Langsung ke konten utama

[Chapter] Love Tragedy Chap.3


Title: Love Tragedy
Author: NanaJji
Length: Chaptered
Genre: Romance, friendship, tragedy (?)
Main Cast:
Kim Myung Soo/L (Infinite) || Kim Soo Jin (OC)
Support Cast:
All INFINITE Members || Ok Taec Yeon (2PM)

Previuos Chap:
1, 2



SOO JIN POV
“KYYAAAAAA!!!!!!”
Aku terbangun dari tempat tidurku. Huft… ternyata itu hanya mimpi. Ini pertama kalinya aku memimpikan hal itu lagi, padahal enam bulan sudah berlalu sejak terakhir aku memimpikannya. Aku melihat kearah jam waker yang berada di meja sebelah tempat tidurku. Hhmmm… baru jam 2 pagi, aku pun kembali tidur.
Tapi sudah setengah jam aku berbaring dan hanya membolak-balikan badanku di atas tempat tidur. Akhirnya aku melakukan hal rutin yang akan menghilangkan insomnia gara-gara mimpi itu.
Aku mengambil frame yang berisi fotoku dan Min Woo oppa dan juga mengambil cincin pemberiannya. Sejenak aku memandangi foto itu, “Oppa… kenapa hal itu harus terjadi padamu?” tanyaku pada benda mati itu dengan suara lirih. Aku lalu melanjutkan tidurku sambil memeluk frame dan cincin itu hingga terlelap.

~~~***~~~

Sore ini, aku dan Sung Jong oppa pergi ke markas bersama-sama. Kami menunggu di depan halte dekat sekolah kami.
“Oppa!”
“Ne?” dia menggeser posisi badannya agar bisa menghadapku.     
“Aku kan sudah bergabung menjadi detektif, berarti mulai sekarang kita akan pulang bersama kan??”aku mengejap-ngejapkan mataku kearahnya.
“Ten—“ “Tidak bisa!” sebuah suara memotong perkataan Sung Jong oppa, sontak kami melihat kearah sumber suara.
“Hyung!” “Apa maksudmu?!” kata kami bersamaan ketika melihat sosok yang kami kenal.
“Kenapa kau tidak bisa sopan sedikit padaku, heh?” dia berjalan kearah kami dan secepat kilat langsung menjitak dahiku.
“Baiklah… Maksud oppa apa?” aku melembutkan suaraku sambil tetap mengusap-usap dahiku yang tentunya terasa sangat sakit.
“Mulai hari ini, setiap hari aku yang akan menjemputmu”
“Tapi kan aku bisa pergi dengan Sung Jong oppa… ia kan oppa?” aku menoleh kearah Sung Jong oppa meminta dukungannya. Sung Jong oppa pun mengangguk mantap.
“Tidak bisa Soo Jin-ah~ Tempat latihanmu berbeda dengan Sung Jong. Dan mulai hari ini aku yang akan mengajarimu juga, arra?” Myung Soo oppa ikut melembutkan suaranya dan menundukan sedikit badannya agar bisa sejajar denganku.
“Tapi, hyung…”
“Nanti kujelaskan di mobil”

