Langsung ke konten utama

[Chapter] Beautiful Gift Chap.9





Title: The Most Beautiful Gift
Author: NaNa Jji
Length: Chaptered
Genre: Romance, family, friendship, hurt
Main Casts:
Kim Soo Jin (OC) || Kim Myung Soo (INFINITE)
Support Casts:
Park Cho Rong (A Pink) || Nam Joo Hyun (OC) || Park Shin Ah (OC) || Park So Hyun (OC)

Previous Chap:
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8
 


“Hmmm…Soo Jin-ah, mianhaeyo~ maafkan aku…” Akhirnya kata-kata itu keluar dari mulut Myung Soo.
“Untuk apa? Aku baik-baik saja, oppa tidak perlu minta maaf..” Soo Jin menoleh kearah Myung Soo. Ia takut, jika ternyata Myung Soo sudah mengetahui segalanya. Myung Soo hanya menundukkan kepalanya dan mengambil nafas beberapa kali.
“Sepertinya kita sampai disini saja…”
“Maksud oppa??”
“Aku ingin mengakhiri hubungan ini.”
“Tapi, oppa…aku tahu orang-orang terdekatku tidak menyetujui kita, tapi..apa oppa tidak mau sedikit berusaha???” tanya Soo Jin frustasi.
“Apa? Apa maksudmu??” Myung Soo terkejut mendengar ucapan Soo Jin.
“Jadi…oppa tidak tahu soal itu…” Myung Soo menggeleng. “Lalu, kenapa oppa?” lanjut Soo Jin.
“Aku harus menepati janjiku pada seseorang.. Maafkan aku, Soo Jin-ah~ Jeongmal mianhaeyo…” Myung Soo menarik Soo Jin dalam pelukannya.
“Aku tidak tahu harus bagaimana lagi..aku mencintaimu, aku menyayangimu..tapi janji itu terus menggangguku, aku tak berniat sama sekali untuk meninggalkanmu… aku…aku..maafkan aku,” Sebulir air mata menetes di wajah tampan Myung Soo.
Soo Jin mendorong tubuh Myung Soo, melepaskan pelukannya. “Oppa, lihat aku,” ucap Soo Jin sambil meletakkan kedua tangan di pipi Myung Soo. “Oppa, apapun itu, aku akan tetap membantu oppa, kita akan lalui itu semua bersama.”
“Tidak bisa Soo Jin.” Myung Soo melepaskan tangan Soo Jin dari wajahnya. “Aku tidak ingin membuatmu semakin terluka…”
“Oppa…”
“Aku harus pergi. Jaga dirimu baik-baik, Soo Jin-ah.” Perlahan genggaman tangan Myung Soo merenggang, memberi rongga-rongga diantara tangannya dan tangan Soo Jin. Bulir-bulir air mata saling berlomba berjatuhan di pipi Soo Jin. Namun matanya tetap terjaga pada sosok Myung Soo yang kini bahkan tak berani untuk menatap matanya. Hingga sosok itu menghilang dari pandangan Soo Jin. Meninggalkan perih yang terasa dan membuang begitu saja kenangannya bersama Soo Jin. Dengan segala kekuatan pikiran dan perasaannya, Soo Jin mencoba untuk menahan semua ini. Tapi, ia tak bisa…semua begitu menyakitkan….

~~~***~~~

“Soo Jin-ah! Gwenchanayo??” Shin Ah menghampiri Soo Jin yang baru saja datang. Soo Jin terus saja berjalan melewati Shin Ah lalu duduk di bangkunya.
“Ya! Kau kenapa, hm??” Joo Hyun duduk di bangkunya−di sebelah Soo Jin. Shin Ah dan So Hyun menggeret bangku lain dan duduk mengitari Soo Jin.
“Coba ceritakan pada kami, apa yang terjadi?” So Hyun memulai pembicaraan. Soo Jin menatap kedepan, pandangannya kosong. Mata indahnya terlihat sangat lelah dan bengkak.
“Kau habis menangis semalaman??” tanya Shin Ah saat beberapa lama Soo Jin hanya diam.
“Apa yang terjadi? Oh, masalah itu..maafkan kami Soo Jin-ah, kami−“
“Hubungan kami berakhir,” ucap Soo Jin lirih, matanya masih menatap kosong kedepan. Joo Hyun yang ucapannya tiba-tiba dipotong oleh Soo Jin membuka mulutnya terheran. Shin Ah dan So Hyun pun tak kalah kagetnya.
