Langsung ke konten utama

[Vignette] Sorry, I Don't Know


Title:
I’m Sorry, But I Don’t Know
Scriptwriter:
NanaJji (@nana_jji)
Main Cast(s):
Kim Myung Soo [INFINITE] || Kim Soo Jin [OC]
Genre: Romance
Duration: Vignette
Rating: PG-13
Recommended song: Only Learn The Bad Things [B1A4]
Summary:
Segala yang nampak begitu jelas bukan sepenuhnya hal terbaik yang bisa terjadi.


Suara berisik terdengar dari dalam kamar di lantai dua itu. Suara gesekan pintu lemari dengan benda besi terdengar mendominasi. Soo Jin tengah sibuk mencoba satu per satu pakaian yang ada di lemarinya. Mengambil, mencoba, berputar beberapa kali, dan hasil akhir tetap sama, ia melempar pakaian itu dengan sembarangan keatas tempat tidurnya.
Sampai pada gantungan terakhir yang ia lempar, disusul oleh lemparan tubuhnya diatas kasur king size miliknya. Baru saja ia bersorak gembira setelah menerima telepon dari Myung Soo, namun dalam sekejap senyuman itu pudar dengan mudahnya hanya karena ia tak menemukan pakaian yang menurutnya sesuai untuk pergi nanti malam bersama pria itu.
Soo Jin menghentak-hentakan kedua kakinya. Merutuki dirinya yang bodoh. Seharusnya ia sudah mempersiapkan pakaiannya jauh-jauh hari. Hari ini adalah hari jadiannya yang keseratus bersama Myung Soo, tentu saja mereka harus merayakannya, bukan begitu?
Sekitar 30 menit kemudian, Soo Jin turun dari kamarnya. Myung Soo sudah menunggunya di ruang tamu. Sungguh Soo Jin sangat bangga pada diri sendiri, setelah sekitar satu setengah jam ia memilih pakaian, ia pun akhirnya mengenakan setelan rok berwarna cream di atas lutut dan kemeja tanpa lengan berwarna senada. Simple memang, tapi Soo Jin tahu Myung Soo menyukainya. Terlihat dari senyuman Myung Soo yang sedikit pun tidak luntur dari awal ia menuruni tangga.
“Lama menunggu?” tanya Soo Jin begitu sampai di hadapan Myung Soo. Myung Soo menggeleng pelan. Tak lama kemudian, mobil sport hitam milik Myung Soo sudah melenggang dari kediaman Soo Jin.