~~~***~~~

“Apa?!!!” teriakkan Sung Jong oppa hampir saja memecahkan telingaku.
Hening~~
“Jadi… aku sebagai anggota baru harus diajarkan secara intensif oleh oppa dan karena itu oppa tidak akan melaksanakan misi selama enam bulan, begitu??” tanyaku sambil menengok kesebelah dimana Myung Soo oppa duduk.
“Babo! Bukan karena mu aku tidak dapat misi, tapi karena aku sedang dipersiapkan untuk misi penting!”
“Misi apa??” Sung Jong oppa mendongakkan kepalanya diantara kursiku dan Myung Soo oppa yang membuatku sangat kaget.
“Entahlah… aku juga tidak tahu. Kau tanya sajalah pada Taec Yeon hyung”

~~~***~~~

MYUNG SOO POV
Apa sebenarnya maksud Taec Yeon hyung? Misi penting? Sepenting apakah? Sampai-sampai aku harus diliburkan seperti ini selama enam bulan? pertanyaan itu sekarang memenuhi pikiranku.
“Oppa!” suara Soo Jin mengagetkanku. Dengan wajah polosnya dia melambai-lambaikan tangannya di depan wajahku.
“Eh,, waeyo?”
“Haish… kenapa dari tadi aku panggil nggak jawab sih?” kali ini ia memanyunkan bibirnya dan duduk disebelahku.
“Apa?! Apa kau bilang? Haish?!” kataku mencoba mengalihkan pandanganku darinya.
“A…a…aniya. Aku bilang I see kok, bukan haish. Oh ia! Ini minuman oppa!”
“Gomawoyo” Soo Jin hanya mengangguk mendengar perkataankku.
Yah, kami baru saja selesai latihan dan aku menyuruhnya membeli minuman. Aku tidak perlu susah-susah untuk mengajarinya beladiri, karena dia memang sudah menguasainya. Tadi aku hanya mengajarinya trik-trik yang kutemukan sendiri dalam menghadapi lawan.
“Oppa…” katanya sambil menaruh kaleng minuman yang telah kosong diatas kursi yang kami duduki.
“Hmm…” aku menaikkan alisku dan menatap kearahnya.
“Apa seorang detektif bisa menyelidiki kasus satu tahun yang lalu?” tanyanya sambil menatap kedepan dengan tatapan kosong. Suasana ini muncul lagi, aku sangat tidak suka dengan suasana ini!
“Tentu saja! Sepuluh tahun yang lalupun bisa!” kataku sambil mengikuti arah pandangnya dan mencoba untuk tidak terbawa suasana.
“Benarkah?!” dia sekarang menatap kearahku dengan mata berkaca-kaca.
“Ne, memangnya kau mau menyelidiki kasus apa?” Dia tidak merespon pertanyaanku tapi malah menundukan kepalanya.
“Sudahlah, kalau kau tidak mau menceritakannya, oppa tidak apa-apa. Tapi suatu hari jika kau ingin menceritakannya padaku, aku akan mendengarkannya, dan jika memang aku bisa membantu, pasti akan ku bantu”
Apa yang telah aku katakan tadi? Tidak biasanya aku seperti ini dengan orang yang baru kukenal? Dan aku juga merasakan hal aneh telah terjadi padaku setiap aku bersamanya. Senang, khawatir, nyaman, dan detak jantungku tak dapat kukontrol sebagaimana mestinya, ada apa denganku?!
“Tidak! Oppa… aku akan menceritakan semuanya padamu”

~~~***~~~

“Myung Soo-ah~ apa yang kau lakukan?” tiba-tiba Sung Gyu hyung masuk ke ruangan dimana aku berada sekarang, tepatnya ruangan dimana semua berkas kasus-kasus yang kami selidiki berada.
“Aku sedang mencari berkas tahun lalu” jawabku tanpa melihat kearah Sung Gyu hyung dan masih berkutit dengan tumpukan buku-buku yang sudah berdebu.
“Tentang apa?” Sung Gyu hyung mendekatiku dan ikut membongkar buku-buku itu.
“Pembunuhan” jawabku singkat.

~~~***~~~

“Hyung apa itu? Banyak sekali??” tanya Sung Jong ketika aku memasuki ruangan para detektif dengan membawa tumpukan buku yang aku temukan di tempat tadi yah~ sebutlah saja gudang, begitupun dengan Sung Gyu hyung yang telah membantuku mencari berkas-berkas itu.
“Sung Jong dan kalian semua hyung, bisakah membantuku?” tanyaku pada Sung Jong, Sung Yeol hyung, Hoya Hyung, Woo Hyun hyung, dan Dong Woo hyung yang berada di ruangan itu.
Kini aku menjelaskan pada mereka apa yang harus dicari dan memberitahu apa yang Soo Jin telah ceritakan padaku tadi sore, meskipun tidak semuanya karena itu privasi Soo Jin. Setelah itu, kami langsung mencari-cari dimana kasus itu telah dibukukan, hingga akhirnya kami menemukannya meskipun itu sudah larut malam. Entah apa yang aku pikirkan sekarang, yang  pasti aku merasa harus menolong Soo Jin!

