Langsung ke konten utama

[Oneshot] Today Was A Fairytale

 

Title:
__Today Was A Fairytale__
Scriptwriter: NanaJji (@nana_jji)
Main Cast(s):
Oh Sehun [EXO] || Kim Soo Jin [OC]
Support Cast(s):
Find it by yourself~~
Genre(s): Romance, School-life, fluff, a little bit comedy
Duration: Oneshot
Summary:
Kau ingat dengan dongeng Snow White, Cinderella, ataupun Rapunzel? Akan selalu ada pangeran tampan yang menyelamatkan si Tuan Putri.
Tapi kau harus ingat, semua itu hanya fiksi, dongeng, dan khayalan semata. Karena nyatanya, tak akan pernah ada Pangeran Berkuda Putih.


“DOORRR!!!”
Suara tembakan senjata api terdengar dan lampu tiba-tiba padam. Ruangan itu sangat gelap, tak ada sedikit pun cahaya untuk mata memandang.
Lampu kembali menyala disusul sorak sorai dan tepuk tangan riuh para penonton. Penampilan teater kali ini di akhiri dengan adegan penembakkan yang menghasilkan si pemeran utama meninggal saat itu juga. Para pemain memasuki panggung, berbaris dan mulai menunduk memberi hormat kepada semua penonton. Semua pemain kemudian berjalan kebelakang panggung menandai diakhirinya penampilan teater hari ini.
Tak hanya di atas panggung, di belakang panggung pun para pemain menerima tepuk tangan dan senyuman bangga dari semua rekannya.
“Penampilan tadi sangat bagus Jinie-ya!” teriak Shin Ah menghampiri Soo Jin bersama dengan Sehun. Soo Jin yang tengah sibuk menghapus make up-nya menoleh seketika.
“Yang lainnya dimana? Apa mereka tidak ikut?” tanya Soo Jin setelah mendapati hanya Shin Ah dan Sehun yang datang untuk menghampirinya.
Aah, mereka tadi langsung pulang setelah menontonmu. Kau tahu, mereka selalu punya alasan,” ucap Shin Ah acuh. Kepala Shin Ah bergerak ke kanan dan ke kiri seolah mencari sesuatu. “Jinie-ya, tunggu sebentar ya, aku ingin mencari Baekhyun oppa. Annyeong!”
Soo Jin masih menatap kepergian Shin Ah sampai sebuah suara menginterupsinya. “Penampilanmu tadi bagus sekali.”
Soo Jin langsung menengokkan kepalanya, hampir saja ia lupa akan keberadaan Sehun yang kini sudah duduk di sebelahnya. “Eh? Ne, gomawo,” ucap Soo Jin kaku. Oh, ia benar-benar merutuki Shin Ah karena telah meninggalkannya berdua dengan Sehun. Alhasil, kini hanya kesunyian yang melingkupi udara di sekitar mereka.
Mereka memang berteman. Pertemuan pertama mereka di awal permulaannya masuk ke Senior High School, hingga kini mereka sudah menginjak tahun akhir. Namun meski sudah tiga tahun mereka berteman dan selalu bersama, Soo Jin tetap tak begitu akrab dengan Sehun begitu juga dengan Sehun yang terkadang menjadi lebih pendiam ketika bersama Soo Jin. Hubungan mereka tak seperti Soo Jin dengan Jongin ataupun Sehun dengan Joo Hyun yang hangat seperti musim semi, melainkan kaku seperti tumpukan es yang membeku.
“Hmm…” gumam Soo Jin dan Sehun berbarengan. Sungguh, suasananya benar-benar kaku.
“Hmm, kau yang duluan,” tawar Soo Jin.
Ani, kau saja yang duluan,” tawar Sehun balik sambil menggaruk tengkuknya bingung.
“Tidak, kau saja. Aku hanya mengatakan hal yang tidak terlalu penting.” Cengiran polos keluar dari wajah Soo Jin, ia tidak tahu harus bagaimana lagi.
“Baiklah, aku hanya mau bertanya. Apa kau sudah selesai?”
Soo Jin menatap Sehun tak mengerti. Sehun menggerakkan tangannya di depan wajah, seakan memberi isyarat pada Soo Jin agar mengerti.
“Ah!” Soo Jin menjentikkan jarinya, akhirnya ia mengerti. “Ne, aku sudah selesai membersihkan make up-ku, tapi aku perlu ke belakang sebentar untuk mengganti baju ini.”
Ne. Hm, itu, tadi kau ingin… bicara apa?” tanya Sehun mengingat mereka berdua tadi sama-sama ingin bicara.
“Ah! Aku hanya ingin bilang kalau aku mau ke belakang mengganti baju,” ucap Soo Jin sambil menggaruk tengkuknya dan tersenyum lebar.
N-ne, aku akan menunggumu disini,” ucap Sehun. Soo Jin yang sudah berdiri menatap Sehun aneh. ‘Untuk apa Sehun menunggunya?’ pikir gadis itu.
“Tidak usah. Kau pulang saja duluan.”
“Setelah mengganti baju kau mau pulang ‘kan?” tanya Sehun. Soo Jin pun mengangguk polos. “Kalau begitu, biar aku yang mengantarmu pulang.”
“Hah?!”

