Langsung ke konten utama

[Chapter] Beautiful Gift Chap.2


Title: The Most Beautiful Gift
Author: NaNa Jji
Length: Chaptered
Genre: Romance, family, friendship, hurt
Main Casts:
Kim Soo Jin (OC) || Kim Jong Dae/Chen (EXO-K)
Support Casts:
Park Cho Rong (A Pink) || Nam Joo Hyun (OC) || Park Shin Ah (OC) || Park So Hyun (OC)

Previous Chap:
1



“Soo Jin?” akupun mendongakkan kepalaku melihat kearah orang yang menabrakku.
“Oppa?” aku mengedarkan pandanganku kesekitar. Hei, apa jalan menuju perpustakaan harus melewati kawasan universitas?? Oh, tidak~
Aku menoleh kearah belakang dan sampingku, kulihat Shin Ah, Joo Hyun, dan So Hyun memalingkan wajahnya dan senyum-senyum tidak jelas. Iissh… kenapa aku mau saja di bodohi mereka sih? Aku hanya menatap mereka dan mengeluarkan ekspresi ‘awas kalian!’

~~~***~~~

Sudah dua bulan sejak aku mengenal Jong Dae oppa, sejak saat itu hari-hariku terasa lebih berwarna. Yaah… meskipun sebelumnya juga berwarna sih, karena aku bukan yeoja yang kusam!
“Ya, Soo Jin-ah~ kenapa nggak ngomong duluan aja?” Shin Ah berhasil menghancurkan lamunanku.
“Nggak bisa! Masa yeoja duluan yang ngomong. Kita harus menunjukan emansipasi wanita!” bantah Joo Hyun.
“Tapi kan nggak apa-apa. Daripada keduluan sama yeoja lain?” timpal So Hyun yang kini langsung ber-high five dengan Shin Ah.
“Sudah! Sudah! Kenapa jadi kalian yang ribet sih?! Kalian bukannya membantuku malah buat aku tambah pusing tau!!” omelku setelah beberapa saat mendengar mereka beradu mulut.
Hening~~~
“Mau ke kantin?” ajakku menghilangkan kesunyian. Sepertinya tadi aku terbawa emosi hingga mereka menjadi diam seperti itu. Maklumlah, hari ini perutku terasa sedikit nyeri karena penyakit bulanan yang tentunya setiap yeoja akan mengalaminya.
Sampai di kantin, kamipun duduk sambil menyantap makanan yang telah kami beli seperti orang yang sudah tiga hari tidak makan dan tentu saja sambil mengobrol.
“Soo Jin-ah!” aku menoleh kearah datangnya suara. Jong Dae oppa melambaikan tangannya dan berlari kearah kami serta langsung duduk di sebelahku.
“Ya! Kamu sakit perut lagi?” Shin Ah kini menaikan satu alisnya dan menatapku tajam. Sepertinya dia tahu karena dia melihatku sedang memegangi perutku yang sakit ketika menengok kearah datangnya Jong Dae oppa. Aku hanya bisa manggut-manggut menjawab pertanyaan Shin Ah.
“Pantas saja wajahmu terlihat pucat,” kata Jong Dae oppa sambil menempelkan punggung tangannya di jidatku.
“Haish… anak ini! Seharusnya kau minum teh hangat, bukan susu!” omel Joo Hyun padaku dan mengambil susu yang kubawa lalu menyeruputnya. Yaah, itu karena dia juga menyukainya, menyukai susu. Aku hanya menatapnya dengan prihatin dan menjulurkan tanganku kearahnya berharap Joo Hyun mengembalikannya. Tapi Joo Hyun malah menatapku seakan berkata ‘susu ini sudah menjadi hakku!’
“Ia, ia…” jawabku lalu berjalan pergi untuk membeli teh hangat. Tapi tiba-tiba, kepalaku terasa berat sekali dan pandanganku buram, tak lama kemudian kurasakan tubuhku melayang. Setelah itu, aku tidak merasakan apa-apa lagi.

