Title:
Love Tragedy
Author: NanaJji
Length:
Chaptered
Genre:
Romance, friendship, tragedy (?)
Main Cast:
Kim Myung Soo/L (Infinite) || Kim Soo Jin (OC)
Support Cast:
All INFINITE Members || Ok
Taec Yeon (2PM)
A/N:
haihaiahai!! ff kali ini juga amat sangat lamaaaa ngejoglok gitu aja di laptop author.. dan kali ini di publish juga /huft~/ karena ini ff pertama yang author buat, jadi maklumin aja kalo GAJE B.A.N.G.E.T!
check this out!!
Hamparan padang rumput yang luas ini telah
tertata rapi puluhan nisan, mungkin bahkan ratusan dengan taburan bunga di
atasnya. Yah, ini memang
sebuah pemakaman, sepi… tapi tidak untuk hari ini. Sepertinya telah
terjadi keributan disana, sehingga seorang
namja menodongkan pisaunya.
Di kejauhan di dalam
semak-semak, seorang namja berwajah tampan tampak memperhatikan apa yang
terjadi disana dan ia juga mengambil beberapa gambar dengan kameranya. “Haha, tertangkap kau sekarang!” Namja
itu tersenyum manis,
tapi menyakitkan.
Tiba-tiba
ia mendengar langkah kaki datang dan hampir saja melewatinya, namun dengan
cepat ia menarik orang tersebut masuk kedalam
persembunyiannya.
“Hei,
apa yang kau lakukan?!” bentak orang tersebut yang ternyata adalah seorang
yeoja bernama Kim Soo Jin.
“Sstt!”
namja itu mencoba menenangkan Soo Jin yang
sedaritadi mencoba melepaskan pegangannya. Hingga untuk beberapa lama terjadi
perdebatan diantara mereka.
“Memangnya
kau siapa, hah?!
Seenaknya melarangku? Kalaupun harus mati sekarang aku tidak apa!” Soo Jin merasa kesabarannya sudah berada di ujung tanduk.
Sekarang Soo Jin telah bangun dari posisinya, sehingga setengah badannya tidak
tertutup semak-semak lagi. Dia telah berhasil menghempaskan tangan namja yang sedaritadi
menggenggam tangannya erat dan mencoba meninggalkan tempat itu.
“Apa kau gila?!!!” Namja
itu kembali menarik tangan Soo Jin dan semakin mempererat pegangannya yang
membuat Soo Jin meringis kesakitan.
“AARGHT!” teriakan Soo Jin sepertinya terlalu keras hingga menyebabkan penjahat
yang menodongkan pisaunya itu kini menatap kearah mereka berdua.
Tanpa
babibu, namja itu langsung berlari menuju mobil dan tak lupa menarik Soo Jin untuk
ikut bersamanya. “Masuk!” perintah namja itu
sambil membuka lebar pintu mobilnya dan menundukan kepala Soo Jin lalu
mendorongnya paksa masuk kedalam mobil itu. Kurang dari beberapa menit mobil sport itu telah
melenggang dari pemakaman.
“Aish!!” Namja itu mendecak
kesal setelah melihat kearah spion mobilnya, ternyata penjahat tadi tengah
mengejarnya.
Dan tanpa rasa bersalah, handphonenya tiba-tiba berbunyi, “Yoboseo? Ah, ne! Maaf terjadi sedikit masalah,
sekarang dia mengeja−“ sebelum selesai berbicara tiba-tiba Soo Jin yang berada disebelahnya
berteriak.
~~~***~~~
SOO JIN POV
“AWAS!!!”
aku hanya bisa memejamkan mata dan berdoa kepada-NYA, “Oh Tuhan, kalau ini
memang jalanku untuk bertemu dengannya aku rela Ya Tuhan.” Kudengar suara
decitan rem mobil dan kurasakan tubuhku bergoncang. Dan untuk beberapa saat aku
tidak merasakan apa-apa.
Apa aku sudah meninggal?
Tapi kenapa surga segelap ini? Apa disini sedang mati lampu??
“Tetaplah
disini.” Sebuah
suara menggangguku. Suara namja itu. Suaranya sangat lembut berbeda dengan
suaranya tadi ketika memarahiku, tapi aku yakin itu suaranya. Akhirnya aku
memberanikan diri untuk membuka mata dan kudapati mobil sport yang kutumpangi telah
terdampar di pinggir jalan dan hampir saja
menabrak trotoar.