_~**-**~_

Diperjalan menuju rumah, keadaan mereka semakin parah. Sehun yang biasanya membawa mobil Ferrari putih miliknya, kini iseng membawa motor sport yang sudah lama tak ia sentuh. Dan itulah penyebab keadaan mereka kini semakin kaku. Soo Jin yang tak terbiasa menaiki motor, harus memegang erat jaket kulit hitam yang di kenakan Sehun meski kecepatan motor tak seberapa.
“Ku dengar sedang ada festifal di pusat kota, apa kau ingin pergi kesana?” tanya Sehun berusaha terdengar sedatar mungkin, karena nyatanya ia tak bisa bernapas dengan normal sejak pertemuannya dengan Soo Jin.
“Benarkah? Apa kau ingin kesana?” Terlalu tak tahu harus berkata apa, Soo Jin membalikkan pertanyaan Sehun.
“Kurasa iya, apa kau mau menemaniku?” tanya Sehun akhirnya. Ia menghembuskan napas lega setelah sebelumnya begitu menahan kata-kata itu. Sehun pun merasakan anggukan di punggungnya. Seketika itu, ia membawa laju motornya kearah pusat kota.

_~**-**~_

Ratusan orang memadati festifal itu. Tersenyum dan tertawa bahagia disetiap langkah mereka menyusuri festifal tersebut. Namun, semua terlihat berbanding terbalik dengan sepasang muda-mudi itu ̶ Sehun dan Soo Jin, sedaritadi mereka hanya terdiam tanpa tahu kemana langkah akan membawa mereka pergi.
“Kau ingin naik apa?” Sehun mulai bersua ketika mereka sampai di seputaran arena permainan. Matanya yang sedaritadi sibuk berkeliling kini terpaku pada sepasang manik kecoklatan Soo Jin.
“Kau sendiri?”
“Entahlah. Mungkin kita perlu mencobanya satu per satu.” Seketika Soo Jin menatap lekat kearah Sehun. Namun tak bertahan hingga dua detik, ia kembali mengalihkan pandangannya ketika kedua pasang manik mereka tiba-tiba bertemu. “Apa kau tidak suka dengan wahananya?”
Ani,” jawab Soo Jin cepat. “Mungkin… kita memang harus mencobanya.” Soo Jin menampakkan senyum kaku yang jelas ia buat-buat. Entah kenapa ia tak bisa bertindak bak orang normal saat ini dan mungkin ia akan menjadi orang gila jika saja Sehun terus berada di sampingnya.
Mereka berdua ikut berdesakkan untuk mengantri tiket rollercoaster. Sementara itu, perhatian Soo Jin sedaritadi tak teralihkan dari lintasan panjang rollercoaster yang berkelok-kelok. Sehun mengetahui tingkah aneh partner-nya, maka ia pun bertanya, “Apa kau takut menaikinya?”
Sesungguhnya ia. Bahkan sangat.
Soo Jin akan berteriak kencang dan tak henti-hentinya, gadis itu tahu. Namun percuma, ada sesuatu yang mendorongnya untuk bertahan di tengah-tengah antrian yang padat dan menahan kuat rasa takutnya. Dan ada satu hal yang ingin ia pastikan saat ini.
Mereka mulai menduduki bangku-bangku rollercoaster dan memasang segala pengaman yang mereka perlukan. Semua sudah bersiap, Soo Jin menarik napas panjang dan menghembuskannya sedikit demi sedikit.
“Tidak.” Dan itulah jawaban yang keluar dari bibir kecil Soo Jin, ia tersenyum sangat manis dan tidak kaku lagi, ataupun di buat-buat, melainkan senyum yang tulus dan leluasa.
“Kau sangat manis jika tersenyum seperti itu.” Ucapan Sehun seketika membuat Soo Jin menoleh dan saat itu pula rollercoaster melaju.
“AAAAA!!!!!” Soo Jin berteriak sekencang yang ia bisa demi meredam rasa takut yang sedaritadi mengelilingi sosoknya. Tangannya meremas bahu Sehun sangat keras hingga laki-laki itu meringis kesakitan dan balik menggenggam tangan Soo Jin agar tak meremas bahunya lebih kencang.
Dan akhirnya apa yang di tunggu-tunggu Soo Jin datang. Rollercoaster itu berhenti. Mereka menuruni rollercoaster itu dengan Soo Jin yang sedikit terhuyung.
Gwenchana?” tanya Sehun seraya memegang kedua bahu Soo Jin, sedikit berharap bahwa gadis itu mau bersandar padanya.
“Hanya sedikit mual,” ucap Soo Jin kemudian duduk di salah satu bangku panjang. Tangan kirinya sibuk memegang dada, berusaha untuk mengontrol napasnya yang terengah-engah.
“Tunggu sebentar, jangan kemana-mana,” ucap Sehun yang hanya di tanggapi sebuah anggukan lemah dari Soo Jin. Gadis itu memejamkan matanya kuat-kuat, kepalanya terasa sangat pening.
