Title:
Love Tragedy
Author: NanaJji
Length:
Chaptered
Genre:
Romance, friendship, tragedy (?)
Main Cast:
Kim Myung Soo/L (Infinite) || Kim Soo Jin (OC)
Support Cast:
SOO JIN POV
“KYYAAAAAA!!!!!!”
Aku terbangun dari
tempat tidurku. Huft… ternyata itu hanya mimpi. Ini pertama kalinya aku
memimpikan hal itu lagi, padahal enam bulan sudah berlalu sejak terakhir aku
memimpikannya. Aku melihat kearah jam waker yang berada di meja sebelah tempat
tidurku. Hhmmm… baru jam 2 pagi, aku pun kembali tidur.
Tapi sudah setengah jam
aku berbaring dan hanya membolak-balikan badanku di atas tempat tidur. Akhirnya
aku melakukan hal rutin yang akan menghilangkan insomnia gara-gara mimpi itu.
Aku mengambil frame
yang berisi fotoku dan Min Woo oppa dan juga mengambil cincin pemberiannya.
Sejenak aku memandangi foto itu, “Oppa… kenapa hal itu harus terjadi padamu?” tanyaku
pada benda mati itu dengan suara lirih. Aku lalu melanjutkan tidurku sambil
memeluk frame dan cincin itu hingga terlelap.
~~~***~~~
Sore ini, aku dan Sung
Jong oppa pergi ke markas bersama-sama. Kami menunggu di depan halte dekat
sekolah kami.
“Oppa!”
“Ne?”
dia menggeser posisi badannya agar bisa menghadapku.
“Aku
kan sudah bergabung menjadi detektif, berarti mulai sekarang kita akan pulang
bersama kan??”aku mengejap-ngejapkan mataku kearahnya.
“Ten—“
“Tidak bisa!” sebuah suara memotong perkataan Sung Jong oppa, sontak kami
melihat kearah sumber suara.
“Hyung!”
“Apa maksudmu?!” kata kami bersamaan ketika melihat sosok yang kami kenal.
“Kenapa
kau tidak bisa sopan sedikit padaku, heh?” dia berjalan kearah kami dan secepat
kilat langsung menjitak dahiku.
“Baiklah…
Maksud oppa apa?” aku melembutkan suaraku sambil tetap mengusap-usap dahiku
yang tentunya terasa sangat sakit.
“Mulai
hari ini, setiap hari aku yang akan menjemputmu”
“Tapi
kan aku bisa pergi dengan Sung Jong oppa… ia kan oppa?” aku menoleh kearah Sung
Jong oppa meminta dukungannya. Sung Jong oppa pun mengangguk mantap.
“Tidak
bisa Soo Jin-ah~ Tempat latihanmu berbeda dengan Sung Jong. Dan mulai hari ini
aku yang akan mengajarimu juga, arra?” Myung Soo oppa ikut melembutkan suaranya
dan menundukan sedikit badannya agar bisa sejajar denganku.
“Tapi,
hyung…”
“Nanti
kujelaskan di mobil”
~~~***~~~
“Apa?!!!”
teriakkan Sung Jong oppa hampir saja memecahkan telingaku.
Hening~~
“Jadi…
aku sebagai anggota baru harus diajarkan secara intensif oleh oppa dan karena
itu oppa tidak akan melaksanakan misi selama enam bulan, begitu??” tanyaku
sambil menengok kesebelah dimana Myung Soo oppa duduk.
“Babo!
Bukan karena mu aku tidak dapat misi, tapi karena aku sedang dipersiapkan untuk
misi penting!”
“Misi
apa??” Sung Jong oppa mendongakkan kepalanya diantara kursiku dan Myung Soo
oppa yang membuatku sangat kaget.
“Entahlah…
aku juga tidak tahu. Kau tanya sajalah pada Taec Yeon hyung”
~~~***~~~
MYUNG
SOO POV
Apa
sebenarnya maksud Taec Yeon hyung? Misi penting? Sepenting apakah?
Sampai-sampai aku harus diliburkan seperti ini selama enam bulan? pertanyaan
itu sekarang memenuhi pikiranku.
