Title: The
Most Beautiful Gift
Author:
NaNa Jji
Length:
Chaptered
Genre:
Romance, family, friendship, hurt
Main Casts:
Kim Soo Jin (OC)
|| Kim Jong
Dae/Chen (EXO-K)
Support Casts:
Park Cho Rong (A Pink)
|| Nam Joo Hyun (OC) || Park
Shin Ah (OC) || Park So Hyun (OC)
|| Park Chan Yeol (EXO-K) || Jo Young Min
(Boyfriend)
A/N:
Annyeong~!!! ff yang satu ini paliiiiing lama menghuni lepie ku u,u
tapi paliiiing lama juga lesenya, sampe karang pun belum lese, hehhehe
tapi tak post aja, siapa tau jadi anak niat buat lesein :D
langsung aja deh,,
check thi out!!!
“Annyeong haseyo… Cheonun Kim Soo Jin imnida.” Begitu aku memperkenalkan diri di depan kelas baruku. Hari
ini hari pertama aku sekolah di Korea. Yah, selama ini aku memang sekolah dan
tinggal di Amerika bersama kedua orang tuaku.
Sebenarnya, orang tuaku bukanlah orang Amerika melainkan
orang Korea asli, namun karena tuntutan pekerjaan, kami terpaksa menetap disana.
Dan kali ini, aku ingin bersekolah di Korea. School of
Performing Art Seoul adalah sekolah baruku, aku sengaja memilih sekolah seni
karena aku sangat suka dengan semua yang berbau seni. Disini aku tinggal
bersama Cho Rong eonni, dia adalah sepupuku, dan aku akan tinggal di apartementnya
yang kebetulan dekat dengan sekolahku.
Aku sangat senang bisa kembali lagi ke kampung halamanku.
Setelah beberapa hari sekolah, aku sudah mendapatkan teman baik, namanya Nam
Joo Hyun, Park Shin Ah, dan Park So Hyun. Mereka banyak memberitahuku tentang
Korea, jadi aku lebih mudah untuk menyesuaikan diriku disini.
Hari ini tidak ada guru yang mengajar dikelas. Dan di
kelas ini aku hanya sendirian. Tiga sahabatku
itu sedang pergi ke kantin, dan yang lainnya… entahlah? Akupun memutuskan untuk
pergi keatap sekolah.
Suasana disini sangat sejuk dan dari tempat ini aku bisa
melihat seluruh tempat yang ada di sekolah. Kusandarkan diriku diatas kursi
taman yang panjang, entah untuk apa kursi taman ada di tempat seperti ini?
Kubuka lembar demi lembar novel yang kubawa sambil
meminum susu kotak yang kubawa juga dari rumah. Angin disini sangat kencang,
aku mengusap-usap tanganku dan memeluk diriku sendiri karena merasa kedinginan.
Tiba-tiba seseorang memakaikan jaket dari belakang, lalu
duduk di sebelahku. “Nuguya?” Seperti refleks pertanyaan itu langsung saja keluar dari mulutku. Saking
kagetnya hampir saja aku menyemprotkan susu kearahnya, tapi niat itu kuurungkan
setelah melihat wajahnya.
“Kau pasti murid baru disini?” Namja itu bukannya menjawab pertanyaanku, tapi malah balik
bertanya.
“Ne, aku baru pindah beberapa hari yang lalu. Cheonun Kim
Soo Jin imnida.” Aduh! Babo! Kenapa aku memberitahu namaku pada namja yang
tak kukenal? Tapi tak apa, setidaknya bisa menambah teman, bukan?
“Cheonun Kim Jong Dae imnida, aku mahasiswa di kampus
itu,” katanya sambil menunjuk gedung di seberang.
“Mwo??” Aku tak percaya dia sudah menyebutkan namanya.
“Heh?” Kali ini dia menatapku dengan menaikkan salah satu alisnya.
“Ah…a…ani,” jawabku tergagap karena tiba-tiba tatapan kami bertemu.
~~~***~~~
“DARR!!”
“Ah eonni…” Aku sedikit kaget dan bangun dari tempatku
semula karena Cho Rong eonni mengagetkanku.
“Hei, kamu kenapa Soo Jin manis?? Bengong aja dari tadi?”