Tak perlu menunggu lama, Sehun pun kembali dengan sebotol air mineral dan menyerahkannya pada Soo Jin. Gadis itu meminumnya sedikit, namun sesuatu terasa memberontak di dalam perutnya dan memaksa keluar dari kerongkongannya. Gadis itu berlari secepat mungkin mencari toilet dengan kedua tangan membekap mulut.
Melihat hal itu sontak membuat Sehun panik. Ia berlari mengikuti Soo Jin yang akhirnya terhenti di sebuah toilet umum dan ia menunggu di depan pintu.
Pintu toilet terbuka, menampakkan wajah pucat Soo Jin dengan rambutnya yang sedikit berantakan. “Apa kau yakin baik-baik saja?” tanya Sehun.
Soo Jin menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan perlahan. “Sekarang sudah terasa lebih baik.” Soo Jin pun tersenyum. Senyuman manis yang mendorong tangan Sehun untuk membelai rambut gadis itu.
Soo Jin menatap bingung akan tingkah Sehun. Tubuhnya membeku, mulutnya terkatup rapat. Maniknya sibuk meneliti sepasang mata Sehun, mencoba mencari maksud dari tindakannya. “Rambutmu sedikit berantakan,” ucap Sehun akhirnya memecah suasana kaku yang tiba-tiba kembali tercipta. Kemudian laki-laki itu melangkah mendahului Soo Jin.
Soo Jin segera menyusul langkah panjang Sehun setelah sebelumnya berhasil mengontrol detak jantungnya yang tak karuan. ‘Mungkin aku masih ketakutan karena rollercoaster tadi,’ pikir gadis itu.
“Sekarang kita mau kemana?” tanya Soo Jin begitu sampai di samping Sehun. Matanya hanya terpaku pada wajah Sehun, agaknya ia masih pusing jika harus dipertemukan dengan keramaian dan permainan dengan berbagai bentuk.
“Entahlah.” Sehun menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Soo Jin. “Apa kau ingin pergi ke suatu tempat?” Sehun menatap sepasang manik kecoklatan milik Soo Jin yang membuat si empunya lagi-lagi harus berdiri kaku.
A-ani.”
“Sepertinya kita memang harus mencoba permainan lain disini.” Soo Jin langsung menatap Sehun tak senang. “Tentu bukan permainan yang ekstrim, aku tahu itu,” imbuh Sehun demi memperjelas maksudnya pada Soo Jin.
Ne.” Soo Jin tersenyum malu karena kecurigaannya. Tentu seharusnya ia tak berpikir seperti itu.
“Selain takut dengan hal yang ekstrim, apa kau juga takut dengan hantu?” tanya Sehun ketika kaki mereka terhenti di sebuah wahana rumah hantu.
Soo Jin mencuri pandang sekilas kearah rumah hantu tersebut sebelum akhirnya ia mulai menjawab. “Sedikit. Setidaknya itu tak membuatku mual dan muntah-muntah.” Soo Jin menjawab dengan cengiran khasnya.
“Kalau begitu, kajja!” Sehun menarik tangan Soo Jin memasuki rumah hantu tersebut setelah sebelumnya membeli tiket untuk mereka berdua.
Soo Jin mengekori langkah Sehun dengan tangan memeluk erat lengan namja itu dan sesekali akan terdengar teriakan dari mulutnya. Gadis itu takut, tentu. Tapi untuk kali ini, setidaknya Sehun tahu apa yang harus ia lakukan.
Mereka akhirnya keluar dari wahana itu di sertai dengan helaan napas lega yang jelas-jelas kentara dari Soo Jin, membuat Sehun tertawa kecil di buatnya.
Mereka kembali melanjutkan penjelajahan, mencoba setiap permainan yang tidak berbahaya ̶ menurut Soo Jin. Hingga hari mulai sore dan mereka memutuskan untuk beristirahat di salah satu bangku taman.
Soo Jin menghempaskan tubuhnya begitu saja di atas bangku tersebut. “Benar-benar melelahkan,” ucapnya sambil menutup mata.
“Apa menurutmu ini tidak menyenangkan?”
“Hah?!” Soo Jin terlonjak mendengar pertanyaan Sehun dan langsung menghadap kearah namja tersebut. “Tentu saja, ini sangat menyenangkan! Sudah lama rasanya aku tak mengalami hal seperti ini!”
“Tapi, aku merasakan ada satu hal yang kurang.” Sehun menimang-nimang, menciptakan raut penasaran di wajah Soo Jin yang mau tidak mau terus menatap wajahnya demi menunggu jawaban. “Kurasa kita sudah melewatkan makan siang kita.”
“Benar juga. Tapi herannya, aku tidak merasa lapar.”
“Tapi kau harus makan, bukannya tadi kau sudah memuntahkan seluruh isi perutmu? Kajja, kita cari makanan!”

