Langsung ke konten utama

[Chapter] Beautiful Gift Chap.4


Title: The Most Beautiful Gift
Author: NaNa Jji
Length: Chaptered
Genre: Romance, family, friendship, hurt
Main Casts:
Kim Soo Jin (OC) || ???
Support Casts:
Park Cho Rong (A Pink) || Nam Joo Hyun (OC) || Park Shin Ah (OC) || Park So Hyun (OC) || Byun Baek Hyun (EXO-K)

Previous Chap:
1, 2, 3


AUTHOR POV

“Arrrghhh!!! Na neun molla~!” teriak Joo Hyun frustasi.
“Nado!!!” kini giliran Shin Ah yang berteriak.
“Uh! Andai saja bukan Jung songsaengnim yang galak dan killer itu yang memberi tugas, mungkin sekarang songsaengnim itu sudah meninggal karena kutelan hidup-hidup!” geram So Hyun. Joo Hyun dan Shin Ah menatap takut kearah So Hyun. Mereka takut jika tiba-tiba merekalah yang bernasib seperti songsaengnim itu.
“Hahaha, waeyo~? Kenapa muka kalian seperti itu?” Soo Jin datang sambil membawa nampan berisi empat gelas minuman diatasnya.
“Bagaimana kami tidak takut, lihat saja So Hyun?” jawab Shin Ah sambil bergidik.
“Iii~ kau menyeramkan So Hyun-ah~” Kini Soo Jin yang bergidik sambil merong kearah So Hyun.
“Ya! Kalian ini memang benar-benar ingin kutelan hidup-hidup, heh?!!” So Hyun pun mengeluarkan ekspresi terseramnya untuk mengancam tiga sahabatnya itu.
“Ayo kalau kau bisa, uueeekk.Kini giliran Joo Hyun yang merong kearah So Hyun. Mereka berempat pun akhirnya tertawa terbahak-bahak. Tiga orang−Soo Jin, Joo Hyun, Shin Ah−menertawakan ekspresi So Hyun, sedangkan So Hyun sendiri menertawakan temannya yang sedang tertawa, aneh~
Kini mereka berempat sedang mengerjakan tugas kelompok di apartement tempat tinggal Soo Jin−apartement Cho Rong.
Tiiitttt! Tiiitttt!
Bel apartement berbunyi. “Mungkin itu Cho Rong eonni, tunggu sebentar ya~” pamit Soo Jin lalu menaruh nampannya di atas meja.
“Tak usah. Biar aku saja yang membukanya, ucap So Hyun merasa terpojokkan dengan penindasan teman-temannya tadi.
“Ada apa dengannya?” tanya Soo Jin sambil memandangi kepergian So Hyun.
“Biarkan saja dia berkembang,” ucap Shin Ah. Soo Jin hanya terkekeh mendengarnya.
“Dia memang seperti itu, kau tahu?” kini ucapan Joo Hyun berhasil membuat semua yang berada di ruangan itu tertawa cekikikan.
Tapi tawa mereka terhenti ketika melihat So Hyun sudah datang kembali. “Kalian pasti menertawakanku kan? Mengaku saja,” selidik So Hyun.
“Hmm...mana Cho Rong eonni??” tanya Soo Jin mengalihkan pembicaraan.
“Ini Cho Rong eonni!” ucap So Hyun sambil menunjukkan gembalan tangannya−menakutkan.
“Iii~ apa itu?” tanya Shin Ah mengalihkan pembicaraan. So Hyun hanya menunjukan  muka masam, merasa ucapannya tak ditanggapi sedaritadi.
“Makanya, jangan suka mengalihkan pembicaraan orang lain. Kena batunya kan?” Soo Jin terkekeh menggucapkannya lalu beranjak dari tempatnya duduk−menghampiri So Hyun.
Tapi baru saja Soo Jin sampai disana, So Hyun malah pergi menuju tempat duduk Shin Ah dan Joo Hyun. “So Hyun-ah~!!” teriak Soo Jin dengan geramnya. Tapi ketiga temannya malah menertawakannya.
Dengan langkah yang sedikit di hentak-hentakkan, Soo Jin pun menghampiri mereka. “Hati-hati itu mungkin untuk Cho Rong eonni,” ucap Soo Jin malas lalu duduk di atas sofa, berusaha tak menghiraukan kehebohan temannya.
“Uowow~!!” teriak Shin Ah, Joo Hyun, dan So Hyun berbarengan. “Ya! Soo Jin-ah~ lihat ini!” seru Joo Hyun sambil berdiri dan menunjukkan isi dari kotak tersebut.
“Bukankah aku terlihat cantik jika memakai ini??” ucap Shin Ah yang telah merebut gaun itu dari Joo Hyun dan langsung menempelkan gaun itu di badannya. Shin Ah memutar-mutar badannya.
“Ya! Gaun itu terlalu panjang untukmu!!” teriak So Hyun mengejek. Yang di ejek hanya bisa memanyunkan bibirnya.
