Langsung ke konten utama

[Chapter] Beautiful Gift Chap.8


Title: The Most Beautiful Gift
Author: NaNa Jji
Length: Chaptered
Genre: Romance, family, friendship, hurt
Main Casts:
Kim Soo Jin (OC) || Kim Myung Soo (INFINITE)
Support Casts:
Park Cho Rong (A Pink) || Nam Joo Hyun (OC) || Park Shin Ah (OC) || Park So Hyun (OC) || Park Chan Yeol (EXO-K)

Previous Chap:
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7


“Ya, jaga dia!”
Sosok itu berjalan semakin dekat, semakin dekat…

HAAA!!!

AUTHOR POV
Myung Soo bangun dari tidurnya. Nafasnya tersengal-sengal, peluh bercucuran di keningnya. Kemudian ia pun mengedarkan pandangannya sekeliling. Ia lalu menghela nafas lega. Ternyata semua itu hanya mimpi. Kini ia masih berada di kamar tempatnya kemarin menginap bersama Soo Jin. Ia kembali menoleh kesamping, tempat tidur Soo Jin sudah rapi.
Pintu terbuka, Soo Jin masuk dengan senyum bertengger di wajahnya. “Oppa, sudah bangun?” tanyanya, lalu menghampiri Myung Soo.
“Ne. Baru saja,” ucap Myung Soo sambil membereskan tempat tidurnya.
“Biarkan saja, oppa. Nanti aku yang bereskan. Lebih baik oppa keluar untuk minum, aku sudah buatkan teh hangat di atas meja.” Soo Jin kemudian mengambil selimut Myung Soo lalu melipatnya.
“Soo Jin-ah..” Tangan Myung Soo kini memegang tangan Soo Jin yang memegang selimut. Soo Jin  menoleh dengan salah satu alis terangkat. Myung Soo tersenyum.
“Kalau seperti ini, kita terlihat seperti suami istri,” ucap Myung Soo jahil. Soo Jin langsung membelalakan matanya dan secara refleks memukul tubuh Myung Soo. “Oppa!!” teriaknya.
“Hei, hei, hei!” Myung Soo memegang kedua tangan Soo Jin. Wajah mereka kini berhadapan. Dua pasang mata itu saling menatap satu sama lain. Degup jantung keduanya tak beraturan. Hati mereka berloncat-loncat gembira, pikirannya tak mampu berkata. Suasana pun menjadi hening.

~~~***~~~

“Kamsahamnida!!” Myung Soo dan Soo Jin membungkukan badannya kearah Tuan Park dan Nyonya Jung. Mobil mereka sudah di perbaiki, waktu pun harus membawa mereka kembali ke Seoul.
“Kalian harus hati-hati di jalan.” Nyonya Jung memeluk Soo Jin dengan haru.
“Myung Soo, kau harus menjaga Soo Jin dengan baik..” Tuan Park menepuk pundak Myung Soo.
“Sering-seringlah berkunjung kemari!” Tuan Park dan Nyonya Jung pun melambaikan tangannya setelah Myung Soo dan Soo Jin masuk kedalam mobil.