Aku
menoleh kesamping dan namja itu tidak ada. Kulihat lagi sekelilingku, benar
saja namja itu sekarang sudah berada di luar mobil. Dan sekarang ia tengah
berkelahi dengan orang-orang yang sepertinya adalah anak buah dari penjahat itu.
“Omona!
Otteokhaeyo??!” Turun
beberapa orang dari mobil itu dan mulai mengambil ancang-ancang untuk memukul
namja itu.
Tanpa berpikir dahulu akupun keluar dan memukuli orang-orang itu satu per
satu. “Hei! Kenapa kau keluar? Kan sudah ku bilang jangan keluar!!” teriak
namja itu sambil tetap memukuli orang-orang itu.
“Tenang
saja, aku akan membantumu!” Huh, untung saja ini bukan terjadi setahun yang
lalu, aku tidak bisa bayangkan apa yang akan aku lakukan saat itu? Mungkin
aku hanya berteriak dan melarikan diri atau menangis dan memukul orang-orang
itu dengan childish-nya seperti anak
berusia 10 tahun.
Aku yang sekarang
memang berbeda dengan yang dulu. Gadis
feminim yang selalu memakai dress, menyebar senyum kemanapun ia pergi dan gadis
yang manis layaknya kebanyakan orang, sejak setahun lalu telah berubah menjadi
gadis yang pendiam, penuh emosi, dan bersikap layaknya laki-laki. Dan
semua itu karena kepergiannya…
“AARRGHT!!”
lamunanku kini telah hancur karena seseorang
tiba-tiba membekapku
dari belakang. Ternyata orang
itu adalah boss dari pejahat-penjahat itu.
“Hei
kau! Lepaskan dia! Dia tidak ada hubungannya dengan ini!
Kalau kau mau, lawan aku!” Namja
itu kini telah membereskan yang lainnya dan bersiap untuk melawan sang sumber
masalah.
“Berani
maju selangkah saja, yeoja
ini akan mati!”
“AAAARGHHH!!!”
kurasa sesuatu yang dingin menyentuh pipiku dan ternyata itu pisau milik
penjahat itu. Dan benda itu sedikit lagi menguliti pipiku.
Aku yang tidak terima
dengan perlakuannya langsung
menendangkan kakiku kebelakang hingga mengenai perut penjahat itu. Setelah itu
aku menendangnya kembali hingga terjatuh di atas bagasi belakang mobil
miliknya.
“Huft…” Akupun menetralkan nafasku dan tersenyum sejenak ketika
melihat posisi lelaki itu yang akan memudahkanku untuk mengunci gerakannya dan
akupun langsung melakukannya.
Sekarang
tangannya sudah ku tarik ke belakang, “Hei! Jangan diam saja! Bantu aku ikat
tangan dan kakinya!” teriak ku pada namja itu,
karena dari tadi dia hanya terpaku diam di tempatnya. Dengan sigap ia langsung mengambil tali untuk mengikat
tangan dan kaki penjahat itu serta melakban bibirnya dan langsung memasukkannya
ke mobil.
“Apa
tidak ada kain, baju, saputangan, atau apalah yang bisa menutup matanya?” tanyaku pada namja itu. Tanpa berkata
apapun, ia pun langsung mengambil
saputangan dan menutup mata penjahat itu.
~~~***~~~
“Haish~”
desahku sambil melihat luka bekas goresan pisau yang tidak sengaja mengenaiku
ketika aku memukul penjahat itu. “Kenapa
lukanya sangat dalam? Kenapa
darahnya tidak mau berhenti keluar??” desahku dalam hati sambil menatap prihatin kearah lukaku.
“Pakai
ini.” Namja
itu mengulurkan sebuah sapu tangan untukku dan aku memandangnya tak percaya.
“Waeyo?” tanyanya merasa risih kulihati seperti itu.
“Ah,
a…ani. Aku hanya heran, memangnya berapa saputangan yang kau bawa?” kataku
terbata-bata, ternyata dia tahu aku memandanginya seperti itu padahal dari tadi
ia fokus menyetir.