“Ya~ kalian ini! Nanti yang punya gaun marah. Kalian jangan mencari masalah, nanti aku juga yang kena.” Soo Jin mulai angkat bicara.
“Memang sudah marahkan? Kau juga nggak mau gaun ini,” ucap Shin Ah polos.
“Maksudmu...ini untukku?” Soo Jin menatap Shin Ah bingung.
“Menurutmu?” Joo Hyun hanya membuat Soo Jin bingung dengan perkataannya.
“Siapa pengirimnya?” tanya Soo Jin penasaran. Namun bukan jawaban yang diterimanya melainkan hendikan bahu dari teman-temannya.

~~~***~~~

At the same time
Sepasang mata tengah menyusuri tiap titik di ruangan itu. Namja itu mencoba mengingat kembali saat-saat ia berada ditempat itu dan merasakan kembali suasana disana. Tak ada yang berubah. Semua masih sama seperti 2 tahun lalu ketika ia pergi ke Jepang untuk melanjutkan study-nya.
Namun waktu dua tahun itu cukup memberikan perubahan besar bagi hidupnya. Ya, sangat besar. Dan ia harus menerima semua perubahan itu. Bahkan perubahan yang tak sedikitpun ia inginkan.
Ia langkahkan kakinya menuju meja belajar, menarik kursinya kebelakang lalu duduk diatasnya. Dirabanya setiap figura yang terpajang di atas sana. Mengambil sebuah buku yang paling mencolok diantara tumpukan buku-buku tebal berlabel ‘science’.
“Seperti diary..” pikirnya dan menyunggingkan senyum tipis di wajah tampannya. Namun, ternyata perkiraannya salah. Buku ini berisi ‘check list’ sang pemilik buku.
Namja itu membuka lembar demi lembar buku tesebut, penasaran dengan kegiatan sang pemilik buku. Namun sesuatu menghentikkannya. Di halaman tengah buku ia menemukan sebuah tulisan yang berbeda.
All About Genie!
Genie? Nuguya?” Namja itu mengernyitkan dahinya. Di halaman itu tertulis berbagai hal tentang apa yang disukai dan apa yang tak disukai oleh orang bernama Genie itu.
Tak mau berlama-lama memikirkan hal aneh itu, sang namja terus membuka lembar demi lembar buku tersebut hingga akhirnya ia pun bertemu dengan halaman yang memuat catatan terakhir sang pemilik buku.
Minggu, 10 Maret.
Bertemu Ginie di cafe biasa jam setengah 6.
3 hari lagi ulang tahun hyung-ku dan hari ini ia pulang. Jadi, aku bisa memberikannya hadiah untuknya. Aku yakin ia akan terkejut!
Ya, dia benar-benar sudah membuat hyung-nya itu terkejut. Sangat.
Namja itu terpaku melihat tulisan itu. Sungguh ia sangat sedih, tapi ia tak mau tenggelam dalam kesedihan itu lagi. Keputusan yang ia ambil sudah benar. Meninggalkan Jepang dan kembali tinggal di kampung halamannya, Seoul.
Ketika hendak menaruh buku itu kembali. Sebuah kertas jatuh dari dalam buku itu. Sang namja pun mengambil kertas tersebut.
Gaun yang cantik untuk Genie pesta musim semi nanti.Namja itu membaca tulisan yang berada di kertas tersebut. Di baliknya kertas itu lalu ia menemukan sebuah gambar gaun berwarna biru muda dengan hiasan bunga di bahu kanannya, pita yang membalut gaun itu pun menambahkan keindahan gaun cantik itu.
“Lagi-lagi Genie…” ucap sang namja. Ia lalu menaruh gambar itu di atas meja dan bersebelahan dengan buku tadi.
Namja itu diam sejenak. Lalu ia pun merogoh sesuatu di kantong celananya. Ia mengeluarkan sebuah cincin dan meletakannya di sebelah gambar tadi.
Kini tiga barang itu berjejer disana, seolah barang-barang itu memiliki keterkaitan satu sama lain.
Pikiran namja itu kini melayang mencoba mengingat sesuatu.
“Hyu...hyu..ng~” panggilan itu seketika mengagetkanku. “Ya, kau−” “Sssttt...” kini aku hanya bisa diam. “Hyu..ng, to...long ja..ga di..a” ucapnya terputus-putus sambil meraih tanganku dan meletakkan sebuah cincin diatasnya. “Ini..ha.diahmu” ucapnya lalu dan memberikan sebuah cincin.
TIIITTTTT!!!
Namja itu terbangun dari lamunannya. Ponselnya berbunyi. Sesaat ia melihat jam dinding lalu pergi begitu saja meninggalkan kamar itu.