_~**-**~_

Myung Soo membawa mobilnya berkeliling kawasan boutique yang berjajar rapi di pinggir jalan. Dan memakirkan benda hitam bermesin itu di depan salah satu boutique.
“Kita sampai,” ucapnya pada Soo Jin yang sedaritadi hanya memperhatikan keluar jendela. Myung Soo turun terlebih dahulu dan membukakan pintu untuk Soo Jin.
“Untuk apa kita kemari, oppa?” tanya Soo Jin bingung. Ia mengira Myung Soo akan mengajaknya makan malam di sebuah restaurant. Tapi, nyatanya mereka berhenti di sebuah boutique sekarang.
“Kita akan memilih baju,” jawab Myung Soo singkat dan menggandeng tangan Soo Jin untuk masuk ke dalam gedung tersebut. “Pilihlah pakaian yang menurutmu bagus.” Myung Soo berbisik begitu mereka berada di dalam boutique.
Senyum Soo Jin mengembang mendengar ucapan Myung Soo. Soo Jin melempar pandangannya seisi ruangan. Ruangan itu dipenuhi oleh ratusan gaun beserta dress untuk wanita, tentunya. Dan beberapa setelan jas yang menggantung rapi dekat kaca boutique.
Oppa! Menurutmu, mana yang lebih bagus??” Soo Jin menenteng dua buah gaun yang berbeda dan menyodorkannya tepat dihadapan Myung Soo. Myung Soo mengamati gaun-gaun itu dengan seksama, sedangkan tubuhnya terduduk santai di atas sofa. “Tapi, aku sangat menyukai yang biru ini, oppa.”
“Baiklah, aku pilih yang berwarna hijau.” Myung Soo bangkit dari duduknya dan mengambil dua gaun itu dari tangan Soo Jin. Kemudian ia melangkah menuju kasir untuk membayar tagihannya. Sedangkan di sisi lain, Soo Jin masih berdiri di tempatnya dengan wajah kesal.
“Bukankah tadi dia yang menyuruhku untuk memilih baju? Percuma saja kalau dia bisa memilihnya sendiri!” ucap Soo Jin kesal. Ia menatap Myung Soo yang kini sedang berbicara dengan petugas kasir.
Myung Soo telah selesai membayar tagihannya, namun ia tak menemukan Soo Jin berada di sekitar sana. Myung Soo pun dengan langkah panjang mencari keberadaan yeoja itu dan perasan lega menghampirinya begitu ia melihat Soo Jin berada di beberapa gantungan aksesoris.
“Sudah selesai?” tanya Myung Soo begitu berada di samping Soo Jin. Gadis itu hanya menampakkan wajah kesalnya kearah Myung Soo lalu meletakkan sebuah kalung yang sedari tadi ia pegang.
“Kurasa itu kalung yang bagus…,” ucap gadis itu sambil memperhatikan kalung yang kini sudah kembali tergantung. “MSJ. Myung Soo Jin, benarkan oppa?”
“Ya, sepertinya bagus. Kajja, kita masih harus pergi ke tempat lain.” Myung Soo meraih tangan Soo Jin dan membawanya keluar dari boutique itu, sedangkan Soo Jin sendiri hanya menatap Myung Soo tak percaya. Namja itu benar-benar ajaib!
Myung Soo menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah besar nan luas yang kini ramai oleh pernak-pernik dan lampu yang berkilauan, tak lupa sedaritadi puluhan orang berlalu-lalang memasuki rumah tersebut.
“Kita sudah sampai,” kata Myung Soo sambil membukakan pintu mobil untuk Soo Jin kemudian menggandeng lengan gadis itu memasuki rumah tersebut. Soo Jin tak berkata apapun hingga ia sampai di hadapan sepasang orang yang ia kenal.
Annyeong haseyo,” sapa Soo Jin lalu membungkuk memberi hormat yang kemudian di susul oleh Myung Soo.
“Jinie-ya, kamu cantik sekali hari ini.”
Ne, kamsahamnida.” Soo Jin tersenyum kearah wanita dewasa itu begitu pula dengan laki-laki yang sudah berumur sekitar setengah abad disampingnya. Rasa penasaran pun akhirnya memaksa Soo Jin untuk bertanya. “Ngomong-ngomong, ini acara ap ̶ ?”
Eomma, dimana dia?” Myung Soo dengan cepat memotong pertanyaan Soo Jin dan lagi-lagi membuat semburat menyebalkan di wajah cantik gadis itu. Eomma Myung Soo pun  memberi isyarat dengan matanya. “Kajja!” Myung Soo menarik tangan Soo Jin menuju kedepan kerumunan.
Oppa, ige mwoya? Rumah siapa ini?” Soo Jin mendekatkan tubuhnya dan berbisik kearah Myung Soo. Terlihat ia sedang menimbun banyak pertanyaan di otaknya. Namun Myung Soo tetap bergeming dan menuntun Soo Jin ke tempat tujuannya.
“Nam Joo-ya!” Gadis dengan gaun selutut berwarna hitam memutar badannya, membuat Soo Jin dapat melihat wajahnya dengan jelas lalu melempar senyum.
“Nam Joo-ya, kenalkan ini Soo Jin. Soo Jin-ah, ini Nam Joo, sepupuku. Ini pesta ulang tahunnya.” Nam Joo dan Soo Jin saling bersalaman begitu Myung Soo memperkenalkan mereka. “Ini hadiahmu.” Myung Soo menyerahkan bungkusan yang Soo Jin ketahui berisi gaun yang baru saja mereka beli.
Satu kesimpulan yang bisa Soo Jin tarik hari ini; Myung Soo mengajaknya keluar hari ini bukan karena hari jadi mereka, begitupula Myung Soo menyuruhnya untuk memilih gaun bukan untuk dirinya, melainkan hanya untuk ulang tahun sepupunya itu, Kim Nam Joo.
Mobil hitam itu berhenti tepat di depan kediaman Soo Jin. Gadis itu membuka pintu mobil dengan sendirinya dan turun begitu saja. Membuat Myung Soo yang baru menatap kearahnya setelah sibuk mencari sesuatu di bangku belakang harus menghela napas panjang.
Dengan terpaksa Myung Soo membawa mobilnya meninggalkan kediaman Soo Jin.