~~~***~~~

“Oppa! Oppa harus katakan yang sejujurnya!”
“Benar oppa!”
“Oppa tahu? Dia sakit gara-gara itu!”
“Ya! Jangan berlebihan~”
Aku mendengar suara orang-orang yang sangat ku kenal. Kucoba membuka mataku yang terasa sangat berat dan kulihat Jong Dae oppa terdiam di samping tempat tidur sambil memegangi tanganku dengan kepala tertunduk. Kuedarkan lagi pandanganku, kulihat Joo Hyun, Shin Ah, dan So Hyun berdiri dengan tatapan marah kearah Jong Dae oppa.
“Oppa…” Akhirnya ku keluarkan suaraku meskipun aku sangsi suara itu akan terdengar. Tapi ternyata aku salah.
Jinie-ya..” Suara itu keluar dari mulut Jong Dae oppa dengan lirih lalu mengelus kepalaku dengan lembut.
“Aku dimana?”
“Jangan pura-pura tidak tahu seperti itu.Haish~ kenapa Joo Hyun menjawabnya seperti itu. Maksudku kan hanya basa-basi saja. Well, tempat ini memang sangat familiar denganku, karena hampir setiap minggu aku akan pergi ke tempat ini dan menurutku tempat ini adalah tempat yang paling nyaman setelah atap sekolah. Jangan kalian kira aku ke ruang kesehatan karena sakit, tapi karena aku memang ikut menjadi anggota disini.
“Apa tadi aku pingsan?” dengan wajah tak berdosa aku kembali menanyakan hal bodoh.
“YA!” hampir saja Joo Hyun mendekat kearahku dan setelah itu pastilah aku mendapatkan siraman rohani darinya. Tapi untung ada So Hyun dan Shin Ah yang lebih dulu menenangkannya.
“Iaa… kau tadi pingsan. Jangan bilang kau tidak percaya, karena aku sendiri yang membopongmu kemari.
Mendengar kata-kata itu aku langsung terperanjat dari posisi tidurku, yang tentunya membuat Jong Dae oppa yang tadinya berdiri menghadapku memundurkan badannya. Aigoo~ kenapa aku jadi salah tingkah seperti ini?
“Aku sudah tidak apa-apa kok oppa.” Aku langsung turun dari tempat tidur dan melenggang dari tempat itu. Aku tak ingin wajahku yang memerah seperti kepiting rebus ini dilihat oleh Jong Dae oppa.

~~~***~~~

“Oppa, itu…” kataku sambil menunjuk toko ice cream yang sering kukunjungi bersamanya. Setelah aku pingsan, Jong Dae oppa dan ketiga sahabatku itu mengusirku pulang dan Jong Dae oppa juga memaksa untuk mengantarku pulang, tadinya oppa ingin mengantarku dengan taxi, tapi aku tetap bersikukuh agar bisa berjalan kaki saja.
“Oppa mau rasa apa? Kalau aku rasa coklat vanilla.
Aku pesan cappuccino aja.
Setelah pesanannya datang, kami menyantapnya tanpa ragu. Dan setelah ice creamnya habis, tentu saja kami pulang~
“Tunggu!” Jong Dae oppa menghentikan langkahku. “Naiklah” lanjutnya lagi sambil berjongkok di depanku.
“Sirheo! Rumahku kan sudah dekat oppa!”
“Cepatlah! Kalau tidak mau, aku akan terus berjongkok disini!” ancamnya padaku. Dengan terpaksa aku naik kepunggungnya, lalu sekarang dia menggendongku menuju apartement Cho Rong eonni.