“Aku
yakin kau sudah tahu jawabannya,” katanya santai. Aku hanya bisa memasang wajah yang
kebingungan dan sejenak berpikir. Hhmmm…… BINGO! Benar saja, sepertinya kegiatan namja ini sehari-hari
tidak jauh dari keadaan seperti sekarang ini. “Memang saputangan itu sangat berguna dalam keadaan seperti ini,” pikirku sambil mengelap luka.
~~~***~~~
“Kenapa
darahnya tidak mau berhenti?” gumamku. Tiba-tiba namja itu meminggirkan
mobilnya dan berhenti di pinggir jalan.
“Babo!
Bukan begitu caranya!” Dia mendekatiku dan mengambil saputangan itu dariku. Kurasa
jantungku berdetak 10 kali lebih cepat dari biasanya, karena sekarang jarak
kami sangat dekat, bahkan aku bisa merasakan hembusan nafasnya.
“Seharusnya
kau mengikatnya seperti ini,” lanjutnya sambil mengikatkan saputangan itu diatas
lukaku.
“Argh!”
jeritku kesakitan.
“Oh,
mianhae. Sepertinya aku terlalu keras, tapi yeoja sepertimu ternyata tahu juga
rasa sakit ya?” katanya sambil tersenyum manis kearahku. Aigoo~
senyumnya. Namja ini, kenapa sekarang dia seolah-olah seperti malaikat? Padahal
tadi ia sangat menyeramkan.
“Ehem..”
gumam namja itu. Sepertinya dia tahu aku sudah menatapnya sambil tersenyum,
Babo! Aku langsung memalingkan pandanganku
darinya. Akhirnya kami
melanjutkan perjalanan kami.
~~~***~~~
Tibalah
mereka di sebuah gedung kecil yang terlihat sudah lama tidak dirawat. Ketika
mereka sampai, beberapa orang keluar dari gedung itu dan langsung membawa penjahat itu masuk. “Kau! Ikut denganku.” Namja
itu menggerakkan matanya, memberikan isyarat pada Soo Jin agar mengikutinya.
Soo
Jin hanya bisa mengikutinya dan sekarang pikirannya penuh dengan pertanyaan ‘Tempat apa ini? Siapa mereka? Namja tadi,
kenapa dia mengikuti orang yang mau membunuh? Apa dia detektif? Atau polisi?
Tapi tempat ini bukan seperti kantor polisi. Apa semua ini hanya mimpi?’ dan
masih banyak lagi pertanyaan yang berputar-putar di kepalanya.
Lamunannya
hilang ketika ia sampai di sebuah ruangan. Ia dan namja itu memasuki ruangan
tersebut. Merekapun di sambut oleh seorang namja yang berbadan
tinggi dan kekar.
“Wow!
Daebak! Myung Soo-ah~ kau hebat! Tidak salah aku memilihmu untuk kasus ini,”
kata namja itu yang bernama Ok Taec Yeon kepada namja yang bersama Soo Jin yang
ternyata bernama Kim Myung Soo itu.
“Kamsahamnida,
Sunbaenim,”
kata Myung Soo sambil membungkuk.
“Hei!
Sudah ku bilang jangan memanggilku seperti itu, panggil saja aku hyung jangan
terlalu formal seperti itu. Oh ia, siapa yeoja yang bersamamu itu?” tanya Taec
Yeon sambil menunjuk kearah Soo Jin.
“Dialah
yang menyebabkan semua ini terjadi,” jawab Myung Soo singkat. Taec Yeon hanya bisa memasang
wajah bingung, “Sepertinya dia terluka, obati dia dulu. Lagian kalian juga
perlu istirahat, aku akan pergi dulu menemui penjahat itu,”
kata Taec Yeon dan berlalu dari hadapan Myung Soo dan Soo Jin.
“Ayo,
ikut denganku,” kata Myung Soo setelah beberapa lama. “Odiga?” tanya
Soo Jin. “Ikut saja,” jawab Myung Soo sambil berjalan mendahului Soo Jin, Soo
Jin pun yang masih diam di tempat segera berlari kecil agar bisa mensejajarkan
jalannya dengan Myung Soo.
~~~***~~~
“Apeunde!!”
teriakku kesakitan. Namja itu tidak merespon sedikitpun. “Apa kau tidak bisa
manis sedikitpun dengan yeoja?” tanyaku akhirnya
sambil mendongakkan kepalaku dan menatap tajam matanya.