“Oppa!”
suara Soo Jin mengagetkanku. Dengan wajah polosnya dia melambai-lambaikan
tangannya di depan wajahku.
“Eh,,
waeyo?”
“Haish…
kenapa dari tadi aku panggil nggak jawab sih?” kali ini ia memanyunkan bibirnya
dan duduk disebelahku.
“Apa?!
Apa kau bilang? Haish?!” kataku mencoba mengalihkan pandanganku darinya.
“A…a…aniya.
Aku bilang I see kok, bukan haish. Oh ia! Ini minuman oppa!”
“Gomawoyo”
Soo Jin hanya mengangguk mendengar perkataankku.
Yah,
kami baru saja selesai latihan dan aku menyuruhnya membeli minuman. Aku tidak
perlu susah-susah untuk mengajarinya beladiri, karena dia memang sudah
menguasainya. Tadi aku hanya mengajarinya trik-trik yang kutemukan sendiri
dalam menghadapi lawan.
“Oppa…”
katanya sambil menaruh kaleng minuman yang telah kosong diatas kursi yang kami
duduki.
“Hmm…”
aku menaikkan alisku dan menatap kearahnya.
“Apa
seorang detektif bisa menyelidiki kasus satu tahun yang lalu?” tanyanya sambil
menatap kedepan dengan tatapan kosong. Suasana ini muncul lagi, aku sangat
tidak suka dengan suasana ini!
“Tentu
saja! Sepuluh tahun yang lalupun bisa!” kataku sambil mengikuti arah pandangnya
dan mencoba untuk tidak terbawa suasana.
“Benarkah?!”
dia sekarang menatap kearahku dengan mata berkaca-kaca.
“Ne,
memangnya kau mau menyelidiki kasus apa?” Dia tidak merespon pertanyaanku tapi
malah menundukan kepalanya.
“Sudahlah,
kalau kau tidak mau menceritakannya,
oppa tidak apa-apa. Tapi suatu hari jika kau ingin menceritakannya padaku, aku
akan mendengarkannya, dan jika memang aku bisa membantu, pasti akan ku bantu”
Apa
yang telah aku katakan tadi? Tidak biasanya aku seperti ini dengan orang yang
baru kukenal? Dan aku juga merasakan hal aneh telah terjadi padaku setiap aku
bersamanya. Senang, khawatir, nyaman, dan detak jantungku tak dapat kukontrol
sebagaimana mestinya, ada apa denganku?!
“Tidak!
Oppa… aku akan menceritakan semuanya padamu”
~~~***~~~
“Myung
Soo-ah~ apa yang kau lakukan?” tiba-tiba Sung Gyu hyung masuk ke ruangan dimana
aku berada sekarang, tepatnya ruangan dimana semua berkas kasus-kasus yang kami
selidiki berada.
“Aku
sedang mencari berkas tahun lalu” jawabku tanpa melihat kearah Sung Gyu hyung
dan masih berkutit dengan tumpukan buku-buku yang sudah berdebu.
“Tentang
apa?” Sung Gyu hyung mendekatiku dan ikut membongkar buku-buku itu.
“Pembunuhan”
jawabku singkat.
~~~***~~~
“Hyung
apa itu? Banyak sekali??” tanya Sung Jong ketika aku memasuki ruangan para
detektif dengan membawa tumpukan buku yang aku temukan di tempat tadi yah~ sebutlah
saja gudang, begitupun dengan Sung Gyu hyung yang telah membantuku mencari
berkas-berkas itu.
“Sung
Jong dan kalian semua hyung, bisakah membantuku?” tanyaku pada Sung Jong, Sung
Yeol hyung, Hoya Hyung, Woo Hyun hyung, dan Dong Woo hyung yang berada di
ruangan itu.
Kini
aku menjelaskan pada mereka apa yang harus dicari dan memberitahu apa yang Soo
Jin telah ceritakan padaku tadi sore, meskipun tidak semuanya karena itu privasi
Soo Jin. Setelah itu, kami langsung mencari-cari dimana kasus itu telah
dibukukan, hingga akhirnya kami menemukannya meskipun itu sudah larut malam.
