Langsung ke konten utama

[Vignette] Change



Title: 
Change
Scriptwriter: 
NanaJji (@nana.novita)
Cast(s): 
Jeon Jungkook [BTS] || Kim Soojin [OC] || Kim Taehyung [BTS]
Genre: Romance. Family.
Duration: Vignette
Rating: PG-17
Summary: 
Your warm hands, your soft smile
In your world
It’s all beautiful
.
.
.
“Wae? Kenapa kau tidak menghubunginya? Dia terus bertanya padaku tentang kabarmu.” Taehyung berbicara dengan ponsel menempel di telinganya. Duduk di pojok dengan suara berbisik-bisik, persis seperti seorang mata-mata. Tapi bukan itu yang sedang Taehyung lakukan, ia hanya sedang menerima telepon dari adiknya.
“Ku pikir jika aku menghubunginya, aku akan mengganggu. Bukankah kalian sedang sibuk promosi album terbaru?” Suara di seberang menjawab dengan keraguan.
“Tapi kau menghubungiku, kau pikir itu tidak mengganggu?” tanya Taehyung dengan sedikit kesal. Ia tak mengerti apa yang sedang adiknya pikir.
“Oh, jadi aku mengganggu? Baiklah aku akan tutup teleponnya.”
“Andwae. Kau tahu, bukan begitu maksudku. Apa kalian ada masalah? Bertengkar?” Taehyung tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya lagi. Heran pula, mengapa ia harus terlibat diantara hubungan sepasang remaja seperti ini.
Gadis di seberang menggeleng, meski ia tahu kakaknya tidak akan bisa melihatnya. “Baiklah, aku akan menghubunginya nanti. “Oppa gwenchana? Pasti sangat lelah, bukan? Aku melihat koregrafinya begitu susah.” Ia mulai beralih pada topic lain.
“Oh, kau bahkan baru menanyakan kabarku? Sepertinya aku kalah penting dengan namja-mu itu.” Terdengar tawa kecil dari seberang. “Aku baik-baik saja. Kau juga harus menjaga kesehatanmu, jangan−oh, dia datang, dia datang. Ku tutup teleponnya.”
Klik. Sambungan terputus. Taehyung berakting seolah tak terjadi apa-apa, seakan-akan ia baru saja menghubungi orang lain, bukan adiknya sendiri.
“Hyung, kajja. Manager hyung sudah memanggil.” Orang yang baru saja menjadi bahan perbincangannya di telepon memanggilnya. Taehyung berdiri lalu menghampiri laki-laki itu, mengajaknya segera keluar ruangan. “Hyung, apa yang menelepon tadi itu Soojin?” tanya laki-laki itu sambil melangkah menuju pintu.
“Ani, nae eomma.”
.
.
.
“Kamsahamnida.”
“Kamsahamnida.”
Anggota BTS memasuki ruangan disertai dengan tepuk tangan dari sunbaenim-nya. Mereka lagi-lagi memenangkan piala di acara musik. Sebuah hal yang pantas mereka dapatkan setelah kerja keras mereka dalam pembuatan full album kali ini.
Setelah mengambil beberapa buah foto bersama, para anggota BTS mengistirahatkan diri sebentar sebelum mengadakan interview dari acara musik yang sama. Disaat sedang mengambil foto berdua dengan Jimin, Jungkook merasakan ponselnya bergetar. Sebuah panggilan. Laki-laki itu langsung keluar ruangan dan mencari toilet, terlalu bising di dalam sana untuk menerima telepon.
“Penampilan kalian sangat bagus,” ujar suara di seberang tanpa sebuah sapaan.
“Neo jigeum eodiya?” tanya Jungkook tampak tergesa.
“Na? Rooftop di gedung yang sama denganmu.” Benar sudah perkiraan Jungkook. Ia yakin melihat wajah itu diantara ratusan penonton, ia tidak mungkin salah.
“Oke, jangan kemana-mana. Aku segera kesana.” Dengan segera Jungkook keluar dari toilet dan berlari kecil menuju lift.  Sampai di depan pintu rooftop, ia berhenti sejenak. Mengambil napas dengan teratur karena ia berlari menaiki dua lantai. Sedikit menyebalkan karena lift tidak bisa sampai di lantai teratas.
Ceklek. Ia memegang gagang pintu dan membukanya perlahan. Jungkook langsung menemukan gadis itu berdiri belasan meter di depannya. Pintu itu kemudian ia kunci, hanya antisipasi agar tidak ada yang menemukannya ada disana. Jungkook melangkahkan kakinya perlahan lalu menghampiri gadis yang membelakanginya.
“Apa yang sedang kau lihat, hm?” Jungkook langsung memeluk gadis itu dari belakang, membenamkan kepalanya di leher kiri gadisnya.
“Neo waseo? Aku hanya sedang menikmati bintang. Lihatlah, langit begitu cerah malam ini,” ujar gadis yang tak lain adalah Soojin, adik Taehyung. Ia memeluk erat tangan Jungkook yang kini melingkari pinggangnya.
Lama waktu terlewati, mereka hanya terdiam di posisi yang sama. Begitu menikmati suasana malam yang sunyi dengan semilir angin disana, atau sesungguhnya mereka sama-sama sedang memikirkan sesuatu yang cukup berat.
“Aku benar-benar merindukanmu. Kau pasti tidak, bukan? Kau bahkan tidak menghubungiku seminggu ini, tapi sempat menghubungi Taehyung hyung.” Jungkook membuka sua lebih dulu. Ia tak mau menebak-nebak lagi mengapa Soojin tidak menghubunginya, mengapa gadis itu seakan menjauh darinya. Ia lebih baik bertanya langsung, namun sebenarnya ia sendiri takut akan jawaban gadis itu.