~~~***~~~

Dor! Dor! Dor!
Suara tembakan itu terdengar bertubi-tubi. Hari ini aku dan Soo Jin memang sedang latihan menembak dan tak perlu waktu lama aku mengajari Soo Jin, karena dia mudah mempelajari apapun yang aku ajarkan padanya. Buktinya, sekarang dia sudah dengan mudah memegang dan menembakkan peluru dari pistol yang ia pegang tanpa pengarahan dariku.
“Soo Jin-ah~” kataku sambil berdiri dari tempat duduk yang berada di belakang Soo Jin yang sedang menembak.
“Hhmm…” ia hanya menggumam untuk merespon panggilanku dan masih tetap dalam posisinya, namun ia tidak menembakkan pelurunya lagi.
“Min Woo ssi~ Min Woo ssi meninggal karena terlilit hutang” kataku to the point. Tak ada respon apapun darinya, pegangannya mengendur dan hampir saja pistolnya jatuh.
Tanpa berpikir apapun, aku memegangi tangannya dari belakang dan badanku membentuk posisi menembak, sama dengan posisi tubuhnya.
“Kau tidak boleh seperti ini, bukan seperti ini caranya memegang pistol. Tadi bukannya aku sudah ajari dan kau sudah bisa. Kau harus kuat, tidak boleh lemah!” kataku lalu sambil mengeratkan peganganku di tangannya. Kulihat buliran air mata jatuh satu per satu dari mata indahnya.
“Latihan hari ini cukup sampai disini” lanjutku lagi dan mengendurkan peganganku lalu mengambil pistol yang Soo Jin bawa dan memasukkannya ke sakuku.
Setelah itu, aku membalikkan badannya lalu menariknya kepelukanku. Kini ia menangis terisak-isak, kurasakan bajuku basah oleh air matanya. Setelah cukup lama ia menangis dan mulai tenang, ia melepaskan pelukanku dan mengusap-usap pipinya yang masih penuh dengan air mata.
“Hei, hei~ lihatlah! Bajuku sampai basah begini” candaku sambil tersenyum lebar kearahnya. Berkat itupun, ia akhirnya mendongakan kepalanya dan menatap kearahku.
“Pakailah ini” lanjutku lagi sambil memberikan saputangan padanya.
“Mianhaeyo~” katanya lalu mengambil saputangan itu dan tertunduk lagi. Aku tahu sekarang pipinya sedang bersemu merah. Lucu sekali anak ini~

~~~***~~~

“Oppa… kenapa oppa tidak pernah sedikitpun menceritakan masalahmu itu padaku???” kini Soo Jin menatap penuh tanya pada benda mati di depannya, itu adalah nisan Min Woo ssi. Entah kenapa setiap orang pasti pernah berbicara pada benda mati? Padahal itu percuma saja, toh benda itu tidak akan menjawabnya, bukan?
Kami sekarang memang sedang berada di pemakaman dimana Min Woo ssi dimakamkan. Kami berada disini, setelah tadi Soo Jin memintaku untuk mengantarkannya ketempat ini. Ternyata pemakaman ini adalah tempat dimana aku pertama kali bertemu Soo Jin, tentunya kalian masih ingat bukan?
Waktu itu Soo Jin memang ingin melayat ke makam mantan namjachingunya itu, tapi tak disangka ia malah mengalami hal tragis itu bersamaku, dan sekarang ia sudah bergabung menjadi detektif. Ini semua memang takdir, tak salah banyak orang yang memang percaya dengan takdir itu sendiri. Dan akupun mulai mempercayai takdir, sejak bertemu dengan Soo Jin~
“Oppa… mianhaeyo~” suara Soo Jin akhirnya mengenyahkan lamunanku.
“Eh? Untuk apa??” jawabku yang masih kaget karena ucapannya itu.
“Untuk semuanya~ maaf karena waktu itu aku merusak penyelidikanmu di tempat ini, maaf karena oppa harus mengajariku yang sebagai detektif baru, maaf karena membuatmu ikut ambil pusing dengan kasus Min Woo oppa, maaf karena aku sudah bersikap seperti tadi padamu, dan maaf karena aku memintamu untuk mengantarkanku kesini. Mianhae… jeongmal mianhaeyo~”
“Hei~ sudahlah. Jangan salahkan dirimu, semua itu adalah takdir” ucapku bijak dan melemparkan senyuman lebar kearahnya.