~~~***~~~

Satu Bulan Kemudian...
“Shin Ah~ tunggu aku!!!” panggil Soo Jin saat Shin Ah mulai mempercepat langkahnya. Shin Ah masih tak mengurangi kecepatannya, Soo Jin pun akhirnya dengan terpaksa berlari agar mensejajarkan langkahnya dengan Shin Ah.
“Ya, kenapa kita masuk ke wilayah universitas sih?? Kan banyak mahasiswa disini?” tanya Soo Jin berbisik.
“Yaiyalah~ namanya juga universitas, masa banyak playgroup disini? Lagian ngapain dari tadi kamu ngikutin aku sih?!!!” teriak Shin Ah tiba-tiba hingga mengagetkan Soo Jin. Dan semua mata sekarang tertuju pada mereka berdua.
“Chagi~!!” panggil Baek Hyun yang berada di kantin sambil melambaikan tangannya kearah Shin Ah dan sejenak bingung dengan keberadaan Soo Jin disana. Tanpa memperdulikan tatapan di sekelilingnya, Shin Ah melangkahkan kakinya menuju Baek Hyun dan meninggalkan Soo Jin sendirian.
Beberapa saat akhirnya Soo Jin baru menyadari ketidakberadaan Shin Ah di sampingnya. Dan semua mata kini hanya tertuju pada satu objek−dirinya. Dengan kaku Soo Jin membungkukan badannya kearah tatapan aneh itu berasal lalu dengan cepat kilat berlari mengejar Shin Ah.
“Ya! Kau itu seenaknya meninggalkanku? Aku kan jadi malu tahu!” ucap Soo Jin geram lalu duduk di sebelah Shin Ah.
“Lagian kau sudah tahu aku akan bertemu dengan Baek Hyun oppa, masih juga mau ikut. Mengganggu saja...” keluh Shin Ah.
“Masa aku harus ikut Joo Hyun dan So Hyun menemui Young Min oppa dan Chang Jo oppa?
“Lalu apa bedanya denganku?”
“Kau kan hanya sendiri, sedangkan mereka berdua...”
“Disana kan ada Min Woo sunbae...dia kan menyukaimu~~” goda Shin Ah.
“Tapi kan aku tidak menyukainya!!” teriak Soo Jin histeris.
“Hei, hei. Sudahlah~ tenang chagi, dia tidak akan mengganggu kita,” ucap Baek Hyun melerai dua yeoja itu. Dua yeoja itu kini selesai beradu mulut dan menaikkan satu alisnya kearah Baek Hyun−tanda tak mengerti.
“Lihat saja nanti..” ucapan Baek Hyun membuat Soo Jin menampakkan wajah bingung, sedangkan Shin Ah hanya senyum-senyum, ia percaya dengan rencana namja-nya itu. Kini Baek Hyun dan Shin Ah saling memandang satu sama lain.
“Aku..ke toilet dulu,” pamit Soo Jin merasa risih dengan keberadaannya disana. Chingudeul-nya memang jahat. Dalam keadaan seperti ini, mereka tega-teganya meninggalkan Soo Jin sendiri.
Ini sama saja seperti saat aku belum mengenal Jong Dae oppa,” pikir Soo Jin. Ia menendang-nendang kaleng minuman yang kebetulan mampir di hadapannya. Suatu waktu ia merasa sangat kesal hingga ia tak sadar telah menendang kaleng itu dengan kekuatan lebih. Kini kaleng itu tengah melayang di udara dan..BRUKK!!
