnya, menundukkan kepalanya untuk mengambil nafas. Dan akhirnya ia pun mengangkat kepala.
“Mir oppa?!” Soo Jin terkaget melihat sosok dukun yang ternyata adalah Mir−teman Cheon Doong, oppanya. Semua kini melihat kearah namja itu−memastikan bahwa itu adalah Mir.
“Kajja! Misi kita akan segera mulai!!” Hoya memimpin pasukan untuk masuk kedalam−menuju kamar Sung Jong.
Sebelum mereka masuk dan pintu dibuka, Mir menghentikkan langkahnya dan mengatupkan kedua tangannya di depan dada lalu mengucapkan beberapa mantra. “Air!” pintanya. Hoya yang telah siap sedia menyodorkan segelas air kepada Mir. Dan dengan cepat Mir memasukkan air itu kemulutnya namun tak ditelannya air tersebut, melainkan dikumur-kumurnya lalu di sembur kearah pintu dan kembali mulutnya berkomat-kamit.
“Buka pintu!” perintah Mir lagi. Dan kembali Hoya yang melaksanakan perintah tersebut. Mir hampir saja terlonjat karena melihat keadaan di dalam kamar. Kini tak hanya Sung Jong yang berputar-putar di lantai, tapi juga Sung Yeol dan Dong Woo.
Tapi Mir dengan cepat menenangkan diri. Ia melipat kedua tangannya di dada sambil berpikir. Semenit kemudian, muncul bohlam diatas kepalanya−ia menemukan sebuah ide. Mir melangkahkan kakinya kedalam kamar yang lalu diikuti oleh yang lainnya.
Soo Jin hendak ikut masuk, tapi dihalangi oleh Myung Soo. “Tetaplah disini,” ucapnya.
“Tapi oppa..”
“Aku akan tetap disini, bersamamu~~” Myung Soo tersenyum sangat manis kearah Soo Jin.
“Semuanya tolong beri jarak!” Hoya memperingati dan bergaya seperti polisi yang sedang berada di TKP. Mir berjongkok di hadapan Dong Woo dan terdiam sejenak sebelum akhrinya ia mulai beraksi.
Mir melancarkan jurusnya kepada Dong Woo. Ia mulai mengangkat tangan dan.. “KYAAA!!!” ia berteriak dan mencakar-mencakar Dong Woo sambil tertawa terbahak-bahak.
“YA! Apa yang kau lakukan?!!” Dong Woo bangun dan berteriak pada Mir. Mir tersenyum puas, ternyata usahanya berhasil. Dan ia pun mencobanya pada Sung Yeol. Dan berhasil.
Tapi..ketika ia mencobanya kembali pada Sung Jong, ia tak berhasil. Sung Jong tetap seperti itu, tak ada yang berubah. “Sepertinya kekuatannya sudah limit. Maaf aku tak bisa membantu,” ujar Mir dan pergi begitu saja.
“Oppa..lalu bagaimana dengan Sung Jong oppa??” Soo Jin mulai menangis kembali. Dilihatnya Sung Yeol dan Dong Woo yang duduk terdiam di pojokan, tatapan mereka kosong. Mungkin ini sedikit efek samping dari pengobatan ala Mir.
“Dia akan baik-baik saja” Myung Soo mengelus punggung Soo Jin.
Sekarang semua orang mondar-mandir di depan kamar Sung Jong. Mereka berpikir. Membongkar segala ide yang mungkin tersangkut di otak mereka.