~~~***~~~

SOO JIN POV
Akhirnya… masa-masa latihanku akan segera berakhir~ Sudah lebih dari lima bulan aku berlatih sendiri dan hanya ditemani hmmm… maksudku dilatih oleh Myung Soo oppa. Awalnya, aku mengira dia adalah orang yang dingin, cuek, sombong, tapi ternyata dugaanku salah! Meskipun tak sepenuhnya salah, karena pada awal bertemu dengannya, dia memang terlihat seperti itu~
“Pletak!!”
Tiba-tiba saja mendarat sebuah jitakan dikepalaku dengan mulusnya. Aku langsung menaikkan tanganku dan hendak menjitaknya balik, tapi orang itu sudah menghilang.
“Oppaaaa!!!!!” teriakku geram dan langsung saja mengejar Myung Soo oppa yang sedang berlari sambil menjulurkan lidahnya kearahku. Tapi, langkahnya terhenti karena seseorang telah menggenggam tangannya. “Hyung?” katanya dengan suara pelan.
“Oppadeul!!” seruku sambil berlari kearahnya.
“Soo Jinie… bogoshippoyo~~” ucap Sung Jong oppa sambil merentangkan tangannya. “Nado, oppa~” ucapku lalu sambil membalas pelukannya. Kini kami berpelukan sambil meloncat-loncat seperti anak 5 tahun yang akhirnya bertemu dengan idolanya.
“Nado~~” kini Woo Hyun oppa ikut berpelukan bersama kami. “Ya! Kalian tidak mengajakku!” Sung Yeol oppa pun akhirnya bergabung juga. “Oppa, jangan seperti ini. Aku… tidak bisa… bernafas” ucapku terbata-bata karena leherku terasa dicekik oleh Sung Yeol oppa.
“Aku pergi dulu” suara itu menghentikan kegiatan kami semua dan langsung menoleh kearah suara itu. “Ya! Odigayo?!” teriakkan Sung Gyu oppa itu tak direspon sedikitpun olehnya.
“Oppa!” teriakku hendak berlari mengejar Myung Soo oppa, tapi tanganku ditahan oleh Woo Hyun oppa. “Biarkan dia seperti itu” ucapnya lalu.

~~~***~~~

Kini aku dan orang-orang yang sudah kuanggap sebagai oppa ku ini sudah berada di salah satu ruangan di tempat yang masih sama dimana kami bertemu tadi.
“Tak biasanya Myung Soo seperti itu?” Dong Woo oppa mulai membuka pembicaraan. “Dia memang seperti itu, apa hyung tidak tahu?” ucap Hoya oppa dengan nada datar, tapi aku tahu didalamnya itu ada nada menyindir.
“Eh, oh ia! Tumben oppa semua kemari, ada apa??” tanyaku mengalihkan pembicaraan.
“Ne… kami kesini memang ada tujuan tertentu, sekalian menjenguk kalian juga sih~” jawab Woo Hyun oppa. Aku hanya mengangkat satu alisku, pertanda masih bingung dengan ucapannya.
“Taec Yeon hyung menyuruh kami datang kemari, untuk memberikan kalian ini” kata Sung Gyu oppa sambil menyerahkan dua buah amplop padaku. “Ini untukmu dan satu lagi untuk Myung Soo, nanti tolong kau berikan padanya” lanjutnya lagi.
“Isinya apa??” tanyaku lagi.
“Entahlah… kami juga tidak tahu. Taec Yeon hyung menyuruhmu membukanya saat kau sedang sendiri, jadi jangan kau buka sekarang” perkataan Sung Yeol oppa mengagetkanku, sehingga aku langsung menutup amplop yang sedaritadi aku permainkan dan hendak membacanya.