~~~***~~~

“Sudah bangun rupanya.
“Oppa! Kenapa oppa ada disini?!” Aku terperanjat dari tempat tidurku ketika melihat Jong Dae oppa yang tiba-tiba masuk ke kamarku.
“Cho Rong noona baru saja pergi, jadi dia menitipkanmu padaku.Dengan senyum lebar oppa menjawabnya lalu menaruh nampan berisi bubur dan teh hangat di atas meja.
“Teh hangat?” tanyaku sambil menaikan salah satu alisku. Jong Dae oppa hanya mengangguk mantap mendengar pertanyaanku.
“Kenapa bukan susu???” Kini aku mengeluarkan aegyo yang ditambah dengan puppy eyes, berharap oppa mau mengabulkan permintaanku.
“Sudahlah… jangan perlihatkan wajah seperti itu padaku, aku tidak tega melihatnya. Lagian Joo Hyun kan sudah memberitahumu.
“Tapi disini kan tidak ada Joo Hyun?” Aku kembali memperlihatkan wajah seperti tadi, tapi sekarang ditambah dengan mengedip-ngedipkan mata.
“Memangnya Joo Hyun saja yang akan memarahimu, heh? Aku juga akan lebih marah jika kau membangkang, tahu?! Jadi jangan coba-coba merayuku seperti itu” katanya dengan menggebu-gebu.
“Siapa bilang aku merayu oppa? Aku tidak merayu kok!” kataku sambil melipat kedua tangan di dada dan memalingkan wajahku.
“Sudahlah, sekarang aaaaa…” Jong Dae oppa menyodorkan sendok berisi bubur ke mulutku sambil membuka mulutnya. Memangnya aku anak kecil? Tapi tidak apa-apa, aku senang melihatnya seperti itu dan aku juga senang oppa menyuapiku. Akupun memakannya dengan lahap, karena perutku juga sudah lapar.
“Cepatlah sembuh ia? Kau harus sembuh! Kalau sudah sembuh, besok aku tunggu di restaurant biasa jam 7 malam,” katanya setelah beberapa suap dan mengelus lembut kepalaku.
Oppa~ kenapa oppa lakukan ini semua? Semua ini membuatku tambah bingung dan semua ini membuatku sangat takut kehilanganmu~~~

~~~***~~~

Minggu, tanggal 3 Maret.
Hari ini adalah hari ulang tahunku. Daritadi sampai sore ini sudah banyak orang yang memberiku selamat. Bahkan tadi tepat pukul 12 malam, Cho Rong eonni, Joo Hyun, Shin Ah, dan So Hyun memberikanku kejutan ulang tahun.
Tapii… aku merasa sangat sedih, karena sampai saat ini Jong Dae oppa belum mengucapkan selamat ulang tahun padaku, bahkan menelepon atau mengirim pesanpun tidak!
Kini aku hanya menatap prihatin ke layar handphoneku dan sesekali menatap keluar jendela. “Ya! Soo Jin-ah~ kenapa diam saja?? Hari ini kan ulang tahunmu? Apa kau tidak ada rencana keluar, heh?” Cho Rong eonni menghujaniku dengan pertanyaannya.
Memangnya aku mau kemana..? Tapi… CHAKANMAN!!! “Eonni!! Jam berapa sekarang??!!!” Aku meloncat dari tempat duduk dan berlarian mencari jam.
“Jam 6, waeyo?” tanya eonni santai.
“Jinjja??!!!!” Eonni hanya mengangguk mendengar pertanyaanku. Aku berlari menuju lemari dan memilih-milih baju yang tergantung rapi disitu. Lalu aku mengambil sebuah dress. “Eonni, ini cocok tidak?” tanyaku sambil menempelkan dress itu di badanku.
“Cocok! Apalagi ditambah dengan sepatu ini.
Oh, she’s back! She’s back! She’s back! Oh, she’s back, oh!
She’s back! She’s back! She’s back~~~!!
Ponselku berbunyi dan langsung saja ku angkat. “Yeoboseo? Oh, ne oppa! Ye, lima menit lagi aku selesai. Ok aku tunggu!” Setelah menjawab telepon dari Jong Dae oppa aku langsung bergegas mempersiapkan diri.