“Baguslah, kau sudah mengakhiri semuanya,” ucap So Hyun berusaha untuk menutupi kekagetannya. Ia tahu ini sangat menyakitkan bagi Soo Jin, tapi ia tak bisa berbuat apapun, hanya ini yang bisa ia lakukan untuk Soo Jin.
“Bukan aku yang mengakhirinya…”
“Maksudmu?” tanya Joo Hyun heran. “Jadi Myung Soo oppa yang ̶ tapi kenapa??” lanjut Joo Hyun karena sepertinya percuma menanyakan pertanyaan pertamanya.
“Menurutmu kenapa kita tidak menyetujui kalian berdua?” tanya Shin Ah yang lebih tepatnya adalah sebuah pernyataan.
“Mungkin kalian memang benar... dia memang tidak baik untukku….” Setelah mengucapkan kata itu, Soo Jin langsung menenggelamkan kepala diatas lipatan kedua tangannya di atas meja. Ketiga sahabatnya menatap prihatin Soo Jin, ada perasaan tidak enak di dalam hati mereka.

~~~***~~~

SOO JIN POV
Hari ini hari yang sangat berat untukku jalani. Kurasa tak ada yang mengerti perasaanku. Tak ada, kecuali Jong Dae oppa. Tapi ia tak ada disini sekarang dan selamanya. Entah, aku bingung harus bagaimana.
Chan Yeol oppa begitu melarang hubunganku dengan Myung Soo oppa. Cho Rong eonni dan ketiga sahabatku sangat senang mendengar bahwa hubunganku dengan Myung Soo oppa akhirnya berakhir. Dan yang paling aku bingungkan, disaat semua orang serasa menghakimiku dan aku berpikir hanya dialah orang yang bisa menjadi tempatku berteduh, kini malah balik menambah kesengsaraanku, dan ia lah yang membuat sakit di hatiku menjadi sangat parah. Begitu sakit, hingga aku tak merasakan kaki ini berpijak di bumi lagi. Semuanya lenyap begitu saja. Lenyap secepat mata ini berkedip.
Sosok itu…aku melihatnya. Ia sedang berdiri di depan sana menghadap kearahku. Mata sipitnya menatap mataku. Tatapan itu…aku tak tahu apa arti tatapan itu. Begitu susah untuk dibaca, sama seperti perasaannya, begitu susah dipahami, hingga ia berhasil membuatku seperti ini.
Sosok itu melangkahkan kakinya mendekat kearahku. Aku hanya diam, tubuhku terasa kaku, hatiku terasa beku, aku pun tak mampu berbuat apa. Ia berjalan kearahku sekarang, aku tahu aku harus berbuat sesuatu, tapi aku tak bisa.
Dan semuanya kini terasa lenyap sudah. Dia melewatiku tanpa berkata sepatah kata pun, senyuman hangat yang selalu ia tunjukan padaku tak terlihat sedikitpun, dia hanya menatapku dengan tatapan itu, dan ia langsung mengalihkan tatapan itu begituku menatap matanya.
Myung Soo oppa… sebegitukah sikapmu padaku sekarang? Menganggapku bukan siapa-siapamu, bahkan orang yang tidak kau kenal sama sekali! Oppa, aku tak percaya kau benar-benar mencintaiku. Apa aku sebodoh itu untuk kau permainkan? Ya, kurasa aku memang bodoh, sampai orang lain mengetahuinya lebih dulu bahwa aku memang tidak pantas untuk oppa..

~~~***~~~

AUTHOR POV
“Ya! Soo Jinie~ gwenchanayo??” Joo Hyun mengikuti langkah Soo Jin menuju tempat duduknya. Sedaritadi, ia, Shin Ah, dan So Hyun sudah menunggu Soo Jin di depan pintu kelas. Rasa khawatir mendera mereka. Mereka tak berani mengukur seberapa besar rasa sakit yang Soo Jin rasakan, yang pasti mereka tahu tak semudah itu untuk menghapus rasa sakit itu.
Setiap hari Soo Jin hanya seperti ini. Ia tak pernah lagi tersenyum dengan riang ataupun sekedar mengeluarkan argumen-argumen seperti yang biasa ia lakukan. Kini ia hanya diam. Wajah cantik itu seakan sudah lupa bagaimana cara ia berekspresi, bahkan hanya untuk tersenyum pun ia sangat kaku. Dan tatapan mata itu penuh dengan kepedihan. Sebesar apapun usahanya untuk diam, tapi mata itu tak dapat berbohong. Mata yang terbiasa mengeluarkan cahaya manis, seringkali hanya menatap kosong.