Kaleng itu mengenai seseorang. “Aduh! Mati aku!” rutuk Soo Jin dalam hati sambil membalikkan badannya dan melangkah dengan tanpa dosa.

~~~***~~~

“Ha..hah..hah...” deru nafas Soo Jin terdengar jelas ketika ia sampai di hadapan Shin Ah dan Baek Hyun.
“Ya! Waeyo?” Shin Ah menatap Soo Jin aneh. Soo Jin masih berusaha mengontrol nafasnya kemudian duduk di samping Shin Ah.
“Tadi..tadi aku tak...aku tak sengaja menendang..kaleng hingga...mengenai seseorang!!” Baek Hyun dan Shin Ah menatap Soo Jin sejenak, hingga akhirnya, “WHOAHAHAHA..!!!” tawa mereka membahana.
“Kalian ini bukan membantuku malah menertawakanku seperti itu..” Soo Jin mengerucutkan bibirnya, membuat tawa Shin Ah dan Baek Hyun makin membahana.
“Hahaha..kau ini lucu sekali!” ucap Baek Hyun sambil mengacak rambut Soo Jin.
“Ini gara-gara kalian berdua yang mengacuhkanku! Lebih baik aku kembali ke kelas!!”  ucap Soo Jin lalu berdiri dari tempat duduknya.
Tapi Soo Jin tak jadi melangkahkan kakinya karena seseorang sedang berjalan kearahnya dan tengah melambaikan tangannya kearah Baek Hyun. Tapi bukan itu yang membuatnya diam. Ada sesuatu yang aneh dengan namja itu. Soo Jin merasa ia pernah melihat namja itu.
Sepertinya aku pernah melihat baju itu...tapi dimana? pikir Soo Jin.
Jangan-jangan.....



_~*To Be Continued*~_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Vignette] Only Hope

Title:  Only Hope Scriptwriter: NanaJji (@nana.novita) Cast(s): Jeon Jungkook [BTS] || Kim Soojin [OC] || Park Yooji [OC] || Kim Yugyeom [GOT7] || Kim Namjoon [BTS] Genre: Romance. Friendship. Hurt. Duration: Vignette Rating: Teen Summary: Salahku yang terlalu berharap padamu

[Oneshot] Brother and Sister Complex

  Title: Brother and Sister Complex Author: Na n aJji (@nana.novita) Length: Oneshot Genre: Romance, family, friendship Main Casts: Kim Myung Soo (INFINITE) || Kim Soo Jin (OC) Rating: PG-15 Summary: Seperti sebuah napza. Berawal dari sebuah kebersamaan, hingga akhirnya membuatnya menjadi candu.

[Vignette] Biscuit

Title: BISCUIT Scriptwriter: NanaJji (@nana.novita) Cast(s): Oh Sehun [EXO] || Kim Soojin [OC] || Kim Jongin [EXO] Genre: Comedy. Friendship. Duration: Vignette Rating: G Summary: Haruskah ia memberitahu Soojin tentang apa yang ingin ia beli? . “ Oppa sungguh ingin membeli itu?” tanya Soojin tak percaya. Sehun hanya dapat mengangguk dengan polos. . . .