Cho Rong eonni mulai menggodaku.
“Eonni…” kataku sambil menunjukan aegyo dan memperbaiki
posisi dudukku lalu duduk disebelahnya.
“Darimana kamu dapat itu? Aku tidak pernah melihatnya?”
tanya Cho Rong eonni ketika melihat jaket pemberian Jong Dae oppa yang kupeluk
sedaritadi. Lalu akupun menceritakan kejadian tadi siang.
“Jong Dae? Kim Jong Dae??” tanyanya. Aku hanya manggut-manggut dan tersenyum lebar kearahnya.
“Hhmm… dia anak yang baik,” lanjutnya lagi. Aku kaget mendengar perkataannya dan
langsung bangun dari posisi tidurku.
“Eonni mengenalnya?!”
“Hhmmm… sepertinya? Dari namanya aku rasa pernah
mengenalnya? Tapi aku tidak tahu, Jong Dae yang kau maksud dengan yang kumaksud sama atau tidak?”
“Aaaah… eonni…!”
~~~***~~~
Hari ini aku berencana untuk pergi keatap sekolah lagi.
Siapa tahu aku bertemu dengan Jong Dae oppa lagi?!
Teeeeet…! Teeeet…!!!
Bellpun berbunyi. Tanpa ragu aku langsung melangkahkan
kakiku dan hampir mengambil langkah seribu. “Ya! Soo Jin-ah~ mau kemana?!” Refleks langkahku berhenti tepat di depan pintu kelas setelah
mendengar So Hyun memanggilku.
“Hayoo…pasti mau bertemu pangeranmu itu kan?” Pangeran? Kurasakan wajahku menghangat. Aku memang sudah
menceritakan semuanya pada mereka.
“A…aniya! Aku hanya ingin mengembalikan jaketnya,” elakku lalu membalikkan badan dan sekali lagi HAMPIR
mengambil langkah seribu.
“Bohong! Jika kamu memang ingin mengembalikan jaketnya,
seharusnya kamu bawa jaketnya kan?!” Ding Dong! Babo, babo, babo!!
Aku hanya berdiri kaku ditempat mendengar apa yang Joo Hyun
katakan. Akhirnya aku tersadar setelah seorang teman sekelasku ingin keluar.
Akupun meminggirkan badanku.
“Oh ia! Untung kau mengingatkannya!” Aku langsung berlari menuju mejaku dan mengambil jaket
yang ada di tas. “Daah… aku pergi dulu!” Aku berlari keluar sambil melambaikan tangan kearah
mereka.
~~~***~~~
Sudah lima menit lamanya aku duduk disini. Akhirnya orang
yang ditunggu-tunggu pun datang dan dia langsung menghampiriku. “Datang lagi?”
tanyanya sambil duduk disebelahku.
“Ne, aku suka tempat ini.” Aku tersenyum lebar kearahnya. Namun, mataku tidak bisa
dengan jelas melihatnya, karena poniku menutupi mataku setelah tertiup oleh
angin.
“Aku juga suka tempat ini,” katanya sambil memperbaiki poniku. Sekarang aku bisa
dengan jelas melihat wajah tampan dan senyum lebarnya yang mengahadap kearahku.
Rasanya aku ingin meloncat dan berteriak karena saking senangnya! Tapi Soo
Jin-ah~ kau harus sadar!
“Oh ia! Oppa, aku ingin mengembalikan ini.” Kuulurkan tanganku kearahnya dan menyodorkan jaket yang
kupegang dari tadi.
“Makanya… sudah tahu cuaca sedingin ini, tapi kamu tak membawa
jaket,” omelnya sambil mengambil jaket itu dari tanganku.
Tiba-tiba handphoneku berbunyi, ada pesan dari Joo Hyun.
“Mwo?!” Aku tersentak ketika membaca pesan itu.
“Waeyo?” Jong Dae oppa menoleh kearahku dengan tatapan bingung.
“Oppa, aku harus pergi kekelas sekarang! Katanya nanti ada ulangan mendadak!” kataku padanya lalu berlari begitu
saja kearah pintu.
“Besok aku tunggu disini lagi!” Jong Dae oppa melambaikan
tangannya kearahku dan aku menoleh sejenak kearahnya lalu berlari menuruni
tangga.