“Maaf, aku harus pergi lagi..” Soo Jin mulai mengemas tumpukan buku-buku yang ia ambil dari dalam tas.
“Kau mau kemana lagi??” Shin Ah menatap Soo Jin prihatin. Matanya tak bisa lepas dari tangan Soo Jin yang dengan terampil memeriksa buku-buku tersebut.
“Aku harus mengurus laporan-laporan ini dan meminta tanda tangan pada kepala sekolah..” Soo Jin sudah bersiap untuk pergi, buku-buku itu dipeluknya di depan dada. Ia akan segera melangkahkan kakinya sebelum akhirnya So Hyun menarik tangan Soo Jin dengan refleks.
“So Jin-ah!” ucap So Hyun sedikit membentak. Soo Jin terdiam, ia tak berani menoleh kebelakang, melihat wajah-wajah itu akan semakin menyakitinya, saat ini ia harus tegar.
“Mian, aku tidak punya waktu lagi,” ucap Soo Jin berpura-pura melihat levis-nya lalu melangkah keluar kelas begitu saja. Terdengar suara Shin Ah dan So Hyun yang berteriak memanggil namanya.
Ia tahu, semua ini tidak akan mudah. Menyibukkan diri sendiri dengan segala kegiatan dan tugas, ternyata tidak semudah itu membuat dirinya lupa. Sebulir air mata menyentuh pipinya. Menyibukkan diri, hanya itu yang bisa ia lakukan agar ia lupa akan segalanya, menganggap semua itu tak pernah terjadi. Dengan tergesa-gesa Soo Jin melangkahkan kakinya menyusuri gedung-gedung sekolah yang ramai lalu dengan sembarang menghapus air matanya.
BRUUKK!
Tubuh Soo Jin terjatuh. Begitu lemahnya ia sekarang hingga tak bisa menjaga keseimbangan sedikitpun. Buku-bukunya pun berserakan di lantai. Dengan lemah ia mulai memunguti bukunya satu per satu.
Aku tahu semua ini sulit, tapi kenapa Engkau membuatnya sesulit ini, pikir Soo Jin. Air mata itu pun kembali menembus benteng pertahanannya dan mengalir semakin deras. Ia tak peduli lagi dengan orang-orang yang ada disekelilingnya sekarang. Setelah mengumpulkan buku-buku itu, ia langsung lari begitu saja. Ia harap tak ada yang melihatnya menangis. Ia harus tetap terlihat kuat. Dan ia yakin ia pasti bisa, meski entah kapan itu terjadi.

MYUNG SOO POV
Aku selalu seperti ini. Entah bagaimana, aku selalu dapat menangkap sosokmu diantara ratusan orang yang sedang berkerumun dan sibuk dengan urusan masing-masing. Sosokmu masih sama seperti dahulu. Kaki jenjangmu dengan lincah melewati orang demi orang yang berkumpul, rambut panjangmu tergerai bebas dan bergerak tertiup angin.
Aku tahu, tak sepenuhnya sama. Dirimu tak lagi ceria seperi dulu. Dan yang pasti berubah adalah kau bukan milikku lagi.
Maafkan aku Soo Jin-ah.
Aku hanya terdiam disini, di tengah kerumunan orang-orang dan menantimu hingga sampai di hadapanku. Tapi sedikitpun kau tak melihatku, kau hanya terfokus pada jalanan, kau tidak memperhatikan sekelilingmu. Aku tak ingin melihatmu seperti ini, Soo Jin-ah.
Kini kau sudah ada dihadapanku. Aku tak dapat bergerak sedikitpun, tubuhku terasa kaku. Aku hanya ingin melihatmu sebentar saja, namun kau tetap melangkahkan kakimu itu, dan kau pun menabrakku.
Begitu sibukkah kau sampai-sampai tak sempat peduli dengan lingkunganmu? Sedikit saja Soo Jin-ah, lihat aku! Aku ada di hadapanmu sekarang! Tapi apa?! Kau tetap saja sibuk memungut buku-bukumu yang berjatuhan.