_~**-**~_

Mereka terhenti di sebuah rumah makan yang tak jauh dari tempat diadakannya festifal. Meskipun ini sudah terlalu sore untuk makan siang, tapi mereka menikmati makan siang itu dengan sangat lahap. Karena nyatanya perut mereka hanya terisi pagi tadi.
“Setelah ini kau mau kemana?” tanya Sehun begitu mereka telah selesai makan. Soo Jin melirik jam tangannya dan keningnya pun berkerut.
“Aku tak menyangka hari sudah sesore ini, lebih baik kita pulang.” Sehun pun mengangguk lalu berdiri dari duduknya, yang kemudian diikuti oleh Soo Jin.
Motor sport hitam itu melenggang cepat, membelah jalanan kota Seoul yang cukup ramai sore itu. Hingga hanya butuh 10 menit untuk mereka sampai di rumah Soo Jin.
Gomawo,” ucap Soo Jin kala ia sudah turun dari motor dan tangannya terjulur memberikan helm pada Sehun.
Ne, masuk dan segera istirahat, kau pasti lelah.” Sehun memandang Soo Jin sambil tersenyum manis, senyum yang sampai saat ini Soo Jin tak mengerti maknanya.
Neodo. Hati-hati.” Soo Jin berbalik badan dan melangkah masuk ke rumahnya tanpa sedikitpun senyum yang runtuh dari wajah cantik itu.
Setelah memastikan Soo Jin masuk ke dalam rumahnya, Sehun pun membawa motor itu pergi dari kediaman Soo Jin.

