Title:
Butterfly
Scriptwriter:
NanaJji (@nana.novita)
Cast(s):
Park Yooji [OC] || Kim Taehyung
[BTS] || Kim Soojin [OC] || Jeon Jungkook [BTS] || Park Shinah [OC] || Choi
Junhong [BAP]
Genre:
Romance. Family. Friendship.
Duration:
Vignette
Rating:
Teen
Summary:
Dia seperti
kupu-kupu.
Jadi kusarankan
untuk melihatnya lebih dekat.
.
.
.
“Memperhatikannya lagi?”
Yooji yang sibuk menopang dagu di tepi jendela harus
terganggu oleh suara di sebelahnya. Shinah yang baru saja datang langsung
menebak begitu saja kegiatan yang di lakukan oleh sahabatnya itu.
“Bukankah kemarin kau bilang dia sudah punya
kekasih?” Kembali Shinah bertanya. Ia ingat bagaimana dua hari yang lalu Yooji
datang ke rumahnya sepulang sekolah dengan wajah muram. Pandangan Shinah
kemudian beralih kearah lapangan dimana Taehyung dan Jimin sedang bermain
basket. “Apa perlu aku meminta pertolongan Jimin oppa?”
Yooji menggeleng cepat. Selalu di tolaknya. Padahal
menurut Shinah ini kesempatan yang sangat besar untuk Yooji. Lagipula akan jadi
sangat menyenangkan apabila Yooji dan Taehyung menjadi sepasang kekasih, Shinah
dan Jimin bisa mengajak mereka berdua pergi bersama suatu hari nanti. Tapi apa
daya jika sebenarnya Taehyung sudah memiliki kekasih.
“Aku belum tahu pasti apa itu kekasihnya atau bukan.
Aku hanya sering melihatnya menjemput seorang gadis dari sekolah lain. Dan
mereka tampak sangat dekat.”
Shinah menghembuskan napas panjang sementara Yooji
terus memperhatikan Taehyung yang mencoba men-shoot bola. “Apa perlu aku tanyakan pada Jimin oppa?” Lagi-lagi Yooji hanya menggeleng.
Yooji memang bukan orang yang mudah untuk bergaul
seperti layaknya Shinah atau anak-anak lain. Ia lebih sering memendam
perasaannya sendiri. Seperti saat ini, ia memendam dalam perasaannya untuk
Taehyung dan hanya mampu melihatnya dari kejauhan.
“Aku sungguh tak mengerti kenapa kau selalu menolak
bantuan yang mungkin saja membuatmu bisa dekat dengan Taehyung sunbae?” Shinah mulai protes. Ia kasihan
melihat Yooji yang terkadang menyimpan kesedihannya sendiri. Takut-takut nantinya
itu akan berpengaruh pada psikologinya. Mungkin saja ia akan depresi. Tapi
semoga saja tidak.
Pandangan Yooji akhirnya beralih ketika bel berbunyi
dan Taehyung berlarian menuju kelasnya. “Aku hanya ingin semuanya berjalan
begitu saja, Shinah-ya. Bukan karena
sebuah rencana yang di buat manusia,” ujar Yooji sambil mendudukkan dirinya di
atas kursi.
“Ya, ya, itu terserahmu saja.” Shinah tak tahu harus
menanggapi apa lagi. Semua itu sudah keputusan Yooji, ia tak berhak terlalu
ikut campur.
.
.
.
Yooji berdiri di dekat sebuah halte samping sekolah,
tapi itu bukanlah sekolahnya. Ia baru saja sampai disana dan menemukan
targetnya duduk di tempat biasa. Seorang gadis cantik yang Yooji tindak dalam
kasusnya sebagai ‘tersangka’. Ya, gadis itu tersangka atas kecurigaannya yang
begitu dekat dengan Taehyung.
Lama waktu berlalu, tapi gadis itu masih duduk
sendiri di halte. Tak ada tanda-tanda bahwa Taehyung akan datang menjemputnya.
Sekarang ia sedang menerima telepon, Yooji yakin itu dari Taehyung.
“Eo, nde. Aku pulang
sendiri saja.”