~~~***~~~

Seorang pelayan membukakan kami pintu dan mempersilahkan kami masuk ke dalam restaurant yang bernuansa klasik nan modern ini. Kami memilih meja di sebelah jendela yang menghadap langsung kearah pemandangan kota Seoul di malam hari, restaurant ini terletak di lantai 3, jadi kami dapat melihat sebagian wilayah di kota Seoul dengan city light-nya yang meriah.
Setelah memesan makanan lalu menyantapnya dengan lahap, kami disuguhkan dengan alunan lagu yang merdu. Kurasa badanku sedikit menggigil, entah kenapa rasanya suhu hari ini sangat dingin, apa karena aku hanya memakai dress seperti ini? Kuusap-usapkan tanganku, setidaknya hal itu dapat mengurangi rasa dingin.
Sebuah tangan tiba-tiba menarik tanganku dan menggenggamnya erat. Kuangkat wajahku yang sedari tadi menunduk dan kudapatkan sosok Jong Dae oppa yang tersenyum manis kearahku. “Sepertinya malam ini sangat dingin,” katanya lalu. Aku hanya bisa tersenyum lalu tertunduk menyembunyikan wajahku yang merona ini.
Hening~
“Neo, yeojachingu dwaejullae??” tanyanya tiba-tiba. Seketika aku menengadahkan kepalaku, menatapnya tak percaya.
“Eh?” kataku untuk mengalihkan agar tubuhku tak bergetar keras.
“I Love You. Would you be my girlfriend??” Tatapannya memancarkan ketulusan, senyumannya tak pernah pudar, membuatku ingin menghentikan waktu saat itu juga.
“Hmmm.” Aku menganggukkan kepala diiringi dnegan senyuman tersungging di wajahku. Begitupun dengan Jong Dae oppa yang kini menunjukan deretan gigi putihnya yang rapi.
Dengan lembut Jong Dae oppa menyematkan cincin di jariku. “Saranghae~” ucapnya sambil menunjukkan tangannya yang juga tersemat cincin yang sama.
Malam ini tepat di ulang tahunku. Ini adalah kado terindah yang pernah kudapat. Tentu saja aku tidak akan pernah melupakannya. Di langit, bintang berlomba-lomba memancarkan sinarnya, seakan ingin ikut merayakan kebahagiaan kami.
“Aku berjanji akan memberikanmu kado yang lebih indah dari ini oppa.Janjiku pada diriku sendiri.

~~~***~~~

Suasana kelas itu riuh oleh para siswa yang sedang bergosip ataupun sekedar bermain-main satu sama lain. Suasana tiba-tiba hening, suara gesekan hells sepatu dengan lantai bergema di ruangan tersebut. Seorang yeoja berparas tinggi memasuki kelas dengan senyum bahagia, seakan hari itu tidak akan ada guru yang mengajar.
“Ya! Jinie!!” teriakan Joo Hyun memecah keheningan itu. Kini aktivitas kembali berlanjut dan kelaspun mulai riuh kembali.
Soo Jin berjalan kearah bangkunya−disebelah Joo Hyun−dengan senyum yang masih melekat indah di wajahnya. Joo Hyun masih menatapnya aneh.
“Ya! Jangan tatap aku seperti itu! Memangnya aku ini buronan yang sedang dicari dan wajahku tertempel di setiap tembok jalanan dengan tertulis ‘WANTED’ pada judulnya?” katanya lalu duduk dan menatap tajam mata Joo Hyun. Rasanya ia ingin sekali tertawa melihat ekspresi bingung Joo Hyun yang kini juga menatapnya.
“Waeyo?” selidik Joo Hyun.
“Hmm? Waeyo??” tanya Soo Jin balik.
“Kenapa denganmu??” jelas Joo Hyun lagi.
“Ani, nan gwenchanayo~~” jawab Soo Jin santai.
“Ani! Maksudku, apa terjadi sesuatu?” tanya Joo Hyun masih penasaran.
“Eobseo~ sudahlah, ayo kita ke kantin! Baegopayo~~” melas Soo Jin sambil mengusap perutnya. Joo Hyun hanya tersenyum dan merekapun pergi ke kantin.