_~**-**~_

Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, namun agaknya Soo Jin tak berniat untuk menutup matanya. Sedaritadi ia hanya berputar-putar di atas kasur king size miliknya dengan senyum yang selalu mengembang di wajahnya, hampir seperti orang gila.
Soo Jin pun bingung. Ada apa dengannya? Kenapa ia merasa sangat bahagia? Dan jantungnya terus berdetak tidak normal, tubuhnya tiba-tiba merinding jika mengingat kejadian seharian ini, sungguh ia tak mengerti.
Tiba-tiba terdengar nada dering handphone-nya berbunyi. Soo Jin pun bangun dari tidurnya dan meraih benda berbentuk balok itu di atas meja. Senyum kembali menghiasi wajahnya. Sebuah pesan dari Sehun.
From: Sehun Oh
Apa kau sudah tidur?
Lalu dengan cepat jari-jari Soo Jin menekan layar handphone dan membalas pesan dari Sehun.
To: Sehun Oh
Entahlah, aku tak bisa tidur.
From: Sehun Oh
Sudah makan?
Soo Jin kembali membalas pesan Sehun dengan semangat. Semua rasa kantuk lenyap begitu saja.
To: Sehun Oh
Hmm, hanya makan sore tadi…
Tak lama kemudian handphone Soo Jin kembali berdering, namun itu bukanlah balasan pesan dari Sehun, melainkan sebuah telepon masuk dari si pengirim pesan.
Yeoboseo?” Terdengar suara Soo Jin menjawab telepon itu dengan sangat hati-hati, berusaha agar suaranya terdengar normal, meskipun sesungguhnya itu terdengar sangat aneh.
Want a late dinner?”
“Bisakah?”
“Tentu, 10 menit lagi aku akan menjemputmu.”
Tuttt! Tuuutt!!

