Langsung ke konten utama

[Ficlet] No Reasons


Tittle:
No Reasons
Scriptwriter: NanaJji (@nana_jji)
Casts: Choi Junhong/Zelo [BAP] || OC
Genres: Fluff. Romance or Friendship (tergantung bagaimana anda mengimajinasikannya^^)
Duration: Ficlet (600+word)
Ratting: General
Summary:
Karena terkadang suatu hal tak selalu mempunyai alasan



Kim Soojin, tak banyak orang yang mengenal gadis itu ataupun sekedar mendengar namanya tertiup angin.
Seharusnya seperti itu, tapi semua menjadi tidak seharusnya kala ia adalah satu-satunya sahabat dari Choi Junhong. Laki-laki yang memiliki citra diri tidak setenggelam Soojin, malah mungkin jauh di atasnya.
Banyak orang yang tak setuju dengan hubungan yang terjalin diantara keduanya, terlebih hampir seluruh siswi di sekolah mereka iri akan Soojin. Bahkan mereka tak segan-segan memperlihatkannya di depan mata gadis itu. Namun, Soojin tak pernah mengiraukannya. Setidaknya, itu yang Junhong pinta untuk ia lakukan.
Meski terlihat tak peduli, sejujurnya Soojin sangatlah peduli. Mengapa Junhong memilih Soojin untuk menjadi orang yang tak pernah absen dalam hari-harinya? Perlu waktu panjang demi mengumpulkan keberanian untuk Soojin bertanya.
Sampai suatu sore di musim gugur, Soojin dan Junhong sedang melakukan penelitian terhadap beberapa pohon yang mereka tanam beberapa minggu lalu di halaman belakang rumah Junhong. Terlihat dua atau tiga tanaman tumbuh dengan sehat, ada pula yang layu, bahkan tak tumbuh sama sekali.
Setelah menorehkan hasil kerja mereka diatas kertas penelitian, Soojin pun memutuskan duduk di sebuah bangku panjang di halaman itu. Lamat-lamat ia pun akhirnya menanyakan perihal tersebut.
“Karena aku menyukaimu,” jawab Junhong setelah berhasil mendudukkan diri di sebelah Soojin.
“Kenapa?” Junhong mengendikkan bahu. “Pasti kau punya setidaknya satu alasan,” desak Soojin masih mengharapkan sebuah jawaban dari bibir Junhong.
“Coba aku pikirkan.” Junhong mengetuk-ngetukkan ujung jari pada dagunya, mengubrak-abrik otaknya untuk mencari sebuah alasan. “Hmmm, kau tidak cantik.”
“Aku tahu itu. Lalu?”
“Kau juga tidak pintar, populer pun tidak.” Junhong berpikir lagi. “Sifatmu bahkan tidak baik.”
“Ya, aku sering memukulmu, maaf. Lalu alasannya apa? Kurasa yang kau sebutkan tadi bukanlah hal yang baik untuk di jadikan sebuah alasan.”
“Memang.” Junhong menggeser tubuhnya lalu menatap Soojin. “Begini, aku hanya menyukai seorang Kim Soojin, sesederhana itu.”
Soojin tersenyum. Matanya masih tak bisa lepas dari sepasang manik kecokelatan milik Junhong.
“Apa?”
“Apa?” tanya Soojin balik, merasa tidak mengerti dengan pertanyaan yang di lontarkan Junhong.
“Apa maksud dari senyummu itu?” tanya Junhong dengan lebih jelas, kedua matanya menatap Soojin penuh selidik.
“Ya, aku terima alasanmu.” Soojin kembali tersenyum. Senyum yang membuat matanya hampir tak terlihat dan melengkung seperti bulan sabit.
“Lalu bagaimana denganmu? Apa kau juga menyukaiku?” Kini Junhong menatap Soojin penuh harap. Sementara Soojin terkesiap mendengar pertanyaan Junhong lalu dengan cepat mengalihkan pandangannya dari wajah laki-laki itu.
“Ya,” jawab Soojin singkat.
“Alasannya?”
“Apa aku juga harus mengatakan alasannya?” protes Soojin. Junhong mengangguk mantap. Soojin mendengus pelan, merasakan aura bahwa Junhong ingin balas dendam padanya. “Baiklah. Kau tampan.”
“Kau terlalu memuji.” Soojin langsung memutar bola matanya. Sungguh, sahabatnya ini kadang terlalu percaya diri. “Lalu, alasan yang lain?”
“Kau populer dan pintar, juga baik. Kau sering membantuku mengerjakan PR.”
“Alasannya?” Junhong terus mendesak Soojin, memutarbalikkan situasi yang sebelumnya menimpa laki-laki itu.
“Sama sepertimu: tidak ada,” ujar Soojin enteng. Junhong tersenyum. Merasakan déjà vu, Soojin kembali bertanya. “Apa maksud senyummu itu?”
Senyum Junhong merekah lebih lebar, bahkan tatanan giginya yang rapi terpampang jelas. “Tidak ada,” ucapnya lalu.
“Kau selalu tidak punya alasan,” cibir Soojin sambil memperlihatkan raut tidak suka di wajahnya.
“Kau juga.” Junhong tak mau kalah, ia mulai menjulurkan lidahnya mengejek Soojin.
“Jadi kita impas?”
“Kurasa begitu.”
Suasana hening, tak lagi muncul percakapan-percakapan ringan diantara keduanya. Hembusan angin sore yang menyejukkan pun membuai mereka untuk tenggelam dalam dunia masing-masing.
“Aku mengantuk,” ujar Soojin sambil menguap kecil.
“Tidurlah.” Junhong menepuk bahunya, memberikan Soojin ruang untuk bertumpu disana.
“Tapi, satu jam lagi aku harus pergi les.”
“Tiga puluh menit dari sekarang aku akan membangunkanmu.” Junhong menarik kepala Soojin untuk tertidur di bahunya.
“Baiklah.” Kemudian, perlahan Soojin sudah menutup matanya, memasuki alam mimpi dan menari-nari di dalamnya.
Junhong meraih tangan Soojin, menyelipkan setiap jemari miliknya disana. Dan ia pun merasakan jari-jari Soojin membalas genggamannya.
Udara yang menyejukkan serta suasana hangat membuat Junhong ikut terbuai akan ketenangannya. Perlahan namun pasti, kedua kelopak mata indahnya ikut tertutup. Tak memikirkan bagaimana cara ia nanti akan membangunkan Soojin tepat waktu.
Toh, meski mengikuti les, kepintaran Soojin akan tetap seperti itu, pikir Junhong.
.
.
.

