Title:
The Most Beautiful Gift
Author:
NaNa Jji
Length:
Chaptered
Genre:
Romance, family, friendship, hurt
Main Casts:
Kim Soo Jin (OC) || ???
Support Casts:
Park Cho Rong (A
Pink) || Nam
Joo Hyun (OC) || Park Shin Ah (OC)
|| Park So Hyun (OC) || Byun Baek Hyun (EXO-K)
Previous Chap:
AUTHOR
POV
“Arrrghhh!!!
Na neun molla~!” teriak Joo Hyun frustasi.
“Nado!!!”
kini giliran Shin Ah yang berteriak.
“Uh!
Andai saja bukan Jung songsaengnim yang galak dan killer itu yang memberi
tugas, mungkin sekarang songsaengnim itu sudah meninggal karena kutelan
hidup-hidup!” geram So Hyun. Joo Hyun dan Shin Ah menatap takut kearah So Hyun.
Mereka takut jika tiba-tiba merekalah yang bernasib seperti songsaengnim itu.
“Hahaha,
waeyo~? Kenapa muka kalian seperti itu?” Soo Jin datang sambil membawa nampan
berisi empat gelas minuman diatasnya.
“Bagaimana
kami tidak takut, lihat saja So Hyun?” jawab Shin Ah sambil bergidik.
“Iii~
kau menyeramkan So Hyun-ah~” Kini Soo Jin yang
bergidik sambil merong kearah So Hyun.
“Ya!
Kalian ini memang benar-benar ingin kutelan hidup-hidup, heh?!!” So Hyun pun
mengeluarkan ekspresi terseramnya untuk mengancam tiga sahabatnya itu.
“Ayo
kalau kau bisa, uueeekk.” Kini giliran Joo Hyun yang merong kearah So Hyun. Mereka
berempat pun akhirnya tertawa terbahak-bahak. Tiga orang−Soo Jin, Joo Hyun,
Shin Ah−menertawakan ekspresi So Hyun, sedangkan So Hyun sendiri menertawakan
temannya yang sedang tertawa, aneh~
Kini
mereka berempat sedang mengerjakan tugas kelompok di apartement tempat tinggal
Soo Jin−apartement Cho Rong.
Tiiitttt!
Tiiitttt!
Bel
apartement berbunyi. “Mungkin itu Cho Rong eonni, tunggu sebentar ya~” pamit
Soo Jin lalu menaruh nampannya di atas meja.
“Tak
usah. Biar aku saja yang membukanya,” ucap So Hyun merasa terpojokkan dengan penindasan teman-temannya
tadi.
“Ada
apa dengannya?” tanya Soo Jin sambil memandangi kepergian So Hyun.
“Biarkan
saja dia berkembang,” ucap Shin Ah. Soo
Jin hanya terkekeh mendengarnya.
“Dia
memang seperti itu, kau tahu?” kini ucapan Joo Hyun berhasil membuat semua yang
berada di ruangan itu tertawa cekikikan.
Tapi
tawa mereka terhenti ketika melihat So Hyun sudah datang kembali. “Kalian pasti
menertawakanku kan? Mengaku saja,” selidik So Hyun.
“Hmm...mana
Cho Rong eonni??” tanya Soo Jin mengalihkan pembicaraan.
“Ini
Cho Rong eonni!” ucap So Hyun sambil menunjukkan gembalan tangannya−menakutkan.
“Iii~
apa itu?” tanya Shin Ah mengalihkan pembicaraan. So Hyun hanya menunjukan muka masam, merasa ucapannya tak ditanggapi
sedaritadi.
“Makanya,
jangan suka mengalihkan pembicaraan orang lain. Kena batunya kan?” Soo Jin terkekeh menggucapkannya lalu beranjak dari
tempatnya duduk−menghampiri So Hyun.
Tapi
baru saja Soo Jin sampai disana, So Hyun malah pergi menuju tempat duduk Shin
Ah dan Joo Hyun. “So Hyun-ah~!!” teriak Soo Jin dengan geramnya. Tapi ketiga
temannya malah menertawakannya.
Dengan
langkah yang sedikit di hentak-hentakkan, Soo Jin pun menghampiri mereka.
“Hati-hati itu mungkin untuk Cho Rong eonni,” ucap Soo Jin malas lalu duduk di atas sofa, berusaha
tak menghiraukan kehebohan temannya.
“Uowow~!!”
teriak Shin Ah, Joo Hyun, dan So Hyun berbarengan. “Ya! Soo Jin-ah~ lihat ini!”
seru Joo Hyun sambil berdiri dan menunjukkan isi dari kotak tersebut.
“Bukankah
aku terlihat cantik jika memakai ini??” ucap Shin Ah yang telah merebut gaun
itu dari Joo Hyun dan langsung menempelkan gaun itu di badannya. Shin Ah
memutar-mutar badannya.
“Ya!
Gaun itu terlalu panjang untukmu!!” teriak So Hyun mengejek. Yang di ejek hanya
bisa memanyunkan bibirnya.