Entah apa yang aku pikirkan sekarang, yang
pasti aku merasa harus menolong Soo Jin!
~~~***~~~
Dor!
Dor! Dor!
Suara
tembakan itu terdengar bertubi-tubi. Hari ini aku dan Soo Jin memang sedang
latihan menembak dan tak perlu waktu lama aku mengajari Soo Jin, karena dia
mudah mempelajari apapun yang aku ajarkan padanya. Buktinya, sekarang dia sudah
dengan mudah memegang dan menembakkan peluru dari pistol yang ia pegang tanpa
pengarahan dariku.
“Soo
Jin-ah~” kataku sambil berdiri dari tempat duduk yang berada di belakang Soo
Jin yang sedang menembak.
“Hhmm…”
ia hanya menggumam untuk merespon panggilanku dan masih tetap dalam posisinya,
namun ia tidak menembakkan pelurunya lagi.
“Min
Woo ssi~ Min Woo ssi meninggal karena terlilit hutang” kataku to the point. Tak
ada respon apapun darinya, pegangannya mengendur dan hampir saja pistolnya
jatuh.
Tanpa
berpikir apapun, aku memegangi tangannya dari belakang dan badanku membentuk
posisi menembak, sama dengan posisi tubuhnya.
“Kau
tidak boleh seperti ini, bukan seperti ini caranya memegang pistol. Tadi
bukannya aku sudah ajari dan kau sudah bisa. Kau harus kuat, tidak boleh
lemah!” kataku lalu sambil mengeratkan peganganku di tangannya. Kulihat buliran
air mata jatuh satu per satu dari mata indahnya.
“Latihan
hari ini cukup sampai disini” lanjutku lagi dan mengendurkan peganganku lalu
mengambil pistol yang Soo Jin bawa dan memasukkannya ke sakuku.
Setelah
itu, aku membalikkan badannya lalu menariknya kepelukanku. Kini ia menangis
terisak-isak, kurasakan bajuku basah oleh air matanya. Setelah cukup lama ia
menangis dan mulai tenang, ia melepaskan pelukanku dan mengusap-usap pipinya
yang masih penuh dengan air mata.
“Hei,
hei~ lihatlah! Bajuku sampai basah begini” candaku sambil tersenyum lebar
kearahnya. Berkat itupun, ia akhirnya mendongakan kepalanya dan menatap
kearahku.
“Pakailah
ini” lanjutku lagi sambil memberikan saputangan padanya.
“Mianhaeyo~”
katanya lalu mengambil saputangan itu dan tertunduk lagi. Aku tahu sekarang
pipinya sedang bersemu merah. Lucu sekali anak ini~
~~~***~~~
“Oppa…
kenapa oppa tidak pernah sedikitpun menceritakan masalahmu itu padaku???” kini
Soo Jin menatap penuh tanya pada benda mati di depannya, itu adalah nisan Min
Woo ssi. Entah kenapa setiap orang pasti pernah berbicara pada benda mati?
Padahal itu percuma saja, toh benda itu tidak akan menjawabnya, bukan?
Kami
sekarang memang sedang berada di pemakaman dimana Min Woo ssi dimakamkan. Kami
berada disini, setelah tadi Soo Jin memintaku untuk mengantarkannya ketempat
ini. Ternyata pemakaman ini adalah tempat dimana aku pertama kali bertemu Soo
Jin, tentunya kalian masih ingat bukan?
Waktu
itu Soo Jin memang ingin melayat ke makam mantan namjachingunya itu, tapi tak
disangka ia malah mengalami hal tragis itu bersamaku, dan sekarang ia sudah
bergabung menjadi detektif. Ini semua memang takdir, tak salah banyak orang
yang memang percaya dengan takdir itu sendiri. Dan akupun mulai mempercayai
takdir, sejak bertemu dengan Soo Jin~
“Oppa…
mianhaeyo~” suara Soo Jin akhirnya mengenyahkan lamunanku.
“Eh?
Untuk apa??” jawabku yang masih kaget karena ucapannya itu.