“Apa
kau tidak bisa sopan sedikit dengan orang yang lebih tua darimu?” tanya namja
itu balik dan menatapku lebih tajam, bahkan sangat tajam seperti mata elang.
“Aku
kan belum mengenalmu, jadi aku tidak tahu kau lebih tua atau lebih muda.
Darimana kau tahu kalau aku lebih muda darimu?” Aku memalingkan mukaku, karena
memang tatapannya membuatku takut.
“Sebaiknya
kau bercermin dahulu.” Dia
masih berkutit dengan luka-lukaku.
“Lalu?
Apa aku harus memanggilmu oppa? Namamu saja aku tidak tahu.”
“Sudah
selesai. Nanti kau harus mengganti perbannya tiap hari,”
katanya tanpa menghiraukan pertanyaanku.
“Kau
belum menjawab perta−“
“Siapa
namamu?” tanya namja itu akhirnya.
“Cheonun
Kim Soo Jin imnida. Kau bisa memanggilku Soo Jin,” cerocosku tanpa
menghiraukan ekspresinya yang menurutku aneh.
“Dimana
rumahmu?” tanyanya lagi. Untuk apa dia menanyakan rumahku? Lalu kujawab saja
dengan percaya diri dan sejelas-jelasnya, “Aku tinggal sendiri di apartement-ku
di daerah Kangman, karena orang tuaku sering pergi keluar negeri untuk mengurus
pekerjaan mereka.” Tanpa berkata apapun namja yang entah namanya siapa langsung
menarik tanganku.
“Odigayo?!”
tanyaku sambil melepaskan tanganku. “Mengantarmu pulang,”
jawabnya singkat dan menarik tanganku lagi.
“Shireo! Masih banyak hal yang harus aku tanyakan! Dan ada satu
hal yang harus aku lakukan sekarang!” jawabku sambil memberikan sedikit senyum
sinis.
Namja
itu kelihatannya bingung dengan tingkahku itu. Dan itu merupakan kesempatanku!
Langsung saja kudorong dia ke sofa dan menarik kakinya. “Apa yang kau
lakukan?!” teriaknya panik dan ekspresinya dia
terlihat ketakutan.
“Hahaha…!!!
Ekspresimu aneh! Tenang saja, aku
hanya ingin mengobati kakimu. Sepertinya kakimu terkilir, kalau kau biarkan
begitu terus, mungkin kau tidak akan bisa berjalan,” ancamku dengan mengatakan
sedikit kebohongan dan itu berhasil membuatnya terduduk nyaman di sofa.
Akupun
mengobati
kakinya yang terkilir sambil mengeluarkan beberapa pertanyaan yang berputar-putar di
kepalaku. Dan tak kusangka namja itu menjawab hampir semua pertanyaanku.
Ternyata namja itu bernama Kim Myung Soo dan dia lebih tua 5 tahun dariku.
Tempat ini adalah markas para detektif di kota ini dan Myung Soo ssi~ adalah
salah satu detektif disini. Dan yang pasti semua ini bukan mimpi!
~~~***~~~
“Apa?!
Myung Soo datang bersama seorang yeoja?!” tanya
detektif bernama Sung Gyu
sambil membulatkan matanya yang hanya segaris. “Benar hyung!” jawab detektif bernama Sung Jong itu
dan dialah yang mengajak gossip itu bersamanya.
“Apa
kau yakin dia yeoja?” tanya detektif bernama Hoya
meyakinkan Sung Jong. “Aku tidak
mungkin salah lihat. Jelas-jelas dia yeoja.” Sung Jong sangat semangat kali
ini sampai-sampai ada kabut tipis diatas kepalanya.
“Tapi
setiap orang kan bisa saja melakukan kesalahan.
Memangnya orang seperti apa yang sudah kau lihat, heh?” ejek detektif Dong Woo dengan senyum jahilnya.
“Seseorang
yang berkaki jenjang, yah kira-kira tingginya kurang lebih 170cm, berambut
panjang sepinggang, dan yang pasti dia itu cantik!” Kini
Sung Jong menaikan sedikit nada bicaranya.
“Sudahlah!
Lebih baik
kita lihat saja. Ppalli!” ajakan detektif Sung Yeol berhasil menghipnotis yang
lain.