_~**-**~_

“Sehun-ah…,” panggil Soo Jin yang membuat Sehun mengalihkan pandangannya dari panggung di sebuah restaurant yang mereka kunjungi. Mereka sudah menyelesaikan makanannya, hanya tinggal desert yang tersisa setengah yang mereka nikmati sambil mendengar lantunan lagu-lagu klasik yang di perdengarkan oleh para pemain band di restaurant itu.
“Hmm.” Sehun hanya bergumam kecil dan menoleh kearah Soo Jin. Punggungnya bersandar santai di atas kursi, kedua tangannya dilipat di depan dada, meninggalkan kesan mewah di dirinya.
“Apa kau tidak merasakan ada sesuatu yang aneh?” Soo Jin berkata dengan ragu. Sehun yang tak mengerti pun menaikkan satu alisnya menuntut penjelasan. “Begini, maksudku, kurasa tidak biasanya kita dekat seperti ini. Hmm, sepertinya hanya perasaanku saja…”
“Bukankah kadang kala perasaan itu justru lebih tajam?”
“Maksudmu?”
Sehun menegakkan posisi duduknya, kedua tangannya ia topang di atas meja, sedangkan matanya kini menatap Soo Jin serius. “Aku ingin mengatakan sesuatu padamu,” ucapnya lalu.
“A-apa?”
Niga johayo.”
Tanpa sempat bernapas sedetikpun mendengar ucapan Sehun, tiba-tiba saja lampu mati. Soo Jin tak bereaksi apa-apa, ia hanya terdiam. Ia terlalu shock untuk menanggapi.
SAENGIL CHUKKA HAMNIDA!!!”
Lampu kembali menyala diiringi dengan teriakan-teriakan nyaring di sekelilingnya. Wajah-wajah yang Soo Jin kenal betul muncul disana. Di tengah-tengah mereka ada kedua sahabatnya ̶ Shin Ah dan Joo Hyun ̶ yang menghampirinya sambil membawa kue.
Perlu beberapa detik bagi Soo Jin untuk menyerapi semua ini dan saat itu ia langsung berteriak. “YA! Jadi ini ulah kalian semua, hah?!!”
Surprise!!!” Teriak Baek Hyun lalu menyalami Soo Jin dan memberikan sebuah bingkisan. “Ini hadiahku dan Shin Ah,” ucapnya lalu.
“Bagaimana? Kau kira kau saja yang pintar berakting, hm?” Jongin memeluk Soo Jin dan dengan jahilnya mengacak-acak rambut gadis itu.
“Selamat, kau bertambah tua,” ucap Shin Ah dan Joo Hyun menyuapi sepotong kue pada Soo Jin.
“Sebentar lagi kalian akan menyusul. Gomawo!!” Mereka bertiga berpelukan. Saling berbagi kebahagiaan yang mereka rasakan.
Diantara mereka semua, Soo Jin dapat melihat Sehun yang berdiri cukup jauh di hadapannya. Kaki Soo Jin pun membawa langkahnya kesana.
“Kau tidak menyelamatiku?” tanya Soo Jin dengan wajah kecewa yang di buat-buat.
Mianhae.” Sebuah kata yang tidak terbayang sedikitpun muncul dari bibir Sehun. Soo Jin tak berucap, ia masih setia menunggu Sehun untuk bersua. “Maaf karena aku juga ikut bersekongkol dengan mereka.”
Soo Jin masih bergeming, mulutnya enggan untuk mengeluarkan sebuah kata. Sedangkan matanya masih setia terpaku di wajah Sehun, sedikit kecewa sebenarnya ia mendengar kata-kata itu.
“Oh ya, ini hadiahmu.” Sehun menjulurkan sebuah kotak yang berisi sebuah kartu di atasnya. “Aku harap kau menyukainya.”
Soo Jin menerima kotak itu dan meraih kartunya untuk di baca. Beberapa kata magis terangkai di atas sana, membuat si pembaca merasakan sensasi bahagia yang luar biasa hingga wajahnya mengeluarkan senyum yang teramat manis.
Aku hanya ingin kau tahu, bahwa apa yang aku lakukan dan yang ku katakan hari ini bukanlah akting. Tapi perasaan ini tulus padamu.


Kkeut !!
A/N:
comeback again!!! akhirnya setelah berbulan-bulan hiatus karena tugas+ekstra dan akhirnmya SAT telah berakhir!!/tebar confetti/ dan seiring dengan comebacknya EXO!!!
gimana? gimana ceritanya??
mind to review? 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Vignette] Only Hope

Title:  Only Hope Scriptwriter: NanaJji (@nana.novita) Cast(s): Jeon Jungkook [BTS] || Kim Soojin [OC] || Park Yooji [OC] || Kim Yugyeom [GOT7] || Kim Namjoon [BTS] Genre: Romance. Friendship. Hurt. Duration: Vignette Rating: Teen Summary: Salahku yang terlalu berharap padamu

[Oneshot] Brother and Sister Complex

  Title: Brother and Sister Complex Author: Na n aJji (@nana.novita) Length: Oneshot Genre: Romance, family, friendship Main Casts: Kim Myung Soo (INFINITE) || Kim Soo Jin (OC) Rating: PG-15 Summary: Seperti sebuah napza. Berawal dari sebuah kebersamaan, hingga akhirnya membuatnya menjadi candu.

[Vignette] Biscuit

Title: BISCUIT Scriptwriter: NanaJji (@nana.novita) Cast(s): Oh Sehun [EXO] || Kim Soojin [OC] || Kim Jongin [EXO] Genre: Comedy. Friendship. Duration: Vignette Rating: G Summary: Haruskah ia memberitahu Soojin tentang apa yang ingin ia beli? . “ Oppa sungguh ingin membeli itu?” tanya Soojin tak percaya. Sehun hanya dapat mengangguk dengan polos. . . .