~~~***~~~
Huft… hari ini adalah hari yang sangat melelahkan. Dari
empat mata pelajaran yang kudapat hari ini, tiga diantaranya ulangan! Mendadak
lagi! Itu membuatku dan ketiga sahabatku kini berjalan gontai seperti orang
yang tidak ada gairah hidup!
“Kita pulang duluan ya?” Shin Ah dan So Hyun menggerakan
matanya kearah gerbang. Benar saja, disana sudah ada dua orang namja. Changjo
oppa yang sedang bersandar disana melambaikan tangannya kearah kami, lebih
tepatnya So Hyun. Begitupun dengan Baek
Hyun oppa yang melambaikan
tangannya kearah Shin Ah.
Shin Ah dan So Hyun pun pergi dengan wajah ceria dan
senyum selebar-lebarnya. Kini aku tinggal berdua bersama Joo Hyun. “Joo
Hyun-ah~ benarkan kalau kau tidak dijemput hari ini?” tanyaku di sela-sela
perjalanan kami menuju rumah.
“Tadi sih Youngie oppa bilang tidak bisa menjemputku,” katanya masih dengan nada lemah.
“Syukurlah… jadi aku kan ada temannya.” Akupun tersenyum kearahnya, meskipun itu sedikit agak
dipaksakan.
“Kalian enak sekali ya? Sudah punya namjachingu yang baik
dan perhatian pula!” lanjutku.
“Nanti saja kau akan punya namjachingu kok! Kau ‘kan tidak beda jauh dengan kita,” katanya tanpa ekspresi.
“Heh? Maksudnya??” tanyaku yang tak mengerti apa yang ia
maksud. Tapi, baru akan menjawab, perhatiannya sudah teralih pada motor
sport yang tiba-tiba berhenti di
samping kami.
“Oppa!” teriak Joo Hyun ketika melihat namja yang membawa
motor itu membuka helmnya.
“Katanya oppa tidak bisa menjemputku?” lanjutnya lagi
dengan wajah yang 3590 berubah.
“Nanti aku jelaskan, ini keadaan mendadak! Cepat naik!” kata
Young Min oppa lalu memakai helmnya lagi.
“Soo Jin-ah~ aku pulang duluan ya? Gwenchana?” tanya Joo Hyun
sebelum naik ke motor Young Min oppa.
“Ah, ne! Gwenchanayo~”
“Annyeong!!” Joo Hyun melambaikan tangannya padaku dan
merekapun pergi.
Aku masih tetap memandang kearah motor Young Min oppa
yang sudah berada jauh dariku. Setelah motor itu hilang dari pandanganku,
akupun melanjutkan perjalananku lagi, dan dapat
dipastikan, langkahku semakin
gontai.
“Darr!” Seseorang mengagetkanku dari belakang, ternyata dia adalah
Chan Yeol
oppa, dia adalah mahasiswa di Art University
yang menjadi satu kawasan dengan sekolahku. Selama bersekolah disini aku sering pulang bersamanya,
karena rumah kami searah.
“Oppa! Bukannya hari ini masih
ada kelas yang oppa ikuti??”
tanyaku yang masih terkaget karena kedatangannya.
“Seharusnya, tapi di kelasku tidak ada guru, jadi aku
pulang saja. Aku kasihan melihatmu pulang sendiri, pasti chingudeulmu itu sudah
dijemput oleh namjachingunya. Dan lihatlah! Tebakanku benarkan? Kau seperti
mayat hidup saja berjalan sendiri dengan wajah kusam seperti itu, sudah kurus,
tinggi lagi!”
“Haish! Oppa
tuh yang terlalu tinggi, leherku sampai sakit tahu! Lagian wajahku seperti ini gara-gara tiga songsaengnim
yang gila itu, masa memberi ulangan pada hari yang sama tanpa pemberitahuan
dahulu! Aku kan jadi ikut gila!”
“Sudahlah, jangan memberitahuku hal seperti itu. Aku
sudah berpengalaman dengan hal semacam itu!” katanya sambil mengacak-acak rambutku. Aku hanya
bisa mendengus kesal karena perbuatannya dan memperbaiki tatanan rambutku.