~~~***~~~

“Sampai sini saja, oppa..” Mereka sudah berada di depan apartement Cho Rong. Perjalanan tadi cukup melelahkan, namun berjalan dengan lancar. Mereka pun tak ingin kejadian kemarin terulang lagi.
“Ani. Aku tetap harus mengantarmu. Lagi pula apartement ku hanya selangkah dari pintu ini, aku bisa pulang kapan saja,” ucap Myung Soo santai lalu memencet bel apartement Cho Rong. Pintu pun terbuka. Muncul empat kepala dari dalam. Cho Rong, Joo Hyun, ShinAh, dan So Hyun langsung meneriaki nama Soo Jin begitu melihat yang punya nama ada di depan mata mereka.
“Kau kemana saja??!” tanya So Hyun begitu mereka masuk ke dalam apartement dan duduk di ruang tengah.
“Maafkan kami. Ini semua sangat di luar dugaan. Saat aku ingin mengajak Soo Jin kesuatu tempat, kami mengalami kecelakaan kecil dan mesin mobil kami sedikit bermasalah. Jadi, …” Myung Soo pun menceritakan semua peristiwa yang mereka lalui seharian itu.
“Soo Jin-ah~ lebih baik sekarang kamu istirahat. Dan Myung Soo, lebih baik kau pulang dan istirahat juga.” Cho Rong langsung saja menarik Soo Jin masuk ke kamarnya. Myung Soo langsung berdiri dan melangkahkan kakinya keluar.
“Aku kasihan dengan mereka berdua..” ucap Shin Ah lirih begitu melihat pintu apartement ditutup dan Myung Soo sudah berada di luar.
“Iya, seharusnya semua tidak berjalan seperti ini..” timpal Joo Hyun yang juga terpaku pada pintu apartement itu.
“Tak apa jika kita melakukan ini? Aku tidak yakin.” So Hyun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
“Ne. Kita harus melakukannya…setidaknya, itu yang Cho Rong eonni katakan…”

~~~***~~~

“Eonni, aku berangkat ke sekolah!!” teriak Soo Jin dan langsung berlari menuju pintu.
“Tunggu!!” langkahnya pun terhenti oleh teriakan Cho Rong lalu ia membalik badannya. “Biar aku yang mengantarmu..” lanjut Cho Rong.
“Tidak usah eonni, aku bisa berangkat bersama Myung Soo oppa. Sekolah kami kan satu kawasan,” elak Soo Jin.
“Tidak usah. Eonni juga..mau sekalian jalan-jalan aja.” Soo Jin pun mengangguk mengerti. Akhirnya Cho Rong bernapas lega, memang sulit untuk mencari alasan jika bicara dengan Soo Jin.
“Baiklah, aku akan menemui Myung Soo oppa untuk mengatakannya..” Soo Jin hendak melangkahkan kaki, namun di tahan lagi oleh Cho Rong.
“Lebih baik mengirim pesan saja, lebih menghemat waktu…” Cho Rong pun tersenyum meyakinkan, direspon sebuah senyum juga oleh Soo Jin. Cho Rong bersyukur dengan otaknya hari ini. Awal yang bagus, pikir Cho Rong.
“Gomawo eonni!” Soo Jin turun dari mobil setelah mereka sampai di depan sekolahnya. “Ye. Eonni pergi dulu, annyeong!!” Mobil itu lalu melenggang jauh, meninggalkan Soo Jin yang masih menatapnya di depan gerbang.
“YA!!” teriak Chan Yeol mengagetkan Soo Jin. “Oppa!! Kau mengagetkanku saja!” Soo Jin melangkahkan kakinya masuk ke gedung sekolah itu, Chan Yeol mengekor di belakangnya.
“Ku dengar, kemarin kau tidak pulang, kau kemana saja??” interogasi Chan Yeol. “Hanya sedikit masalah kecil, sehingga aku harus menginap di rumah warga sekitar..” jawab Soo Jin masih terus berjalan.
“Dengan siapa? Namja-mu itu??” Chan Yeol sudah mensejajarkan jalannya dengan Soo Jin. Soo Jin mengangguk. “Kau tidak apa-apa kan?” lanjut Chan Yeol.
“Nan gwenchanayo. Myung Soo oppa menjagaku dengan baik.” Mereka sampai di tempat kumpulan loker.
“Aku tidak yakin..” ucap Chan Yeol saat Soo Jin membuka pintu lokerya. Soo Jin menatap Chan Yeol meminta penjelasan. “Apa dia benar-benar menyukaimu? Bukankah kalian baru saja mengenal…”
Soo Jin menutup pintu lokernya sedikit keras. “Oppa! Apa maksud, oppa?! Bahkan oppa tidak mengenalnya, kenapa oppa bisa bicara seperti itu?!”
“Soo Jin-ah, aku−“
“Sudahlah oppa, sebentar lagi mau bel, lebih baik oppa masuk ke kelas,” ucap Soo Jin ketus lalu melangkahkan kakinya menuju kelas.