“Untuk
semuanya~ maaf karena waktu itu aku merusak penyelidikanmu di tempat ini, maaf
karena oppa harus mengajariku yang sebagai detektif baru, maaf karena membuatmu
ikut ambil pusing dengan kasus Min Woo oppa, maaf karena aku sudah bersikap
seperti tadi padamu, dan maaf karena aku memintamu untuk mengantarkanku kesini.
Mianhae… jeongmal mianhaeyo~”
“Hei~
sudahlah. Jangan salahkan dirimu, semua itu adalah takdir” ucapku bijak dan
melemparkan senyuman lebar kearahnya.
~~~***~~~
SOO JIN POV
Akhirnya… masa-masa latihanku akan segera berakhir~ Sudah
lebih dari lima bulan aku berlatih sendiri dan hanya ditemani hmmm… maksudku
dilatih oleh Myung Soo oppa. Awalnya, aku mengira
dia adalah orang yang dingin, cuek, sombong, tapi ternyata dugaanku salah!
Meskipun tak sepenuhnya salah, karena pada awal bertemu dengannya, dia memang
terlihat seperti itu~
“Pletak!!”
Tiba-tiba
saja mendarat sebuah jitakan dikepalaku dengan mulusnya. Aku langsung menaikkan
tanganku dan hendak menjitaknya balik, tapi orang itu sudah menghilang.
“Oppaaaa!!!!!”
teriakku geram dan langsung saja mengejar Myung Soo oppa yang sedang berlari
sambil menjulurkan lidahnya kearahku. Tapi, langkahnya terhenti karena
seseorang telah menggenggam tangannya. “Hyung?” katanya dengan suara pelan.
“Oppadeul!!”
seruku sambil berlari kearahnya.
“Soo
Jinie… bogoshippoyo~~” ucap Sung Jong oppa sambil merentangkan tangannya.
“Nado, oppa~” ucapku lalu sambil membalas pelukannya. Kini kami berpelukan
sambil meloncat-loncat seperti anak 5 tahun yang akhirnya bertemu dengan
idolanya.
“Nado~~”
kini Woo Hyun oppa ikut berpelukan bersama kami. “Ya! Kalian tidak mengajakku!”
Sung Yeol oppa pun akhirnya bergabung juga. “Oppa, jangan seperti ini. Aku…
tidak bisa… bernafas” ucapku terbata-bata karena leherku terasa dicekik oleh
Sung Yeol oppa.
“Aku
pergi dulu” suara itu menghentikan kegiatan kami semua dan langsung menoleh
kearah suara itu. “Ya! Odigayo?!” teriakkan Sung Gyu oppa itu tak direspon
sedikitpun olehnya.
“Oppa!”
teriakku hendak berlari mengejar Myung Soo oppa, tapi tanganku ditahan oleh Woo
Hyun oppa. “Biarkan dia seperti itu” ucapnya lalu.
~~~***~~~
Kini aku dan orang-orang yang sudah kuanggap sebagai oppa
ku ini sudah berada di salah satu ruangan di tempat yang masih sama dimana kami
bertemu tadi.
“Tak
biasanya Myung Soo seperti itu?” Dong Woo oppa mulai membuka pembicaraan. “Dia
memang seperti itu, apa hyung tidak tahu?” ucap Hoya oppa dengan nada datar,
tapi aku tahu didalamnya itu ada nada menyindir.
“Eh,
oh ia! Tumben oppa semua kemari, ada apa??” tanyaku mengalihkan pembicaraan.
“Ne…
kami kesini memang ada tujuan tertentu, sekalian menjenguk kalian juga sih~”
jawab Woo Hyun oppa. Aku hanya mengangkat satu alisku, pertanda masih bingung
dengan ucapannya.
“Taec
Yeon hyung menyuruh kami datang kemari, untuk memberikan kalian ini” kata Sung
Gyu oppa sambil menyerahkan dua buah amplop padaku. “Ini untukmu dan satu lagi untuk Myung Soo, nanti
tolong kau berikan padanya” lanjutnya lagi.
“Isinya
apa??” tanyaku lagi.