_~**-**~_

Malam itu Soo Jin tidur dengan gelisah. Ia kesal, tentu saja. Lalu ia harus apa? Pertanyaan itu terus berputar-putar di kepalanya sepanjang malam, hampir saja membunuhnya. Namun ia beruntung, karena keesokkan harinya hanya muncul lingkaran hitam yang tebal di bawah matanya (apa benar ia beruntung?). Tentu saja tidak, beruntungnya  hari itu adalah hari minggu dan ia tak harus pergi kemana-mana.
Soo Jin menatap langit kelabu dari balkon kamarnya. Sepertinya langit pun ikut bersedih karenanya. Rintik-rintik hujan sedaritadi tak henti menyerang permukaan tanah yang kering karena sudah hampir seminggu ini tak pernah turun hujan. Namun suasana di luar sana nampak sibuk oleh orang yang saling berlalu-lalang.
Di antara orang-orang itu Soo Jin dapat dengan mudah mengenali laki-laki itu. Namun Soo Jin sedikit ragu, apa yang namja itu lakukan di bawah derasnya hujan?
“Bodoh,” umpat Soo Jin begitu ia melihat namja itu sudah berhenti di depan gerbang rumahnya. Soo Jin langsung berlari menuruni tangga dan mengambil payung yang ada di sebelah pintu.
Tanpa memakai alas kaki, gadis itu berlari menghampiri Myung Soo. Sedangkan Myung Soo menatap Soo Jin terpaku.
Oppa…,” ucap Soo Jin sambil membuka gerbang dan mendekati Myung Soo agar terpayungi.
“Ji-jinie-ya,” ucap Myung Soo terbata, antara kelelahan habis berlari atau memang karena dinginnya di guyur hujan. “Aku ingin memberikanmu ini.” Tangan Myung Soo mengulurkan sebuah kotak berukuran sedang. “Maaf, kemarin oppa tak sempat ̶ “
“Bodoh!” teriak Soo Jin memecah derasnya hujan. “Oppa datang hujan-hujanan hanya untuk memberiku ini? Dan sekarang hadiah itu basah. Oppa kira aku mau menerima hadiah seperti itu?! Oppa kira aku mau memaafkan oppa?! Karena sejujurnya aku sangat kecewa kemarin, dan lebih dari itu…”
Soo Jin mengambil napas.
“Aku, aku benar-benar khawatir melihatmu kehujanan seperti ini!!” Soo Jin menyerang Myung Soo dengan pelukannya, air mata gadis itu turun satu per satu. “Kalau oppa sakit bagaimana? Siapa juga yang akan repot? Aku, oppa!! Aku benar-benar benci padamu!!”
“Jinie-ya, kau kehujanan…”
“Biar! Lihat diri oppa. Oppa juga kehujanan!” Soo Jin masih menangis dalam pelukan Myung Soo.
“Tapi, kau bisa sakit.”
“Lalu bagaimana denganmu, oppa? Sudahlah, sekali-kali oppa harus merasakan bagaimana menjadi aku karena memiliki namja seperti oppa!!”
Myung Soo hanya bisa terdiam mendengar perkataan kekasihnya itu. Mungkin terkadang Myung Soo memang menjadi namja yang menyusahkan untuk Soo Jin. Dan Myung Soo menyesali hal itu.
“Maaf,” ujar Myung Soo tulus. Meski sejujurnya, Myung Soo pun masih tak tahu letak kesalahannya.
“Maaf untuk apa?” Soo Jin mendongakkan sedikit kepalanya untuk menatap Myung Soo. Gadis itu tahu, bahkan sangat tahu bahwa saat ini Myung Soo juga menanyakan hal yang sama pada dirinya sendiri.
Myung Soo hanya terdiam. Ia hanya merasa bersalah, tapi tak tahu letak kesalahannya. Yah, seperti itulah Myung Soo. Sementara Soo Jin sudah kembali menenggelamkan kepalanya di dalam dada Myung Soo. Gadis itu mulai merasa kedinginan karena hujan tak kunjung reda. Setidaknya, berada dekat dengan Myung Soo sudah menjadi obat ampuh untuk menghangatkannya.
Soo Jin melepaskan pelukan Myung Soo. Gadis itu tersenyum simpul, sedang matanya menatap Myung Soo teduh.
“Aku kedinginan,” ujar Soo Jin lalu melangkah ke dalam rumah. Tak lagi menunggu Myung Soo untuk menjawab pertanyaannya, karena Soo Jin jelas tahu apa yang akan keluar dari mulut Myung Soo; tidak ada.
Ya, Soo Jin tak memerlukan jawaban dari Myung Soo lagi. Tak perlu kata-kata dari mulut yang bisa saja berbohong. Soo Jin hanya perlu menatap sepasang mata Myung Soo, dan Soo Jin akan tahu kebenarannya.
Bahwa Myung Soo tak pernah bermaksud atas segala kekesalan yang menghampiri Soo Jin. Myung Soo hanya ingin yang terbaik untuk gadis itu. Hanya saja, untuk memahami gadis itu, Soo Jin rasa…
…Myung Soo tak pintar bermain petak umpet.
.
.
.

KKEUT!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Vignette] Only Hope

Title:  Only Hope Scriptwriter: NanaJji (@nana.novita) Cast(s): Jeon Jungkook [BTS] || Kim Soojin [OC] || Park Yooji [OC] || Kim Yugyeom [GOT7] || Kim Namjoon [BTS] Genre: Romance. Friendship. Hurt. Duration: Vignette Rating: Teen Summary: Salahku yang terlalu berharap padamu

[Oneshot] Brother and Sister Complex

  Title: Brother and Sister Complex Author: Na n aJji (@nana.novita) Length: Oneshot Genre: Romance, family, friendship Main Casts: Kim Myung Soo (INFINITE) || Kim Soo Jin (OC) Rating: PG-15 Summary: Seperti sebuah napza. Berawal dari sebuah kebersamaan, hingga akhirnya membuatnya menjadi candu.

[Vignette] Biscuit

Title: BISCUIT Scriptwriter: NanaJji (@nana.novita) Cast(s): Oh Sehun [EXO] || Kim Soojin [OC] || Kim Jongin [EXO] Genre: Comedy. Friendship. Duration: Vignette Rating: G Summary: Haruskah ia memberitahu Soojin tentang apa yang ingin ia beli? . “ Oppa sungguh ingin membeli itu?” tanya Soojin tak percaya. Sehun hanya dapat mengangguk dengan polos. . . .