~~~***~~~

MYUNG SOO POV
“Ya! Myung Soo-ah, apa yang kau lakukan?! Tidak seharusnya kau berada disini!” aku bicara pada diriku sendiri. Sekarang aku sedang memperhatikan, mungkin lebih tepatnya mengintip di sela-sela pintu ruangan dimana Soo Jin dan chingudeulku sedang berbicara.
“Kenapa kau seperti ini?! Kenapa kau harus kesal melihat mereka akrab seperti itu?!! Mereka semua kan chingudeulmu, kau tidak boleh seperti ini!!!” aku merasa kesal dan tetap memarahi diriku yang babo ini. Aku terus berjalan entah kemana. Kulihat sebuah kaleng di depanku dan kutendang-tendang saja kaleng itu, menghilangkan kekesalanku.
Kulihat sepasang kaki sudah berada di depanku, akupun berhenti menendang kaleng itu dan mendongakan kepalaku. “Oppa! Kemana saja? Aku sudah mencarimu kemana-mana!” Soo Jin! Dialah yang sekarang berdiri di depanku. Tanpa menghiraukan keberadaannya, aku terus berjalan melewatinya.
Tapi, dia mengikutiku dan merangkulkan tangannya di lenganku. “Oppa, gwenchana? Apa oppa sakit?” tanyanya dan membuatku berhenti melangkah, ‘apa sikapku begitu aneh? Terlalu jelaskah? Sampai dia bertanya seperti itu padaku’ pikirku.
“Hmm… tidak panas kok” lanjutnya lagi setelah menempelkan punggung tangannya di jidatku dan sekarang posisiya sudah berada di depanku. “Ehem, gwenchana~ aku tidak apa-apa. Ayo kita pulang!”
“Ayo!! Oh ia! Tadi oppadeul menitipkan ini untuk oppa!” serunya riang. “Apa ini?” tanyaku dan mulai memasuki mobil, begitupun dengannya.
“Entahlah…”
“Tapi kata Sung Gyu oppa, Taec Yeon oppa menyuruh agar kita membukanya jika sedang sendiri” lanjutnya lagi setelah kami sudah berada di dalam mobil.
“Hhmm…” aku hanya bergumam sambil membolak-balikkan amplop yang ia berikan padaku lalu menarik gas mobilku meninggalkan tempat itu.

~~~***~~~

Kini aku dan Soo Jin sudah berada di tempat dimana seharusnya kami berada, markas detektif. Setelah kemarin aku membaca surat yang diberikan Taec Yeon hyung, didalamnya berisi perintah untuk menjalankan misi yang selama enam bulan ini sudah menungguku. Setelah membaca surat itu, Soo Jin langsung meneleponku dan mengatakan kalau dia juga mendapat misi dari Taec Yeon hyung.
“Duduklah…” Taec Yeon hyung menyambut kami yang sudah berada diruangannya. Kamipun duduk di sofa yang berada diruangan itu.
“Langsung saja pada pokok permasalahannya” lanjut Taec Yeon hyung. Aku dan Soo Jin pun hanya tersenyum dan mengangguk. “Soo Jin, sebagai misi pertamamu, aku akan tugaskan kau untuk menyelidiki peredaran narkoba di kalangan pelajar bersama Sung Jong”
“Ne, arraseo!” jawab Soo Jin.
“Dan untukmu, Myung Soo. Kau kuberi misi besar. Rentenir, bukan rentenir biasa, tapi boss dari semua rentenir, Big Boss!!”
“MWOYA!!!” teriakku bersamaan dengan Soo Jin.


To Be Continued….


don't forget to leave a comment :D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Vignette] Only Hope

Title:  Only Hope Scriptwriter: NanaJji (@nana.novita) Cast(s): Jeon Jungkook [BTS] || Kim Soojin [OC] || Park Yooji [OC] || Kim Yugyeom [GOT7] || Kim Namjoon [BTS] Genre: Romance. Friendship. Hurt. Duration: Vignette Rating: Teen Summary: Salahku yang terlalu berharap padamu

[Oneshot] Brother and Sister Complex

  Title: Brother and Sister Complex Author: Na n aJji (@nana.novita) Length: Oneshot Genre: Romance, family, friendship Main Casts: Kim Myung Soo (INFINITE) || Kim Soo Jin (OC) Rating: PG-15 Summary: Seperti sebuah napza. Berawal dari sebuah kebersamaan, hingga akhirnya membuatnya menjadi candu.

[Vignette] Biscuit

Title: BISCUIT Scriptwriter: NanaJji (@nana.novita) Cast(s): Oh Sehun [EXO] || Kim Soojin [OC] || Kim Jongin [EXO] Genre: Comedy. Friendship. Duration: Vignette Rating: G Summary: Haruskah ia memberitahu Soojin tentang apa yang ingin ia beli? . “ Oppa sungguh ingin membeli itu?” tanya Soojin tak percaya. Sehun hanya dapat mengangguk dengan polos. . . .