Soojin melepas lingkar tangan Jungkook lalu membuat laki-laki itu kini berhadapan dengannya. “Menurutmu, untuk apa aku datang kesini berdesak-desakkan, padahal aku bisa menontonnya di rumah dengan nyaman? Aku merindukanmu, sungguh. Aku ingin melihatmu langsung seperti ini, mendengar suaramu tanpa melalui audio media apapun.”
Gadis itu menempelkan kedua tangannya di pipi Jungkook dan menatap intens kedua mata laki-laki itu. Begitupula dengan Jungkook, ia tak membiarkan sedikitpun tatapan Soojin lepas darinya. Ia sangat merindukan manik itu, tapi kali ini Jungkook rasa ada sedikit yang berbeda dari tatapan gadisnya.
“Lalu mengapa? Mengapa kau tidak menghubungiku? Beberapa kali kau bahkan memutuskan hubungan teleponku. Wae?” Wajah Jungkook tampak serius saat ini, seketika Soojin langsung memalingkan pandangannya,  dan menurunkan tangannya dari wajah Jungkook. “Lihat, kau bahkan tidak berani menatapku saat ini. Kau tidak bisa berbohong dariku, Jinie-ya.”
Jungkook menarik nagu Soojin dengan telunjuknya, membuat gadis itu mau tak mau harus menatap kedua matanya sekarang. “Aku hanya merindukanmu yang dulu, Kook. Aku… aku, di luar sana aku tidak lagi melihat Jungkook yang aku kenal, ku rasa aku melihat orang lain. Aku lebih suka Jungkook yang dulu selalu memamerkan gigi kelincinya, bukan seperti saat ini yang sibuk memamerkan tubuhnya yang bagus itu, dan ekspresimu… aku sungguh tidak tahu itu siapa.”
Jungkook menahan tawa. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa hal itu yang akan Soojin katakan. Laki-laki itu meraih tangan Soojin lalu menempelkannya lagi di wajahnya. “Apa ini karena insiden pakaianku yang robek di atas panggung kemarin?”
Soojin mengangguk. “Salah satunya, lalu hand stand?” ujarnya yang kini mengundang senyuman yang Soojin benar-benar inginkan. Senyum seorang Jeon Jungkook yang memperlihatkan sepasang gigi kelincinya. Soojin sangat menyukai itu.
“Baiklah, masalah itu aku sungguh minta maaf. Aku tidak menyadarinya, sungguh, aku tidak melakukannya dengan sengaja.  Hand stand? Apa itu membuat perutku terlihat?” Lagi-lagi Soojin mengangguk polos. “Oh, aku bahkan tidak menyadarinya. Itu bagian dari koreografiku, aku tidak bisa melakukan apa-apa,” ujar Jungkook penuh penyesalan.
“Tapi setidaknya kau bisa minta pada stylis noona agar bajumu dimasukkan saja, dan ketika melakukan hand stand, boom! Perutmu tidak terlihat,” ujar Soojin sambil memasukkan baju Jungkook, mencontohkannya.
“Arraseo stylis noona,” gurau Jungkook yang berhasil membuat Soojin mengangkat tangannya. Tapi sebelum gadis itu sempat memukulnya, laki-laki itu sudah menarik Soojin ke dalam pelukannya lebih dulu. “Lalu apa lagi? Ekspresiku?” Soojin menganggukkan kepalanya yang berada di atas bahu kiri Jungkook. “Baiklah, aku akan mengubahnya besok.”
“Gomawo,” ujar Soojin sambil mengangkat tangannya untuk membalas pelukan Jungkook. Gadis itu sudah mampu tersenyum, kekhawatirannya sirna. Dan mulai esok dia bisa melihat Jungkooknya, bukan orang asing lagi.
Hal yang sama Jungkook rasakan. Ia senang bisa melihat Soojin tersenyum dengan leluasa lagi, ia senang melihat tatapan itu kembali. Laki-laki itu pun semakin mengeratkan pelukannya. Ia ingin menghabiskan waktunya bersama Soojin dengan sebaik-baiknya, sebelum ia kembali ke rutinitas yang membuatnya harus merindukan gadis itu berlama-lama.
“Oh, ya. Selamat atas kemenangannya, aku sangat bangga pada kalian. Terutama padamu, aku tidak menyangkan Jungkookku sudah tumbuh sebesar ini.” Soojin menepuk-nepuk punggung Jungkook layaknya seorang ibu.
“Lalu, apa hadiahku? Apa aku tidak mendapatkan hadiah sama sekali?” Jungkook melepaskan pelukannya sebagai tanda protes.
Soojin tampak berpikir lalu detik berikutnya dia menyunggingkan senyuman manis. Cup. Sebuah kecupan mendarat di pipi kiri Jungkook. Laki-laki itu tampak terkejut lalu menatap Soojin dalam diam.
“Sarang−.”
Belum sempat Soojin mengakhiri kalimatnya, Jungkook sudah menarik dagu gadis itu dan menempelkan bibirnya di atas milik Soojin. Gadis itu sempat terkejut, tapi akhirnya ia ikut memejamkan matanya.
Jungkook tahu benar perubahan apa yang dimaksud Soojin, ia sendiri merasakannya. Perubahan itu di dalam dirinya, namun ia tak tahu mengapa. Mungkin salah satu bentuk pendewasaan? Jungkook tak mau ambil pikir, asalkan perubahan itu tidak membuatnya harus kehilangan Soojin, ia rasa itu baik-baik saja.
.
.
.
END


Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Vignette] Only Hope

Title:  Only Hope Scriptwriter: NanaJji (@nana.novita) Cast(s): Jeon Jungkook [BTS] || Kim Soojin [OC] || Park Yooji [OC] || Kim Yugyeom [GOT7] || Kim Namjoon [BTS] Genre: Romance. Friendship. Hurt. Duration: Vignette Rating: Teen Summary: Salahku yang terlalu berharap padamu

[Oneshot] Brother and Sister Complex

  Title: Brother and Sister Complex Author: Na n aJji (@nana.novita) Length: Oneshot Genre: Romance, family, friendship Main Casts: Kim Myung Soo (INFINITE) || Kim Soo Jin (OC) Rating: PG-15 Summary: Seperti sebuah napza. Berawal dari sebuah kebersamaan, hingga akhirnya membuatnya menjadi candu.

[Vignette] Biscuit

Title: BISCUIT Scriptwriter: NanaJji (@nana.novita) Cast(s): Oh Sehun [EXO] || Kim Soojin [OC] || Kim Jongin [EXO] Genre: Comedy. Friendship. Duration: Vignette Rating: G Summary: Haruskah ia memberitahu Soojin tentang apa yang ingin ia beli? . “ Oppa sungguh ingin membeli itu?” tanya Soojin tak percaya. Sehun hanya dapat mengangguk dengan polos. . . .