Aku juga bodoh. Akulah yang salah. Aku yang telah membiarkanmu menjadi seperti ini. Tapi.. sesuatu tengah menarik perhatianku. Punggung tanganmu basah oleh tetesan air. Apa kau menangis, Soo Jin-ah??
Perasaan ini mendorongku untuk meraih tanganmu. Mencoba dengan begitu bisa membagi rasa sakitmu padaku, meski aku tahu, rasa sakit itu belum seberapa jika dibandingkan sakit yang aku rasakan karena melihatmu seperti ini.
Namun, dengan cepatnya kau melangkah pergi, tanpa memberiku kesempatan untuk menggenggam tanganmu sedetik saja. Kau meninggalkanku disini, hanya terpaku disini dan membiarkan rasa sakit itu bertambah seiring dengan kepergianmu.

~~~***~~~

“Ya, Jinie-ya! Besok malam ada pesta musim semi di sekolah, kau datang kan?” tanya So Hyun berusaha mengalihkan Soo Jin dari soal matematika yang sedari tadi ia kerjakan.
“Ia! Benar juga! Kudengar, itu sejenis dengan pesta dansa! Pastika kalian semua membawa pasangan ya!” ucap Shin Ah dengan riang.
“Mungkin aku tidak akan datang.” Ucapan Soo Jin langsung menghancurkan suasana. Ketiga sahabatnya itu menatap Soo Jin intens dan setia menunggu kalimat selanjutnya yang akan keluar dari bibir Soo Jin. “Aku tak memiliki pasangan untuk ke pesta itu,” lanjut Soo Jin.
“Aigoo! Tidak bisa! Yang pasti kau harus datang! Masalah pasangan, kita akan mengurusnya, benar kan?” Joo Hyun dan So Hyun langsung mengangguk semangat.
“Mungkin kau bisa datang dengan Min Woo sunbae?” So Hyun mengajukan pendapat, namun langsung saja Soo Jin mendelik kearahnya, begitupun dengan Shin Ah dan Joo Hyun.
“Kurasa itu bukan pasangan yang tepat,” ucap Shin Ah mencairkan suasana. “Coba pikirkan yang lain,” sambungnya.
“Hmm, kurasa lebih baik kau datang bersama Chan Yeol oppa saja. Sepertinya Chan Yeol oppa juga tak ada pasangan,” ucap Joo Hyun.
“Terserah kalian saja.”
Soo Jin sebenarnya tak ingin menghadiri acara-acara seperti itu saat ini. Di saat hatinya sedang dilanda kesedihan. Ia hanya butuh waktu untuk sendiri.

~~~***~~~

“Ya! Jinie-ya! Gaun ini bagus untukmu!” seru Shin Ah sambil menunjukkan sebuah gaun berwarna hijau muda yang baru saja ia keluarkan dari lemari Soo Jin.
“Lebih bagus yang ini! Ini cocok dengan warna rambutmu!” Giliran So Hyun yang berseru sambil memegang sebuah gaun berwarna coklat muda.
Soo Jin tetap bergeming, ia benar-benar tak berniat pergi ke pesta itu. Hingga perhatiannya teralih pada gaun yang kini berada di tangan Joo Hyun. “Sepertinya aku akan menggunakan gaun itu,” ucap Soo Jin sambil menunjuk kearah gaun itu.
“Pilihan yang bagus! Kita hanya perlu mencari sepatu dan aksesoris yang senada dnegan gaun ini,” ucap Joo Hyun dan beralih kearah tumpukan sepatu Soo Jin yang tertata rapi.
Soo Jin mengamati gaun yang kini ada di tangannya. Meski gaun ini tak diketahui pengirimnya, namun ia ingat akan satu hal.

_~*Flashback*~_
Ratusan orang berlalu-lalang memadati pusat perbelanjaan sore itu. Soo Jin dan Jong Dae baru saja keluar dari sebuah toko buku. Jong Dae memerlukan beberapa buku baru untuk melengkapi pembuatan laporan ilmiahnya yang akan di kumpul beberapa hari lagi.
“Oppa, baegopayo…” lirih Soo Jin sambil memegang perutnya. Tangannya melingkar manja di lengan kiri Jong Dae. Jong Dae hanya tersenyum melihat yeoja-nya itu, lalu berjalan memasuki salah satu restaurant cepat saji.
“Kau ingin makan apa?” tanya Jong Dae sambil menyodorkan buku menu pada Soo Jin.