Samar-samar Yooji dapat mendengar percakapan mereka.
Meskipun dengan hati yang sedih, tapi Yooji tetap penasaran dan harus
membuktikan hubungan mereka berdua. Gadis itu meninggalkan halte bus dan
berjalan di trotoar, wajahnya tampak begitu lesu. Ini semakin meyakinkan Yooji
bahwa gadis itu benar-benar berharap akan kedatang Taehyung untuknya.
Yooji mengikuti langkah gadis itu perlahan. Entah
mengapa, ia merasa begitu kasihan melihatnya. “Ya, birthday girl!!” Dari kejauhan tampak samar-samar seorang
laki-laki mengendarai sepedanya kencang berlawanan arah dengan mereka. Yooji
tak dapat melihat kejadian itu dengan jelas karena tinggi gadis di hadapannya
cukup menghalangi. Dan tiba-tiba yang ia temukan kini adalah dirinya yang basah
kuyup akibat siraman air.
“Oh, God!!”
teriak gadis yang Yooji ikuti. “Kau tidak apa? Bajumu basah semua,” ujarnya lirih
sambil membantu Yooji membersihkan bajunya yang meskipun tak akan berakhir
kering saat itu. “Ini semua gara-gara sunbae!”
Gadis itu memukul lengan laki-laki tinggi yang kini sudah berdiri di sebelah
Yooji.
“Tidak apa-apa, hanya basah,” jawab Yooji pelan. Ia
masih berpikir tentang kejadian barusan yang menyebabkannya kini berdiri dengan
pakaian basah kuyup. Yooji mendongakkan kepalanya dan terheran. Dua orang di
hadapannya ini menjulang tinggi, membuatnya kini terpaksa mendongak demi
melihat wajahnya satu-satu.
Gadis itu ternyata tampak lebih cantik jika di lihat
dari dekat. Cocok dengan Taehyung,
pikir Yooji. Dan laki-laki di sebelahnya juga tampan, sangat tampan. “Maafkan
aku, tadi aku ingin menyiramnya, tapi sayangnya dia pandai menghindar hingga
akhirnya mengenaimu. Bagaimana jika kau ku antarkan pulang?” ujar laki-laki itu
halus. Namun dengan cepat Yooji menggeleng.
“Tidak apa, aku harus mampir di suatu tempat
terlebih dahulu,” ujar Yooji dengan senyum simpul. Wajah kedua orang di
hadapannya ini benar-benar tampak khawatir, membuat Yooji ingin menertawakannya
saja.
“Oh, kalau
begitu kau pakai jaketku saja. Setidaknya kau tidak akan kedinginan.” Laki-laki
itu langsung menyampirkan jaket yang di pakainya ke tubuh Yooji, membuat gadis
itu tak mampu menolak lagi.
Yooji mengeratkan pegangannya pada jaket itu dan
menghirup aroma maskulin yang sangat kuat darisana. “Oh, ya!” Yooji membalikkan badan ketika suara gadis itu kembali
terdengar setelah belum lama mereka berpisah untuk kembali ke rumah
masing-masing yang berlawanan arah. “Ini,” ujarnya sambil menjulurkan tangan.
Sebuah amplop. Yooji meraihnya dengan sedikit enggan. “Kau harus datang. Bye!!” Gadis itu melambaikan tangannya
riang dan meninggalkan Yooji dengan seribu tanya. Setelah cukup jauh dilihatnya
kedua orang tersebut, Yooji membuka amplop itu. Sebuah undangan pesta ulang
tahun.
“Kim Soojin,” gumam Yooji ketika membaca nama yang
tertera disana. Senyum simpul di kembangkannya. Meskipun menyakitkan,
setidaknya dengan undangan itu ia bisa melihat Taehyung selain di sekolah.
Pastilah ia sangat tampan nanti.
Di masukkannya amplop itu ke dalam saku jaket. Dan
Yooji menemukan sesuatu di dalam sana. Ia baru ingat bahwa itu bukanlah
jaketnya. Sebuah pin nama. Choi Junhong.
.
.
.