~~~***~~~
“Hyung!
minggir sedikit, aku tidak bisa melihatnya.” Sung Yeol mendorong-dorong badan Dong Woo agar mendapat
tempat nyaman untuk dirinya. “Ssst! Pelankan suara kalian.”
Sung Gyu mencoba menenangkan suasana.
Tiba-tiba
datang detektif bernama Woo Hyun dan langsung ikut bergabung dengan mereka
berlima. “Ada apa?” tanya Woo Hyun. “Itu hyung. Myung Soo mengajak seorang
yeoja kemari,” jawab Sung Yeol semangat.
“Kenapa
tidak langsung masuk saja?” dengan santainya Woo Hyun langsung saja masuk tanpa
menghiraukan 5 orang aneh itu, meskipun dirinya juga aneh. Dan
mau tak mau yang lainnya langsung mengikutinya.
“Hei!
Myung Soo-ah~” kata Woo Hyun sambil melambaikan tangannya, “Wa~ lihat! Aku rasa
aku masih hidup, tapi kenapa aku melihat bidadari disini?” lanjutnya dan
berhasil membuat wajah Soo Jin memerah.
“Hyung,
bisakah sekali saja kau tidak merayu yeoja?” tanya Sung Yeol
menjahili hyungnya. “Nona,
tolong maafkan dia. Dia memang seperti itu. Perkenalkan, namaku Kim Sung Gyu.
Saya salah satu detektif disini sama seperti Myung Soo.” Sung
Gyu memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya. Dan yang lainnya pun mengikuti langkah Sung Gyu untuk
memperkenalkan diri mereka masing-masing di depan Soo Jin.
Dan
Soo Jin pun memperkenalkan diri di depan mereka semua, namun tidak sepanjang
tadi, karena sebelum melanjutkan perkataannya ia sudah mendapatkan mata elang
dari Myung Soo.
Ternyata Sung Jong
adalah ketua OSIS di sekolah baru Soo Jin. Soo Jin sangat senang, akhirnya ada
orang yang ia kenal di sekolah itu, karena memang dia baru beberapa bulan
sekolah disana. Mereka juga bercerita tentang kegiatan-kegiatan detektif mereka
dan Soo Jin juga menceritakan apa yang telah ia lalui hari ini.
~~~***~~~
Hmm..
yeoja ini~ Lihatlah apa yang ia lakukan? Dengan kekanakan dia bercerita bahwa dia telah memukul penjahat itu, dan
itu tidak cocok! Tapi memang benar sih~ Kalau bukan karena dia, mungkin penjahat itu tidak
akan tertangkap secepat ini. Kalau tadi dia tidak datang, maka penjahat itu tidak akan
mengejarku. Kalau tadi dia tidak keluar mobil, pasti aku sudah babak belur dan
ditangkap oleh penjahat itu. Kalau saja tadi dia tidak bertindak cepat
menendang penjahat itu, mungkin sekarang aku dan dia sudah mati????
Dan
yeoja ini, hmmm… Soo Jin, dia juga lumayan manis, meskipun tingkahnya sedikit
tomboy, tapi sebenarnya dia yeoja feminim
dan kekanakan. Tiba-tiba
lamunanku terhenti ketika Taec Yeon hyung masuk.
“Selamat
sore semuanya! Selamat untuk kita semua.” Semuanya pun langsung berteriak dan
bertepuk tangan mendengar perkataan Taec Yeon hyung, kecuali Soo Jin, dia
terlihat bingung karena tidak mengerti apa maksud perkataan Taec Yeon hyung.
“Penjahat
itu sudah kuserahkan ke polisi. Dan sebagai hadiah atas kerja keras kalian,
besok kalian akan aku traktir makan! Terutama kalian berdua,”
kata Taec Yeon hyung sambil menunjukku dan Soo Jin. “Kenapa tidak hari
ini hyung?” tanya Woo Hyun hyung sambil memajukan
bibirnya.
“Aku
tidak bisa, ada rapat,” jawab Taec Yeon hyung, “Oh ia! Myung Soo-ah~ tolong kau
antarkan dia pulang,” perintah Taec Yeon hyung sambil menunjuk kearah Soo Jin dan berjalan menuju
pintu.
“Tunggu!!!” Semua mata sekarang
tertunju pada Soo Jin. Apa yang dia
lakukan?
“Bisakah
aku menjadi detektif disini??!”
To Be Continued……
Komentar
Posting Komentar