“Sepertinya kita harus membawa Sung Jong kedokter,” ucap Sung Gyu ragu.
“Tapi hyung.. dukun saja tak bisa menanganinya, apalagi dokter?!” Hoya keberatan.
“Aku tahu gejala seperti Sung Jong tak pernah ada dalam dunia medis. Tapi...tak ada cara lain lagi..” Sung Gyu sudah pasrah.
“Tunggu sebentar..” pamit Woo Hyun lalu pergi menuju dapur.
Lima menit kemudian, Woo Hyun kembali. Ia membawa sebuah panci. “Apa itu hyung?” tanya Myung Soo.
“Air kembang tujuh rupa! Kita belum mencoba ini kan?” Woo Hyun menunjukkan isi dari panci tersebut.
“Darimana oppa mendapatkannya?” Soo Jin terheran, ia rasa tak pernah melihat sedikit pun bunga disekitar sini.
“Itu..nanti saja kita bahas. Yang penting sekarang kita harus menyembuhkan Sung Jong!” ucap Woo Hyun bersemangat.
“Tapi bagaimana caranya?” Myung kembali mengajukan pertanyaan.
“Kita hanya perlu membasuh wajahnya dengan air ini, arra?” Woo Hyun menjelaskan sambil mengaduk-ngaduk air di dalam panci tersebut.
“Lalu siapa yang melakukannya?” Soo Jin bertanya lagi.
“Jinjja..aku tak berpikir sejauh itu. Hmm...mungkin yang paling tua yang harus melakukannya.Semua tatapan kini tertuju pada Sung Gyu. “Kalau saja ini bukan karena Sung Jong, aku pasti sudah memakan kalian. Seenaknya saja kalian mengatakanku tua!” Dengan kasar Sung Gyu meraih panci itu dari tangan Woo Hyun.
Sung Gyu melangkah kearah Sung Jong lalu bersimpuh disebelahnya. Ia mengambil nafas berat dan menghitung dalam pikirannya ‘1, 2, 3’ lalu meraup air di panci itu dengan tangannya dan membasuh wajah Sung Jong dengan air itu.
Satu detik, dua detik, tiga detik, dan seterusnya hingga satu menit kemudian masih belum ada reaksi apapun dari Sung Jong, kecuali keadaan yang makin parah. Kini Sung Jong mulai berteriak-teriak dengan histeris.
“Hyung, kenapa dia jadi tambah parah?” tanya Myung Soo pada Woo Hyun.
“Benar oppa... Sung Jong oppa tampak menyeramkan..” Soo Jin bergidik di dekat Myung Soo.
Semua menatap Woo Hyun dengan wajah menyalahkan dan Woo Hyun hanya memasang wajah bersalah. “Mungkin..seharusnya bukan Sung Gyu hyung yang melakukannya.” Myung Soo membuka ide.
“Lalu siapa oppa?” tanya Soo Jin dengan wajah yang penuh dengan bekas air mata. “Neo.” Suara Hoya mengagetkan semuanya.
“Naega?” Soo Jin menunjuk dirinya.
“Ne. Biasanya dalam dunia ‘perdukunan’ erat kaitannya dengan darah yeoja muda. Jadi, kau yang harus melakukannya.” Hoya menjelaskan.
Keraguan memenuhi wajah Soo Jin. Ia menoleh kearah Myung Soo. Myung Soo hanya mengangguk tanda mengiyakan. Soo Jin pun melangkah kearah Sung Jong dan bersimpuh di sebelahnya dengan anggun.