~~~***~~~

“Soo Jin-ah! Bagaimana jika pulang sekolah nanti kita jalan-jalan??” ucap Shin Ah saat mereka duduk di kantin.
“Iya! Kita bertiga sudah sepakat. Kamu harus ikut!!” ucap So Hyun menimpali. Joo Hyun hanya menatap Soo Jin cemas, kemudian menatap Shin Ah dan So Hyun penuh tanya, namun Shin Ah dan So Hyun tersenyum meyakinkan.
“Sepertinya aku tidak bisa, aku sudah janji pada Myung Soo oppa untuk pulang bersama,” ucap Soo Jin lalu menyeruput susu kotak di tangannya.
“Ayolah, kita sudah jarang jalan-jalan bertiga kan?” Akhirnya Joo Hyun membuka mulut juga.
“Tapi−“
“Sejak kau bersama Myung Soo oppa, kau sudah jarang bermain bersama kami,” sindir So Hyun. Soo Jin berhenti menyeruput susunya, ia menatap kawannya satu per satu. Tatapan mereka semua sama. Menuntut.
“Aku tidak suka kau seperti ini..”
“Kau berubah belakangan ini..”
Ucapan Shin Ah dan Joo Hyun membuat Soo Jin semakin terpojok. Soo Jin bingung dengan mereka, ia merasa terhakimi.
“Yasudah, kita akan jalan-jalan sepulang sekolah. Sekarang aku mau mencari Myung Soo oppa dulu untuk memberitahunya..” Soo Jin berdiri dari duduknya.
“Jangan!” ucap Shin Ah sedikit histeris. Semua kini menatapnya, Joo Hyun dan So Hyun menatapnya cemas, takut ia akan mengatakan yang tak diinginkan. Sedangkan Soo Jin tetap setia menunggu ucapan dari Shin Ah.
“Tadi, Baek Hyun oppa bilang kalau dia dan Myung Soo oppa sedang melakukan praktek, jadi mereka tidak bisa ditemui. Lebih baik kau menelponya saja, oh tidak, maksudku kirim pesan akan lebih baik,” ucap Shin Ah sedikit tergagap.
Mereka bertiga menatap Soo Jin cemas. Siap menunggu respon dari Soo Jin. Soo Jin kembali duduk dan mengambil ponselnya untuk mengirim pesan pada Myung Soo. Kawan-kawannya menghela napas lega, mereka tahu, seharusnya tidak semudah itu untuk membohongi Soo Jin.

~~~***~~~

“Eonni…menurutmu, apakah aku baik-baik saja?” tanya Soo Jin pada Cho Rong yang sedang menyiapkan makan malam untuk mereka berdua. Sedangkan Soo Jin ada di ruang tengah mengejarkan tugas sambil menonton TV.
“Maksudmu apa? Pertanyaanmu kenapa aneh begitu??” Cho Rong menghampiri Soo Jin dengan membawa beberapa peralatan makan. Soo Jin pun membereskan bukunya dan membantu Cho Rong menata alat-alat tersebut.
“Shin Ah, Joo Hyun, dan So Hyun bilang belakangan ini aku sering berubah sejak mengenal Myung Soo oppa…” Cho Rong hanya menatap Soo Jin. “Dan entah kenapa, tadi pagi Chan Yeol oppa mengatakan hal aneh..” lanjut Soo Jin.
“Hal aneh?? Apa yang dia katakan?”