“Entahlah…
kami juga tidak tahu. Taec Yeon hyung menyuruhmu membukanya saat kau sedang
sendiri, jadi jangan kau buka sekarang” perkataan Sung Yeol oppa mengagetkanku,
sehingga aku langsung menutup amplop yang sedaritadi aku permainkan dan hendak
membacanya.
~~~***~~~
MYUNG
SOO POV
“Ya!
Myung Soo-ah, apa yang kau lakukan?! Tidak seharusnya kau berada disini!” aku
bicara pada diriku sendiri. Sekarang aku sedang memperhatikan, mungkin lebih
tepatnya mengintip di sela-sela pintu ruangan dimana Soo Jin dan chingudeulku
sedang berbicara.
“Kenapa
kau seperti ini?! Kenapa kau harus kesal melihat
mereka akrab seperti itu?!! Mereka semua kan chingudeulmu, kau tidak boleh
seperti ini!!!” aku merasa kesal dan tetap memarahi diriku yang babo ini. Aku
terus berjalan entah kemana. Kulihat sebuah kaleng di depanku dan
kutendang-tendang saja kaleng itu, menghilangkan kekesalanku.
Kulihat
sepasang kaki sudah berada di depanku, akupun berhenti menendang kaleng itu dan
mendongakan kepalaku. “Oppa! Kemana saja? Aku sudah mencarimu kemana-mana!” Soo
Jin! Dialah yang sekarang berdiri di depanku. Tanpa menghiraukan keberadaannya,
aku terus berjalan melewatinya.
Tapi,
dia mengikutiku dan merangkulkan tangannya di lenganku. “Oppa, gwenchana? Apa
oppa sakit?” tanyanya dan membuatku berhenti melangkah, ‘apa sikapku begitu
aneh? Terlalu jelaskah? Sampai dia bertanya seperti itu padaku’ pikirku.
“Hmm…
tidak panas kok” lanjutnya lagi setelah menempelkan punggung tangannya di
jidatku dan sekarang posisiya sudah berada di depanku. “Ehem, gwenchana~ aku
tidak apa-apa. Ayo kita pulang!”
“Ayo!!
Oh ia! Tadi oppadeul menitipkan ini untuk oppa!” serunya riang. “Apa ini?”
tanyaku dan mulai memasuki mobil, begitupun dengannya.
“Entahlah…”
“Tapi
kata Sung Gyu oppa, Taec Yeon oppa menyuruh agar kita membukanya jika sedang
sendiri” lanjutnya lagi setelah kami sudah berada di dalam mobil.
“Hhmm…”
aku hanya bergumam sambil membolak-balikkan amplop yang ia berikan padaku lalu
menarik gas mobilku meninggalkan tempat itu.
~~~***~~~
Kini
aku dan Soo Jin sudah berada di tempat dimana seharusnya kami berada, markas
detektif. Setelah kemarin aku membaca surat yang diberikan Taec Yeon hyung,
didalamnya berisi perintah untuk menjalankan misi yang selama enam bulan ini
sudah menungguku. Setelah membaca surat itu, Soo Jin langsung meneleponku dan
mengatakan kalau dia juga mendapat misi dari Taec Yeon hyung.
“Duduklah…”
Taec Yeon hyung menyambut kami yang sudah berada diruangannya. Kamipun duduk di
sofa yang berada diruangan itu.
“Langsung
saja pada pokok permasalahannya” lanjut Taec Yeon hyung. Aku dan Soo Jin pun
hanya tersenyum dan mengangguk. “Soo Jin, sebagai misi pertamamu, aku akan
tugaskan kau untuk menyelidiki peredaran narkoba di kalangan pelajar bersama
Sung Jong”
“Ne,
arraseo!” jawab Soo Jin.
“Dan
untukmu, Myung Soo. Kau kuberi misi besar. Rentenir, bukan rentenir biasa, tapi
boss dari semua rentenir, Big Boss!!”
“MWOYA!!!”
teriakku bersamaan dengan Soo Jin.
To Be Continued….
don't forget to leave a comment :D
don't forget to leave a comment :D
Komentar
Posting Komentar