“Choi Junhong? Yang benar saja kau bertemu
dengannya? Woaa!! Kau sangat
beruntung, Yooji-ya!!” Shinah
tekagum-kagum dengan cerita Yooji, sedangkan wajah penuturnya pun tampak biasa
saja, malah lebih tepatnya bingung.
“Memangnya siapa Choi Junhong? Aku baru kali ini
mendengar nama itu,” ujarnya lalu. Shinah seketika memukul lengan Yooji.
“Kau sungguh tidak tahu?!! Dia bahkan orang paling
keren yang pernah aku tahu.” Shinah masih terkagum-kagum, di pikirannya
terbayangkan wajah Junhong yang tampan itu. “Tunggu dulu, kau bilang bertemu
Choi Junhong dengan gadis yang kau kira adalah kekasih Taehyung sunbae?” Yooji mengangguk. “Menurutmu
gadis itu tidak selingkuh dari Taehyung sunbae
bukan? Wah, gadis itu benar-benar
beruntung bisa di kelilingi laki-laki tampan seperti itu.”
Yooji tertawa kecil. Ya, benar juga perkataan
Shinah. Yooji melangkahkan kakinya pelan, di lihatnya surat undangan yang ada
di tangannya. “Entahlah, Shinah-ya. Aku
sungguh ragu, aku tak dapat menemukan titik yang bisa kujadikan kebenaran,”
ujarnya perlahan.
“Isshh,
susah sekali memang mencari kebenaran,” keluh Shinah sambil menghembuskan napas
yang begitu kentara. “Oh, ya! Sebenarnya
sekarang kita mau kemana? Kenapa kau tiba-tiba menyuruhku berpakaian rapi??”
Sesungguhnya sejak tadi ia ingin bertanya seperti itu, namun rasa ingin tahunya
tenggelam begitu saja ketika mendengar nama Junhong di sebut-sebut.
Yang di tanya malah menghentikan langkahnya
tiba-tiba dan sekali lagi melihat kartu undangan itu. Shinah langsung merebut
kartu itu dari Yooji, hanya karena kertas seperti itu pertanyaannya di abaikan.
Menyebalkan. “Baca saja, kau akan dapat jawabannya,” ujar Yooji sambil memasuki
halaman rumah di hadapannya, sementara Shinah masih sibuk meneliti undangan
itu.
“Mwo?? Ini
bukannya gadis itu???” tanya Shinah terheran. Namun sayang, Yooji sudah jauh di
depannya. “Ya! Park Yooji, tunggu
aku!!” Dan dengan segera ia berlari menyusul sahabatnya.
.
.
.
Rumah itu besar. Ya, sangat besar hingga mampu
menampung ratusan orang yang sibuk berpesta di dalamnya. Mata Yooji menjelajah
seketika, tapi tanpa perlu ia berusaha, dengan mudahnya ia menemukan sosok
Taehyung yang duduk di sebuah sofa yang letaknya dekat dengan panggung kecil
yang berisi seperangkat alat musik dan kue tart
besar di sampingnya.
Tapi meskipun melihatnya, Yooji tak berani melangkah
kesana. Seperti perkiraannya, Taehyung duduk bersebelahan dengan Soojin, juga
dengan teman-teman populernya, Park Jimin, Yook Seungjae, Choi Junhong juga
duduk disana, dan beberapa lagi yang tak jelas terlihat karena membelakangi
Yooji.
“Oh, God! Yooji-ya, kau lihat itu? Kumpulan anak-anak tampan!!” Shinah menjerit
keras, untung saja teredam oleh suara musik yang menggema kuat, kalau tidak
Yooji di pastikan akan malu setengah mati.
Berbeda dengan Shinah yang begitu girang, Yooji
merasa kelabu. Melihat Taehyung yang begitu dekat dengan gadis lain dan tampak
sangat memanjakannya membuat Yooji seketika cemburu. Ya, tentu saja. Andai ia yang
berada di posisi gadis itu, pastilah ia merasa sangat senang. Namun Yooji rasa,
membayangkannya saja ia tidak bisa.