“Ya~
kalian ini! Nanti yang punya gaun marah. Kalian jangan mencari masalah, nanti
aku juga yang kena.” Soo Jin mulai
angkat bicara.
“Memang
sudah marahkan? Kau juga nggak mau gaun ini,” ucap Shin Ah polos.
“Maksudmu...ini
untukku?” Soo Jin menatap Shin Ah bingung.
“Menurutmu?”
Joo Hyun hanya membuat Soo Jin bingung dengan perkataannya.
“Siapa
pengirimnya?” tanya Soo Jin penasaran. Namun bukan jawaban yang diterimanya
melainkan hendikan bahu dari teman-temannya.
~~~***~~~
At the same time
Sepasang
mata tengah menyusuri tiap titik di ruangan itu. Namja itu mencoba mengingat kembali saat-saat ia berada ditempat
itu dan merasakan kembali suasana disana. Tak ada yang berubah. Semua masih
sama seperti 2 tahun lalu ketika ia pergi ke Jepang untuk melanjutkan
study-nya.
Namun
waktu dua tahun itu cukup memberikan perubahan besar bagi hidupnya. Ya, sangat
besar. Dan ia harus menerima semua perubahan itu. Bahkan perubahan yang tak
sedikitpun ia inginkan.
Ia
langkahkan kakinya menuju meja belajar, menarik kursinya kebelakang lalu duduk
diatasnya. Dirabanya setiap figura yang terpajang di atas sana. Mengambil sebuah buku yang paling mencolok
diantara tumpukan buku-buku tebal berlabel ‘science’.
“Seperti
diary..” pikirnya dan menyunggingkan senyum tipis di wajah tampannya. Namun,
ternyata perkiraannya salah. Buku ini berisi ‘check list’ sang pemilik buku.
Namja itu membuka lembar
demi lembar buku tesebut, penasaran dengan
kegiatan sang pemilik buku. Namun sesuatu menghentikkannya. Di halaman tengah
buku ia menemukan sebuah tulisan yang berbeda.
All About Genie!
“Genie? Nuguya?” Namja itu mengernyitkan dahinya. Di halaman itu tertulis berbagai hal tentang apa yang
disukai dan apa yang tak disukai oleh orang bernama Genie itu.
Tak
mau berlama-lama memikirkan hal aneh itu, sang namja terus membuka lembar demi
lembar buku tersebut hingga akhirnya ia pun bertemu dengan halaman yang memuat
catatan terakhir sang pemilik buku.
Minggu, 10 Maret.
Bertemu Ginie di cafe biasa jam setengah 6.
3 hari lagi ulang tahun hyung-ku dan hari ini ia pulang. Jadi, aku bisa memberikannya hadiah untuknya. Aku yakin ia akan terkejut!
Ya, dia
benar-benar sudah membuat hyung-nya itu terkejut. Sangat.
Namja
itu terpaku melihat tulisan itu. Sungguh ia sangat sedih, tapi ia tak mau tenggelam
dalam kesedihan itu lagi. Keputusan yang ia ambil sudah benar. Meninggalkan
Jepang dan kembali tinggal di kampung halamannya, Seoul.
Ketika
hendak menaruh buku itu kembali. Sebuah kertas jatuh dari dalam buku itu. Sang namja pun mengambil kertas tersebut.
“Gaun yang cantik untuk Genie pesta musim
semi nanti.” Namja itu membaca tulisan yang
berada di kertas tersebut. Di baliknya
kertas itu lalu ia menemukan sebuah gambar gaun berwarna biru muda dengan
hiasan bunga di bahu kanannya, pita yang membalut gaun itu pun menambahkan
keindahan gaun cantik itu.
“Lagi-lagi
Genie…” ucap sang namja.
Ia lalu menaruh gambar itu di atas meja dan bersebelahan dengan buku tadi.
Namja
itu diam sejenak. Lalu ia pun merogoh sesuatu di kantong celananya. Ia
mengeluarkan sebuah cincin dan meletakannya di sebelah gambar tadi.
Kini
tiga barang itu berjejer disana, seolah barang-barang itu memiliki keterkaitan
satu sama lain.
Pikiran
namja itu kini melayang mencoba mengingat sesuatu.
“Hyu...hyu..ng~” panggilan itu seketika mengagetkanku.
“Ya, kau−” “Sssttt...” kini aku hanya bisa diam. “Hyu..ng, to...long ja..ga di..a”
ucapnya terputus-putus sambil meraih tanganku dan meletakkan sebuah cincin
diatasnya. “Ini..ha.diahmu” ucapnya lalu dan
memberikan sebuah cincin.
TIIITTTTT!!!
Namja
itu terbangun dari lamunannya. Ponselnya berbunyi. Sesaat ia melihat jam
dinding lalu pergi begitu saja meninggalkan kamar itu.
~~~***~~~
Satu
Bulan Kemudian...
“Shin
Ah~ tunggu aku!!!” panggil Soo Jin saat Shin Ah mulai mempercepat langkahnya.
Shin Ah masih tak mengurangi kecepatannya, Soo Jin pun akhirnya dengan terpaksa
berlari agar mensejajarkan langkahnya dengan Shin Ah.