“YA!” Chan Yeol oppa berteriak sambil melambaikan tangannya kearah
sebuah motor sport warna hitam yang berada jauh di belakang kami.
“Nugu??” tanyaku sambil tetap menatap tajam kearah motor
itu yang semakin mendekat.
“Temanku, sahabatku lebih tepatnya,” jawabnya yang masih berdiri di posisi awal dan tetap
melambaikan tangannya. Motor itupun akhirnya berhenti di depan kami. Aku sangat
kaget ketika melihat namja yang berada dibalik helm itu setelah ia membuka kaca
helmnya.
“Jong Dae-ah~ tolong antarkan dia pulang,” kata Chan Yeol oppa lalu menarikku untuk mendekat ke motor itu, aku
hanya memandangnya seolah berkata ‘tidak-aku tidak mau-jangan oppa’.
“Soo Jin?” tanya Jong
Dae oppa sambil menyipitkan
matanya kearahku. Aku hanya tersenyum canggung menanggapinya.
“Chaka, chaka! Kalian sudah mengenal??” Kini Chan Yeol oppa melihat kearahku dan Jong
Dae oppa secara bergantian sambil
menunjukan senyum jahilnya. Aku hanya menunduk malu.
“Dia yeoja yang aku ceritakan.” Mendengar suara itu aku langsung mendongakkan kepalaku.
Apa aku tidak salah dengar? Jong Dae oppa menceritakanku pada Chan
Yeol oppa?? Apa aku bertingkah aneh
didepannya?
“Kalau begitu, cepatlah antar dia pulang! Aku iba
melihatnya seperti itu!” Chan Yeol oppa kembali mendorongku hingga menabrak Jong
Dae oppa, untung saja Jong
Dae oppa membantuku. Aku hanya
bisa melemparkan tatapan geram kearah Chan Yeol oppa, tapi ia hanya membalasnya dengan senyuman. “Bye!
Hati-hati ya?!” Chan Yeol oppa melambaikkan tangannya kearahku dan Jong
Dae oppa yang sudah pergi dari
tempat itu.
Setelah sampai di tempat tujuan, Jong
Dae oppa memaksa untuk
mengantarkanku sampai di depan pintu apartementku, ralat maksudku apartement
Cho Rong eonni.
Tak kusangka, ternyata Jong
Dae yang aku maksud dan Cho Rong
eonni maksud adalah orang yang sama! Alhasil, Cho Rong eonni menyuruhnya masuk
dan kami mengobrol untuk waktu yang cukup lama.
Aku heran kenapa hari ini hidupku dipenuhi dengan hal-hal
yang mengagetkan?! I’m in shock! Electric
shock!!
~~~***~~~
“Ya, ya, ya!!! Pengumuman..!!” Shin Ah berlarian masuk
kedalam kelas yang membuatku, So Hyun, dan Joo Hyun, bahkan seluruh kelas
menoleh kearahnya. “HARI INI KITA BEBAS DARI SEMUA PELAJARAN!!!” lanjutnya
lagi dengan berteriak di depan kelas.
“WHAA… YEEE... WOW!!!!” Seluruh kelas
berteriak dan berloncat-loncat mendengar perkataan Shin Ah, tak terkecuali kami
bertiga yang semula hanya duduk ditempat sambil menopang dagu langsung berdiri
lalu berpelukan dengan Shin Ah.
“Ayo kita main!!” seru kami berempat secara bersamaan,
lalu tertawa karena menurut kami itu adalah hal aneh yang langka!
“Mandu! Mandu mandu mandu mandu!!!!” seru kami berempat
yang sedang bermain mandu. Keadaan kelas sekarang sangat ribut, jadi sangat
kecil kemungkinan suara kami akan terdengar oleh yang lainnya.
Tak lama kemudian~~
Aku dan So Hyun saling menatap satu sama lain, jika
kalian bisa melihatnya, diantara tatapan itu ada petir yang menyambar mata
orang yang berada di depan kami masing-masing, yang tak lain adalah aku dan
dirinya. Sekarang hanya tinggal aku dan So Hyun yang sedang bertanding,
entahlah… apa hal ini bisa dibilang bertanding atau tidak?