“Apa aku harus melakukannya?” tanya Soo Jin ragu.
“Semua ini demi Sung Jong. Sung Yeol dan Dong Woo juga.” Myung Soo menunjuk Sung Yeol dan Dong Woo yang masih saja mematung di pojok ruangan.
“Dan...lakukanlah ini demi aku..” Myung Soo tersenyum manis dan tulus kearah Soo Jin. Soo Jin balas tersenyum dan mulai meraup air itu lalu dengan perlahan membasuh wajah Sung Jong. Ia melakukannya tiga kali dan menunggu.
Satu, dua, tiga, empat, lima...59,60...
Masih saja tak ada perubahan. Tapi Sung Jong sudah lebih tenang dan tak berteriak lagi. Soo Jin bangun dari posisinya dan memperhatikan keadaan Sung Jong. “Oppa..tak ada...perubahan....” ujarnya terbata-bata sambil berjalan mundur.
Tepat berada di depan pintu, tubuh Soo Jin merosot dan ia terduduk lemas, kedua tangannya menutupi wajah cantiknya. Myung Soo menghampiri Soo Jin lalu mendekapnya. Akhrinya, tangis Soo Jin pun pecah dalam dekapan Myung Soo.
“Hhhuuu...lalu..bagai..mana..ini..oo..opppaa..??” Soo Jin masih sempat bertanya meski dipenuhi dengan isakan.
“Na neun molla..” Myung Soo sudah pasrah dan memang ia tak tahu apa yang harus ia lakukan saat ini.
“Hmm..pilihan terakhir. Kita harus membawanya ke dokter.” Sung Gyu pun berucap dengan pasrah yang sudah berada diatas normal.
“Lalu bagaimana dengan Sung Yeol dan Dong Woo?” Woo Hyun menatap kedua kawannya dengan iba. “Myung Soo-ah, kau bisa tinggal disini kan?” Myung Soo menatap Sung Gyu memohon.
“Kasihan Soo Jin..dia butuh istirahat...” Sung Gyu menoleh kearah Soo Jin yang masih terduduk lemah. Myung Soo pun akhirnya mengangguk. Ia merasa lebih sakit jika yeoja yang dicintainya sakit dan ia tak mau itu terjadi.

~~~***~~~

“Oppa,, aku takut...” Soo Jin terduduk sambil memeluk kedua kakinya. Di hadapannya, terduduk pula Sung Yeol dan Dong Woo yang masih saja seperti patung sejak tadi.
“Tenanglah, semua akan baik-baik saja..arraseo?” Myung Soo mencoba menenangkan Soo Jin meski dalam hatinya ia tak kalah takutnya dengan Soo Jin.
“Bagaimana jika terjadi sesuatu yang buruk dengan Sung Jong oppa? Bagaimana jika penyakitnya itu tidak dapat diketahui dan tak dapat diobati??” Soo Jin menggeleng-gelengkan kepalanya seolah menghapus bayangan yang ada di benaknya.
“Sung Jong pasti bisa menghadapinya. Aku sangat tahu, dia adalah orang yang kuat meski tak terlihat seperti itu.
“Tapi oppa...”
“Ssssttt!” Myung Soo memotong ucapan Soo Jin dan mengelus lembut puncak kepala yeoja-nya itu. “Semua akan baik-baik saja,” ucapnya lalu.
“KAMI PULANG!!!!” Rombongan dari rumah sakit sudah datang. Myung Soo dan Soo Jin hanya melongo melihat apa yang terjadi di hadapan mereka.