~~~***~~~

Teeeeeett!!
Bel istirahat berbunyi.
Soo Jin mengemas bukunya dan memasukkannya kedalam tas. Ketika berbalik menghadap depan, ia sudah menemukan dua makhluk menatapnya dengan penuh rasa curiga.
Shin Ah dan So Hyun mengangkat tubuh Soo Jin dengan paksa, membawanya ke bangku belakang kelas.
“Ya!!! Apa yang kalian lakukan!!!” teriak Soo Jin histeris karena kaget ia diseret seperti itu.
“Katakan dengan jujur!” “Apa yang sudah terjadi?!!” interogasi Shin Ah dan So Hyun bergantian. Dibelakang mereka terlihat Joo Hyun yang menatap Soo Jin dengan tatapan mengejek.
“Pasti mereka sudah bersekongkol,” pikir Soo Jin.
“Ani. Aku baik-baik saja. Jika aku tidak baik, mana mungkin aku bisa berdiri disini dengan bahagianya~~” elak Soo Jin.
“Nah! Itu dia masalahnya!! Kenapa kau senyum-senyum seperti itu?? Tidak biasanya dalam pelajaran kimia kau masih bisa tersenyum~~~” Joo Hyun kini mulai angkat bicara.
Soo Jin hanya bisa memutar bola matanya. Berharap ada ide ataupun sesuatu bisa menyelamatkannya saat ini.
Ternyata Dewi Fortuna sedang berpihak padanya. Sosok Jong Dae berjalan melewati kelasnya. Sontak iapun memanggil sosok itu.
“Opppa!!!” Semua mata kini teralihkan pada sosok yang dipanggil Soo Jin yang kini telah memasuki ruang kelas dan menghampiri mereka berempat.
“Annyeong!” sapa Jong Dae sambil melambaikan tangannya.
“Opppa! Ayo kita ke kantin!” ajak Soo Jin dan tanpa menerima jawaban, mereka kini sudah menghilang dari ruangan tersebut.
Suasana hening~
Joo Hyun, Shin Ah, dan So Hyun terdiam dan pikiran mereka melayang memikirkan apa yang terjadi.
“Ya! Apa kau memikirkan hal yang sama denganku??” tanya Joo Hyun memecahkan keheningan.
“Ne!!” teriak Shin Ah bersemangat. “Apa kau dengar tadi dia memanggil Jong Dae oppa dengan nada ‘oppppppaaa’” lanjut Shin Ah mencoba meniru Soo Jin.
“Heh!! Itu berlebihan!” elak So Hyun yang langsung memukul Shin Ah.
“Dasar anak itu!! Kenapa berita sebagus ini tidak mau memberitahu kita?!! Rasakan saja nanti apa akibatnya! Hahahaha!!!” ucap Joo Hyun dengan evil laugh.
“Hahahaha!!!” Shin Ah dan So Hyun juga tertawa dengan jahatnya. Tiba-tiba langit bergemuruh.

~~~***~~~

At the same time~~
Soo Jin dan Jong Dae sedang duduk di bangku taman. Seperti biasa Soo Jin selalu meneguk susu kotak kesayangannya. Tiba-tiba ia tersentak ketika gemuruh mengagetkannya.
“Oppa~~” panggilnya pada Jong Dae yang duduk disebelahnya.
“Waeyo chagiya?” tanya Jong Dae menggoda Soo Jin.
“Oppa!!” seru Soo Jin sambil memanyunkan bibirnya tanda tak suka.
“Ah, ne ne! Waeyo Jinie-ah~??” ralatnya sambil membenahi posisi duduknya.
“Perasaan ku tiba-tiba nggak enak.Kini Soo Jin memerengkan posisinya agar berhadapan dengan Jong Dae.
“Tenang saja~ oppa akan selalu ada di sampingmu~~~” katanya mencoba menenangkan Soo Jin.
“Jinjja??” selidik Soo Jin.
“Jinjjayo! Selama seminggu kau akan tenang bersama oppa~~”
“Mwo? Seminggu???”



_~*To Be Continued*~_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Vignette] Only Hope

Title:  Only Hope Scriptwriter: NanaJji (@nana.novita) Cast(s): Jeon Jungkook [BTS] || Kim Soojin [OC] || Park Yooji [OC] || Kim Yugyeom [GOT7] || Kim Namjoon [BTS] Genre: Romance. Friendship. Hurt. Duration: Vignette Rating: Teen Summary: Salahku yang terlalu berharap padamu

[Oneshot] Brother and Sister Complex

  Title: Brother and Sister Complex Author: Na n aJji (@nana.novita) Length: Oneshot Genre: Romance, family, friendship Main Casts: Kim Myung Soo (INFINITE) || Kim Soo Jin (OC) Rating: PG-15 Summary: Seperti sebuah napza. Berawal dari sebuah kebersamaan, hingga akhirnya membuatnya menjadi candu.

[Vignette] Biscuit

Title: BISCUIT Scriptwriter: NanaJji (@nana.novita) Cast(s): Oh Sehun [EXO] || Kim Soojin [OC] || Kim Jongin [EXO] Genre: Comedy. Friendship. Duration: Vignette Rating: G Summary: Haruskah ia memberitahu Soojin tentang apa yang ingin ia beli? . “ Oppa sungguh ingin membeli itu?” tanya Soojin tak percaya. Sehun hanya dapat mengangguk dengan polos. . . .