Soo Jin menolak menu itu dan menatap Jong Dae memohon. “Apa saja, asalkan cepat. Aku sudah lapar, hehe.” Soo Jin tertawa kecil. Tawa yang mendorong Jong Dae masuk ke dalamnya.
Tak lama pesanan mereka datang. Hanya perlu beberapa menit hingga mereka menghabiskan seluruh makanan di atas meja. “Kau sepertinya memang sangat kelaparan, Jinie-ya,” sindir Jong Dae.
“Huh, bukannya sudah ku katakan pada oppa bahwa aku benar-benar lapar?” Soo Jin memegangi perutnya yang sudah terisi kembali.
“Ya, kau memang benar-benar lapar…,” ejek Jong Dae. Namun, Soo Jin tak menghiraukannya, matanya sibuk berkeliling mencari sesuatu.
“Sepertinya aku masih ingin memakan sesuatu...,” ucapnya sambil nyengir kearah Jong Dae.
“Mwo? Neo, jinjja!!” Jong Dae menatap Soo Jin geram. Tak disangka yeojanya yang kurus ini makan begitu banyak.
“Ayolah, oppa… Hanya sebuah ice cream, ne?”
“Ah, ne, ne. Tunggu sebentar.”
“Yeay!”
Jong Dae dan Soo Jin kini sudah berada di luar restaurant. Mereka kembali menyusuri pusat perbelanjaan itu. Mata Soo Jin sibuk meneliti pakaian yang di pajang beberapa etalase toko, sedangkan dirinya masih sibuk menikmati ice cream di tangannya.
“Oppa! Lihat, bukankah itu gaun yang sangat bagus?” Soo Jin memasuki salah satu etalase sambil menarik tangan Jong Dae.
“Ya, memang itu sangat bagus. Tapi, memangnya kau mau kemana memakai gaun seperti itu?” Soo Jin terlihat berpikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan Jong Dae.
“Hmm, mungkin ke pesta musim semi? Entahlah, aku tak tahu.” Soo Jin lagi-lagi meneliti gaun berwarna biru itu dan menemukan harga yang tergantung disana. “Wah! Mahal sekali? Aku tak membawa uang sebesar ini sekarang! Ayo kita pergi, oppa!”
Soo Jin langsung saja menarik tangan Jong Dae untuk keluar dari etalase tersebut. Jong Dae hanya menatapnya aneh. “Lalu, gaunnya?” tanya Jong Dae snagsi.
“Biarkan saja, aku juga tak terlalu ingin membeli gaun itu. Bukankah pesta musim semi masih sangat lama? Aku bisa membelinya lain kali.”
Jong Dae menengok sekali lagi kearah gaun itu dan tersenyum. “Mungkin lebih baik kau tak usah membelinya…,” pikir Jong Dae.

_~*Flashback End*~_
“Oppa, apa itu benar-benar dirimu? Apa kau yang memberikan gaun ini? Tapi kenapa kau tak memberikannya langsung padaku? Oppa, apa kau mendengarku? Tetaplah berada disiku, karena aku ingin oppa melihatku memakainya malam ini. Tunggulah…”


To Be Continued…

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Vignette] Only Hope

Title:  Only Hope Scriptwriter: NanaJji (@nana.novita) Cast(s): Jeon Jungkook [BTS] || Kim Soojin [OC] || Park Yooji [OC] || Kim Yugyeom [GOT7] || Kim Namjoon [BTS] Genre: Romance. Friendship. Hurt. Duration: Vignette Rating: Teen Summary: Salahku yang terlalu berharap padamu

[Oneshot] Brother and Sister Complex

  Title: Brother and Sister Complex Author: Na n aJji (@nana.novita) Length: Oneshot Genre: Romance, family, friendship Main Casts: Kim Myung Soo (INFINITE) || Kim Soo Jin (OC) Rating: PG-15 Summary: Seperti sebuah napza. Berawal dari sebuah kebersamaan, hingga akhirnya membuatnya menjadi candu.

[Vignette] Biscuit

Title: BISCUIT Scriptwriter: NanaJji (@nana.novita) Cast(s): Oh Sehun [EXO] || Kim Soojin [OC] || Kim Jongin [EXO] Genre: Comedy. Friendship. Duration: Vignette Rating: G Summary: Haruskah ia memberitahu Soojin tentang apa yang ingin ia beli? . “ Oppa sungguh ingin membeli itu?” tanya Soojin tak percaya. Sehun hanya dapat mengangguk dengan polos. . . .