END.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Vignette] Only Hope

Title:  Only Hope Scriptwriter: NanaJji (@nana.novita) Cast(s): Jeon Jungkook [BTS] || Kim Soojin [OC] || Park Yooji [OC] || Kim Yugyeom [GOT7] || Kim Namjoon [BTS] Genre: Romance. Friendship. Hurt. Duration: Vignette Rating: Teen Summary: Salahku yang terlalu berharap padamu

[Oneshot] Brother and Sister Complex

  Title: Brother and Sister Complex Author: Na n aJji (@nana.novita) Length: Oneshot Genre: Romance, family, friendship Main Casts: Kim Myung Soo (INFINITE) || Kim Soo Jin (OC) Rating: PG-15 Summary: Seperti sebuah napza. Berawal dari sebuah kebersamaan, hingga akhirnya membuatnya menjadi candu.

[Vignette] Biscuit

Title: BISCUIT Scriptwriter: NanaJji (@nana.novita) Cast(s): Oh Sehun [EXO] || Kim Soojin [OC] || Kim Jongin [EXO] Genre: Comedy. Friendship. Duration: Vignette Rating: G Summary: Haruskah ia memberitahu Soojin tentang apa yang ingin ia beli? . “ Oppa sungguh ingin membeli itu?” tanya Soojin tak percaya. Sehun hanya dapat mengangguk dengan polos. . . .