“Dia juga bicara tentang Myung Soo oppa..” Soo Jin menggantungkan kata-katanya. “Katanya ia tak percaya dengan Myung Soo oppa..” Soo Jin menatap mata Cho Rong, Cho Rong hanya diam, ia perlu berpikir sejenak.
“Tapi, aku yakin itu hanya perasaan mereka saja!” Soo Jin kembali melakukan aktivitasnya.
“Tidak.” Akhirnya Cho Rong membuka mulut. Soo Jin kembali diam dan menatap eonni-nya. “Chan Yeol tidak salah. Aku rasa aku setuju dengan Chan Yrol, begitupun dengan kawan-kawanmu itu.” Ucapan Cho Rong membuat Soo Jin hampir terlonjak. Dunia benar-benar sedang menghakiminya sekarang.
“Heh?? Apa maksudnya ini?” Soo Jin terduduk lemas. Ia mencoba berpikir sejernih mungkin, tapi tidak bisa. Ini terlalu salah untuknya. Ia pun kembali menatap Cho Rong penuh harap, berharap ia akan meralat ucapannya dan berkata ia salah. Tapi, tampaknya mata Cho Rong sama sekali tak membantu Soo Jin.
“Ada apa ini? Kenapa semuanya jadi memojokkan Myung Soo oppa?! Dia orang yang baik!”
“Tapi kami tahu, dia tidak baik untukmu..”
“Memangnya apa yang kalian ketahui tentang Myung Soo oppa?! Kalian tidak mengenalnya! Aku lebih tahu dia! Dia bukan orang seperti itu!!” teriak Soo Jin. Ia masih tak percaya semua ini. Dengan marah ia masuk ke kamar dan meninggalkan Cho Rong begitu saja di ruang tengah.
“Ya. Kita memang tidak mengenal Myung Soo sepertimu. Tapi, kita tahu sesuatu yang tidak kamu ketahui…” ucap Cho Rong dalam hati. Ia tetap menatap pintu yang beberapa detik lalu di tutup dengan kasar oleh Soo Jin.
Soo Jin menangis sejadi-jadinya. Ia membenamkan kepalanya di bawah bantal. Kenyataan ini begitu menyakitkan baginya. Ia merasa dirinya baik-baik saja selama ini, bahkan ia merasa lebih baik saat bersama Myung Soo, terutama perasaannya. Ia kembali teringat dengan Jong Dae, tangisnya semakin menjadi.
Oppa, kenapa semua jadi seperti ini?? Apa kau memang selalu berada disisiku? Tapi kenapa kau biarkan aku jadi seperti ini sekarang?! Aku tidak bisa, oppa..terlalu susah untukku mencerna semua ini dan menerimanya begitu saja!!
Soo Jin meraih cincin yang selama ini menjadi liontin di kalungnya. Ia tak akan pernah melupakan Jong Dae, meski Myung Soo telah ada di sampingnya. Jong Dae, namja pertama yang telah membuatnya merasakan perasaan yang indah ini.
“Indah? Cih. Apa perasaan ini patut di bilang indah?? Ya. Aku memang merasa indah, tapi indah itu tenggelam begitu saja sekarang. Selalu seperti itu. Indah hanya pada awalnya dan akan berakhir selalu seperti ini. Sakit.”
Mata Soo Jin mulai lelah. Lelah menangis, lelah untuk terus menatap kenyataan. Perlahan mata itu mulai terpejam. Hanya itu yang bisa menenangkannya sejauh ini.