“Mandu! Mandu mandu mandu mandu!!!!”
“Yong!!”
“Yeeee!!!! Yes! Yes!” teriak So Hyun sangat senang karena
telah memenangkan pertandingan antara aku dan dirinya. Shin Ah dan Joo Hyun pun
langsung meresponnya positif dengan berhigh five dengan So Hyun.
Sedangkan aku? Aku hanya terduduk lemas diatas tempat
dudukku. Aku memang tidak jago, bahkan bisa dibilang tidak bisa dalam bermain
game. Alhasil, aku sering sekali kalah. Yaah… meskipun tidak selalu, karena
kadang aku juga menang jika Dewi Fortuna melindungiku dari belakang.
“Soo Jinie~” Mereka bertiga sekarang mendekat kearahku. Akupun langsung
menaikkan poniku.
PLETAK!! Tak perlu menunggu lama, jitakan indah sudah mendarat di dahiku,
bahkan tiga sekaligus! Aku hanya bisa meringis kesakitan dan
menghentak-hentakan kakiku di lantai karenanya.
Satu jam kemudian~
“Aku bosan~~” ucap Shin Ah lemah.
“Nado~” jawabku dengan nada yang sama.
“Masa kita main lagi?” Kini Joo Hyun
mengucapkan sebuah pertanyaan yang langsung disambar oleh So Hyun.
“Main apa? Sudah semuanya kita coba, mulai dari mandu,
12789, kaibaibok, dabong! Semuanya!!”
“Nggak ada, gila? Ada, tambah gila? YAAA!!!”
“Apa yang kau katakan…?” ucapku
malas, tatapanku mengarah pada Shin Ah.
“Aniya~ aku hanya mengatakan hal gila.”
“Oh.” Hanya respon itu yang keluar dari kami bertiga lalu
kembali menyandarkan kepala kami di atas meja dan Shin Ah juga melakukan hal
yang sama.
Teeeet… teeeeettt…!!! Suara bel menghentikan kegiatan
kami itu, meskipun sebenarnya kami tidak melakukan apa-apa.
“Ya! Eodigayo?!” teriak kami bertiga setelah melihat Shin
Ah bangun dari tempat duduknya lalu pergi begitu saja.
“Perpustakaan!” jawabnya masih sambil berjalan.
“IKUT!!” teriakkan So Hyun dan Joo Hyun memekikkan
telingaku, lalu mereka berdiri. “Kau tidak ikut?” tanya Joo hyun padaku yang
masih diam di tempat.
“An—“ baru saja aku ingin menjawab tidak, tapi tubuhku
sudah ditarik paksa oleh So Hyun yang kini sudah dibantu oleh Joo Hyun.
~~~***~~~
“Tadi bilang tidak mau ikut, tapi lihatlah~ berapa buku
yang dia pinjam?” bisik Joo Hyun pada So Hyun, tapi tetap saja aku bisa
mendengarnya, bagaimana tidak? Dia berbisik tapi seperti berbicara menggunakan
toa saja!
“Ya! Aku mendengarnya,” kataku sambil menghentikan
langkahku lalu berbalik agar bisa melihat kearah Joo Hyun dan So Hyun karena
posisiku berada di depan mereka bersama dengan Shin Ah. Hampir saja mereka
bertabrakan denganku karena gerakanku yang tiba-tiba itu.
“Hehe... aku hanya mengatakan fakta,” jawaban yang logis keluar dari mulut Joo Hyun dibarengi
dengan senyum lebarnya. Mendengar itu, kini balik aku yang tersenyum lebar
kearahnya, kemudian membalikkan badanku lagi dan hendak melangkahkan kakiku,
tapi…
BRRUKK!!!
Aku menabrak seseorang, sehingga buku-bukuku pun
berjatuhan dan tergeletak tak berdaya diatas lantai. “Iisshh… kenapa orang ini
jalan di depanku sih?” gumamku dalam hati sambil tetap memunguti buku-buku yang
tak bersalah itu.
Ketika aku mengambil buku terakhir, tak disengaja
tanganku dan tangan orang yang menabrakku itu bersentuhan. Waktu rasanya
seperti berhenti begitu saja…
_~*To Be Continued*~_
Komentar
Posting Komentar