“Ya,
kenapa kita masuk ke wilayah universitas sih?? Kan banyak mahasiswa disini?”
tanya Soo Jin berbisik.
“Yaiyalah~ namanya juga universitas, masa banyak playgroup
disini? Lagian ngapain dari tadi kamu ngikutin aku sih?!!!” teriak Shin Ah
tiba-tiba hingga mengagetkan Soo Jin. Dan semua mata sekarang tertuju pada
mereka berdua.
“Chagi~!!”
panggil Baek Hyun yang berada di kantin sambil melambaikan tangannya kearah
Shin Ah dan sejenak bingung dengan keberadaan Soo Jin disana. Tanpa
memperdulikan tatapan di sekelilingnya, Shin Ah melangkahkan kakinya menuju
Baek Hyun dan meninggalkan Soo Jin sendirian.
Beberapa
saat akhirnya Soo Jin baru menyadari ketidakberadaan Shin Ah di sampingnya. Dan
semua mata kini hanya tertuju pada satu objek−dirinya. Dengan kaku Soo Jin
membungkukan badannya kearah tatapan aneh itu berasal lalu dengan cepat kilat
berlari mengejar Shin Ah.
“Ya!
Kau itu seenaknya meninggalkanku? Aku kan jadi malu tahu!” ucap Soo Jin geram lalu
duduk di sebelah Shin Ah.
“Lagian
kau sudah tahu aku akan bertemu dengan Baek Hyun oppa, masih juga mau ikut.
Mengganggu saja...” keluh Shin Ah.
“Masa
aku harus ikut Joo Hyun dan So Hyun menemui Young Min oppa dan Chang Jo oppa?”
“Lalu
apa bedanya denganku?”
“Kau
kan hanya sendiri, sedangkan mereka berdua...”
“Disana
kan ada Min Woo sunbae...dia kan menyukaimu~~” goda Shin Ah.
“Tapi
kan aku tidak menyukainya!!” teriak Soo Jin histeris.
“Hei,
hei. Sudahlah~ tenang chagi, dia tidak akan mengganggu kita,” ucap Baek Hyun melerai dua yeoja itu. Dua yeoja itu
kini selesai beradu mulut dan menaikkan satu alisnya kearah Baek Hyun−tanda tak
mengerti.
“Lihat
saja nanti..” ucapan Baek Hyun membuat Soo Jin menampakkan wajah bingung,
sedangkan Shin Ah hanya senyum-senyum, ia percaya dengan rencana namja-nya itu.
Kini Baek Hyun dan Shin Ah saling memandang satu sama lain.
“Aku..ke
toilet dulu,” pamit Soo Jin
merasa risih dengan keberadaannya disana. Chingudeul-nya memang jahat. Dalam
keadaan seperti ini, mereka tega-teganya meninggalkan Soo Jin sendiri.
“Ini sama saja seperti saat aku
belum mengenal Jong
Dae
oppa,” pikir Soo Jin. Ia
menendang-nendang kaleng minuman yang kebetulan mampir di hadapannya. Suatu
waktu ia merasa sangat kesal hingga ia tak sadar telah menendang kaleng itu
dengan kekuatan lebih. Kini kaleng itu tengah melayang di udara dan..BRUKK!!
Kaleng
itu mengenai seseorang. “Aduh! Mati aku!” rutuk Soo Jin dalam hati sambil
membalikkan badannya dan melangkah dengan tanpa dosa.
~~~***~~~
“Ha..hah..hah...” deru nafas Soo
Jin terdengar jelas ketika ia sampai di hadapan Shin Ah dan Baek Hyun.
“Ya!
Waeyo?” Shin Ah menatap Soo Jin aneh. Soo Jin masih berusaha mengontrol
nafasnya kemudian duduk di samping Shin Ah.
“Tadi..tadi
aku tak...aku tak sengaja menendang..kaleng hingga...mengenai seseorang!!” Baek
Hyun dan Shin Ah menatap Soo Jin sejenak, hingga akhirnya, “WHOAHAHAHA..!!!” tawa mereka membahana.
“Kalian
ini bukan membantuku malah menertawakanku seperti itu..” Soo Jin mengerucutkan
bibirnya, membuat tawa Shin Ah dan Baek Hyun makin membahana.
“Hahaha..kau
ini lucu sekali!” ucap Baek Hyun sambil mengacak rambut Soo Jin.
“Ini
gara-gara kalian berdua yang mengacuhkanku! Lebih baik aku kembali ke
kelas!!” ucap Soo Jin lalu berdiri dari
tempat duduknya.
Tapi
Soo Jin tak jadi melangkahkan kakinya karena seseorang sedang berjalan
kearahnya dan tengah melambaikan tangannya kearah Baek Hyun. Tapi bukan itu
yang membuatnya diam. Ada
sesuatu yang aneh dengan namja itu. Soo Jin merasa ia pernah melihat namja itu.
“Sepertinya aku pernah melihat
baju itu...tapi dimana?” pikir Soo Jin.
“Jangan-jangan.....”
_~*To Be Continued*~_
Komentar
Posting Komentar