Yooji memperhatikan Soojin yang berdiri dari
duduknya. Ia cantik malam itu, dengan gaun berwarna peach dan rambutnya yang di tata indah, semua orang pasti tahu
bahwa ia lah inti dari acara ini. Tatap mata Yooji tertangkap Soojin begitu
saja. Gadis itu langsung melangkahkan kaki kearahnya, Yooji langsung merasakan
sesuatu yang tidak enak akan terjadi.
“Hai!! Aku kira kau tidak akan datang. Aku sangat
senang melihatmu ada disini sekarang,” sapa Soojin langsung panjang lebar. Senyum
di wajahnya tak runtuh sedikit pun, pasti hari ini adalah hari yang begitu
membahagiakan.
“Ah, hai. Kebetulan
aku ada waktu malam ini. Selamat, ya.” Yooji menjulurkan tangannya dan di balas
oleh Soojin di sertai senyuman manis. Shinah yang sedaritadi berdiri di samping
Yooji hanya menatap Soojin takjub, tak heran ia dekat dengan banyak laki-laki
tampan, dia cantik. “Oh, ya. Kenalkan dia temanku,” ujar Yooji lalu menarik
Shinah untuk bersalaman dengan Soojin.
“Oh, hai.”
Dan mereka berkenalan. “Kita bahkan belum berkenalan juga, bukan?” tanya
Soojin. Yooji pun baru ingat bahwa ia hanya tahu nama Soojin dari kartu
undangan itu.
“Park Yooji,” ujar Yooji dengan senyum malu. Ya,
mereka bahkan belum bekenalan tapi sudah bicara cukup banyak.
“Ayo, kita duduk bersama disana,” ajak Soojin sambil
menarik tangan Yooji untuk mengikutinya ke tempat Taehyung dan teman-temannya
berada. Jantung Yooji terasa berhenti saat tatap matanya bertemu dengan Taehyung
yang memperhatikan kedatangan mereka.
Mereka duduk di salah satu sofa. Mata Yooji sesekali
melirik kearah Taehyung yang sibuk mengobrol bersama Sungjae. Seperti perkiraan
Yooji, Taehyung sangat tampan malam itu. Dengan pakaian semi formalnya dan lebih
dari semua itu adalah senyum yang begitu menghipnotis itu. Ia tampan bagaimana
pun, itu menurut Yooji.
“Ya!”
Shinah menyikut Yooji pelan sambil berbisik-bisik. “Bukankah itu anak dari
kelas sebelah? Apa yang dia lakukan disini? Apa dia juga mengenal Soojin?”
tanyanya lalu, masih dengan suara pelan sambil menunjuk seorang laki-laki yang
sibuk mengobrol dengan beberapa orang.
Yooji seketika menyipitkan matanya, memperhatikan
sosok yang tadi di tunjuk oleh Shinah. Tapi tiba-tiba suara MC mengagetkannya
dan beberapa dari mereka berdiri lalu menuju ke atas panggung.
Tiga orang memposisikan diri mereka untuk membawakan
akustik. Taehyung, hanya laki-laki itu menjadi pusat Yooji sedaritadi. Ia akan
menyanyi kali ini, menyanyi di atas panggung. Sebuah suara yang menghasilkan
melodi manis sedikit mengalihkan tatapan Yooji dan ia langsung mengerti dengan
ucapan Shinah sebelumnya. “Jeon Jungkook?” tanyanya heran. “Untuk apa dia ada
disini?”
Shinah seketika menghembuskan napas panjang. “Aku
tadi bertanya padamu, sekarang kau malah bertanya balik,” ujarnya malas. Sungguh,
jika sudah ada Taehyung disana, pikiran Yooji entah melayang kemana, ia
kesulitan untuk fokus terhadap hal lain.
Lagu “I Love
You” milik Avril Lavigne mengalun
merdu dari bibir Jungkook dan juga Taehyung, serta alunan melodi gitar manis
yang di petik Kim Myungsoo−kakak Soojin. Jungkook berdiri lalu berjalan
menghampiri Soojin, menjulurkan tangannya dan mengajak Soojin untuk naik ke
panggung.