~~~***~~~

Soo Jin melangkahkan kakinya dengan lemah. Beberapa hari sudah ia tak dapat bertemu dengan Myung Soo, hanya komunikasi melalui telepon lah yang setidaknya dapat menghubungkan mereka.
Semua yang ada di sekitarnya seakan menjauhkannya dari Myung Soo. Bahkan mereka tak segan-segan untuk melarangnya secara langsung.
Pulang sekolah ia selalu sendiri atau terkadang bersama Chan Yeol. Dari semua, Chan Yeol lah yang paling melarang hubungannya dengan Myung Soo. Karena perilaku mereka semua, Soo Jin pun harus selalu berbohong pada Myung Soo, ia tak pernah menceritakan kejadian ini pada Myung Soo.
Namun, hari ini ia sangat rindu dengan Myung Soo. Ia butuh Myung Soo, sekarang tak ada yang bisa mengerti perasaannya. Hanya Myung Soo satu-satunya yang tidak menghakiminya.
Soo Jin melangkahkan kedua kakinya menuju taman di dekat apartement. Ia selalu ingat saat-saat ia bersama Myung Soo di taman ini. Ia duduk di bangku yang sering ia tempati bersama Myung Soo, mengelus permukaan kayu itu dengan lirih. Seharunya, sekarang ia berada disini bersama Myung Soo.
“Soo Jin-ah..” Suara itu mengalun begitu lembut, suara itu sangat ia rindukan. Soo Jin menggeleng. Ini hanya karena aku terlalu merindukannya, pikir Soo Jin.
“Soo Jin-ah..” Sekali lagi suara itu terdengar. Dengan ragu Soo Jin menoleh kearah sumber suara. Hatinya meloncat girang begitu melihat Myung Soo tengah berdiri di sampingnya.
Soo Jin berdiri dan langsung memeluk Myung Soo begitu saja. Myung Soo pun membalas pelukan Soo Jin. Air mata Soo Jin kini tak bisa ditahan lagi, ia menangis dalam dekapan Myung Soo.
“Wae ireoni?” tanya Myung Soo sambil mengelus lembut pucak kepala Soo Jin.
“Aniyo. Aku hanya terharu…” ucap Soo Jin bohong. “Apa kau begitu merindukanku?” tanya Myung Soo. Matanya menyiratkan kesedihan yang sama dengan Soo Jin.
Soo Jin hanya mengangguk, ia tak mampu lagi berkata. Ia harap waktu berhenti saat ini, membiarkan dirinya sejenak larut dalam kebahagiaan.
“Aku ingin bicara sesuatu,” ucap Soo Jin dan  Myung Soo berbarengan. Mereka pun melepas pelukannya dan saling tersenyum.
“Aku pikir, suatu tempat yang jauh darisini akan lebih baik..” Soo Jin mengutarakan pendapatnya.
“Aku rasa juga begitu..”

~~~***~~~

“Soo Jin-ah…” “Oppa…” ucap Soo Jin dan Myung Soo bersamaan. Mereka duduk di bawah sebuah pohon cherry besar. Tempat piknik ini begitu ramai, tak hanya di ramaikan oleh para pengunjung, namun juga ribuan bunga-bunga cherry yang bersemi begitu indahnya.
“Kau duluan saja..” putus Myung Soo. Ia masih ingin mengulur waktu. Soo Jin tersenyum manis kearahnya. Memperhatikan wajahnya sedetail mungkin. Myung Soo memperhatikan mimik Soo Jin, begitu jelas terlihat bahwa ia sangat pengamat.
“Oppa, apa oppa tak tidur nyenyak beberapa hari ini?” ucap Soo Jin tetap memperhatikan Myung Soo.
“Aku baik-baik saja,” elak Myung Soo. “Aku harap begitu. Tapi oppa terlihat sangat lelah, lingkar hitam di bawah mata oppa begitu jelas…” Soo Jin tersenyum hampa. Ia tahu ada yang tidak beres dengan Myung Soo selama beberapa hari mereka tidak bertemu.
“Ya, aku hanya sedikit susah tidur..” ucap Myung Soo dan mengalihkan pandangannya dari wajah cantik Soo Jin. “Hanya itu yang mau kamu bicarakan?” tanyanya.
“Hmm…ne!” jawab Soo Jin dengan bohong. Ia pikir, ini bukan saat yang tepat untuk menceritakannya. “Lalu, oppa mau bicara apa??” Myung Soo diam, ia bingung harus bagaimana memulainya.
“Hmmm…Soo Jin-ah, mianhaeyo~ maafkan aku…” Akhirnya kata-kata itu keluar dari mulut Myung Soo.
“Untuk apa? Aku baik-baik saja, oppa tidak perlu minta maaf..” Soo Jin menoleh kearah Myung Soo. Ia takut, jika ternyata Myung Soo sudah mengetahui segalanya. Myung Soo hanya menundukkan kepalanya dan mengambil napas beberapa kali.
“Sepertinya kita sampai disini saja…”
“Maksud oppa??”
“Aku ingin mengakhiri hubungan ini.”




_~*To Be Continued*~_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Vignette] Only Hope

Title:  Only Hope Scriptwriter: NanaJji (@nana.novita) Cast(s): Jeon Jungkook [BTS] || Kim Soojin [OC] || Park Yooji [OC] || Kim Yugyeom [GOT7] || Kim Namjoon [BTS] Genre: Romance. Friendship. Hurt. Duration: Vignette Rating: Teen Summary: Salahku yang terlalu berharap padamu

[Oneshot] Brother and Sister Complex

  Title: Brother and Sister Complex Author: Na n aJji (@nana.novita) Length: Oneshot Genre: Romance, family, friendship Main Casts: Kim Myung Soo (INFINITE) || Kim Soo Jin (OC) Rating: PG-15 Summary: Seperti sebuah napza. Berawal dari sebuah kebersamaan, hingga akhirnya membuatnya menjadi candu.

[Vignette] Biscuit

Title: BISCUIT Scriptwriter: NanaJji (@nana.novita) Cast(s): Oh Sehun [EXO] || Kim Soojin [OC] || Kim Jongin [EXO] Genre: Comedy. Friendship. Duration: Vignette Rating: G Summary: Haruskah ia memberitahu Soojin tentang apa yang ingin ia beli? . “ Oppa sungguh ingin membeli itu?” tanya Soojin tak percaya. Sehun hanya dapat mengangguk dengan polos. . . .