~~~***~~~

“Oppa, apa yang telah terjadi pada Sung Jong oppa??” Soo Jin bertanya keheranan. Ia menatap Sung Jong tanpa berkedip dan mulut sedikit menganga. Begitupula dengan Myung Soo yang berada di sebelahnya.
“Kata dokter, ia hanya mengalami sedikit gejala ‘kelaparan’ tingkat akut.” Sung Gyu membentuk tanda kutip dengan kedua jarinya.
“Pantas saja ia jadi seperti ini.” Myung Soo menatap Sung Jong yang kini dengan sigap dan cepat melahap makanan yang telah dibeli Myung Soo dan Soo Jin tadi.
“Lalu...bagaimana dengan Sung Yeol oppa dan Dong Woo oppa?” Soo Jin menatap Sung Yeol dan Dong Woo kebingungan.
“Oh ia! Aku sampai lupa dengan mereka!” Woo Hyun langsung membalik badannya menghadap Sung Yeol dan Dong Woo. Sementara itu, Sung Yeol dan Dong Woo masih saja terpaku seperti patung.
Lalu tanpa perintah apapun, tiba-tiba tubuh dua orang itu bergetar dan terkesiap “Aku sadar,” ucap mereka berbarengan dengan ekspresi datar.
“Kalian kesurupan!!” Hoya datang entah darimana sudah membawa segelas air dan langsung mencipratkan kearah Sung Yeol dan Dong Woo sambil berkomat-kamit ala dukun.
“YA!!!!” Hoya langsung mendapat semprotan dari Sung Yeol dan Dong Woo.
“Katakan padaku, apa yang terjadi pada kalian?!” interogasi Sung Gyu seperti detektif.
“Aku. Aku tiba-tiba merasa bahwa kakiku keram dan itu sakit sekali, hyung. Kau tahu kan patrick selalu menyarankan itu.” Sung Yeol menjawab dengan mata berbinar-binar.
“Bagaimana denganmun, Dong Woo-ah?” Sung Gyu melanjutkan pertanyaannya.
“Aaa..aaku..aku hanya kasian pada Sung Yeol dan Sung Jong. Jadi aku bergabung saja, aku tak tega melihat mereka berdua menderita,” jawaban yang sangat polos keluar dari mulut Dong Woo. Yang lain menatap Dong Woo dengan heran, ada yang merasa kesal dan ada juga yang terkesan dengan perilaku Dong Woo.
“Yasudahlah...sekarang, MARI KITA MAKAN!!!” Woo Hyun mengangkat tangannya dan berbalik badan lalu diikuti oleh semuanya. Tapi, semuanya langsung melongo begitu melihat keadaan didepan mereka.
“Aaahh~~ akhirnya aku kenyang juga...” Sung Jong menghempaskan badannya di lantai. Diatas meja kini hanya tersisa bungkus-bungkus makanan tanpa sedikitpun makanan yang tersisa.
Semuanya memasang wajah memelas. Sepertinya virus ‘kelaparan akut’ Sung Jong akan tertular pada mereka sebentar lagi.
“Satu Sung Jong saja sudah merepotkan. Bagaimana jika tujuh orang Sung Jong yang ‘kelaparan akut’?” Sung Gyu berpikir setelah melihat wajah-wajah kusut dihadapannya sambil memegangi perut.
“Yasudah, kali ini kita makan diluar biar aku yang traktir..” dengan terpaksa akhirnya Sung Gyu mengeluarkan kata-kata itu juga.
“YEEE....!!!!” semuanya bersorak gembira. “Kecuali untuk Sung Jong!” Sung Gyu menambahkan.
“Kajja!!”
Kini Sung Jong terduduk dipojokan sendirian. Dan yang lain tengah bermakan-makan ria di luar sana. Meski Sung Gyu tak sepenuhnya bahagia karena itu berarti dompetnya akan menipis.

~*`*`KKEUT`*`*~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Vignette] Only Hope

Title:  Only Hope Scriptwriter: NanaJji (@nana.novita) Cast(s): Jeon Jungkook [BTS] || Kim Soojin [OC] || Park Yooji [OC] || Kim Yugyeom [GOT7] || Kim Namjoon [BTS] Genre: Romance. Friendship. Hurt. Duration: Vignette Rating: Teen Summary: Salahku yang terlalu berharap padamu

[Oneshot] Brother and Sister Complex

  Title: Brother and Sister Complex Author: Na n aJji (@nana.novita) Length: Oneshot Genre: Romance, family, friendship Main Casts: Kim Myung Soo (INFINITE) || Kim Soo Jin (OC) Rating: PG-15 Summary: Seperti sebuah napza. Berawal dari sebuah kebersamaan, hingga akhirnya membuatnya menjadi candu.

[Vignette] Biscuit

Title: BISCUIT Scriptwriter: NanaJji (@nana.novita) Cast(s): Oh Sehun [EXO] || Kim Soojin [OC] || Kim Jongin [EXO] Genre: Comedy. Friendship. Duration: Vignette Rating: G Summary: Haruskah ia memberitahu Soojin tentang apa yang ingin ia beli? . “ Oppa sungguh ingin membeli itu?” tanya Soojin tak percaya. Sehun hanya dapat mengangguk dengan polos. . . .