You’re so beautiful
But that’s not why I love you
I’m not sure you know
That the reason I love is you
Being you, just you
Jungkook menyanyikan lagu itu dengan memegang tangan
Soojin, dengan sebuah kecupan yang Jungkook daratkan di dahi Soojin setelahnya.
Penonton bersorak riuh, tapi tidak dengan Yooji. Ia penuh dengan kebingungan
saat ini. Ya, semua ini begitu samar di benaknya.
Lagu pertama berakhir dan Sooji kembali duduk,
sementara lagu kedua kembali dimainkan. “Ah,
Yooji-ya. Apa menurutmu tadi itu
sebuah ungkapan cinta? Haaa, wajahku
pasti sangat merah sekarang,” ujar Soojin yang semakin membuat Yooji
terbingung.
“Maksudmu?” tanya Yooji dengan segala hal bercampur
aduk di otaknya seperti puzzle dan
Yooji benci untuk menyusunnya.
“Jungkook, aku menyukainya, dan kami memang sangat
dekat beberapa bulan ini. Apa menurutmu tadi dia sedang mengungkapkan cintanya
melalui lagu yang kusuka?? Tolong beritahu aku, aku bahkan tak mampu berpikir
dengan jernih sekarang,” ujar Soojin dengan napas terengah saking senangnya.
“Memang bisa begitu? Bukannya kau dekat dengan
Taehyung sunbae??” tanya Yooji lagi.
Tapi tatap aneh malah bermunculan di wajah Soojin. Kenapa ia yang malah di buat
bingung??
“Taehyung oppa?
Dia kakakku, Yooji-ya. Bagaimana aku
bisa tidak dekat dengan kakakku sendiri. Lagipula, bagaimana kau bisa berpikir
begitu? Kau sering melihatku dengan Taehyung oppa??” Soojin menyerbu Yooji dengan pertanyaan yang di utarakannya
secara tumpang tindih. Dalam beberapa detik, mereka berdua hanya saling pandang
dalam kebingungan. Yooji yang masih tak percaya dengan kenyataan bahwa Taehyung
sebenarnya adalah kakak Soojin dan Soojin sendiri mencoba menebak apa yang
sebelumnya Yooji pikir hubungan antara dirinya dengan Taehyung. sungguh
kompleks.
“Jinie-ya…”
Sebuah panggilan lembut mengakhiri acara tatapan bingung itu. Soojin menoleh ke
sumber suara dan menemukan Jungkook berdiri disana dengan senyum. “Aku ingin
mengatakan sesuatu,” ujarnya lagi dan menjulurkan tangan, meminta Soojin untuk
mengikutinya. Soojin tak bisa menolak, tentu saja. Ini sebuah pertanda bagus
untuk hubungannya bersama Jungkook, bahkan mungkin akan menjadi kabar baik.
Seperginya Soojin, Yooji masih terduduk dengan
seribu pikiran bergumul di otaknya. Jadi selama ini ia hanya salah sangka?
Taehyung adalah kakak Soojin, bukan kekasihnya?
“Hai.”
Suara yang cukup berat itu menyapa pendengaran
Yooji. Gadis itu menoleh ke samping kiri. Dan disanalah ia akan terpaku untuk
waktu yang lama. Kim Taehyung, laki-laki itu duduk disana, disampingnya.
“Kau hoobae
ku, kan? Ternyata kau mengenal adikku, Soojin. sungguh suatu kebetulan,” ujar
Taehyung dengan santai, tanpa peduli akan jantung Yooji yang bahkan berdetak
sangat kencang, membuatnya takut-takut bahwa ia terkena serangan jantung saat
itu. “Kim Taehyung. Namamu?”
Tangan Taehyung terjulur untuk memperkenalkan diri. Dengan
kaku dan perlahan, Yooji mengeluarkan tangannya yang sedari tadi tersembunyi di
bawah tasnya.
“Park Yooji.”
Mungkin ini jalan sesungguhnya yang Yooji inginkan. Bukan
suatu kesengajaan yang di buat-buat. Tapi semua terjadi begitu saja secara
kebetulan bahkan sempat membuatnya terkejut, sedih, senang dalam satu situasi. Membingungkan.
.
.
.
END
Komentar
Posting Komentar